9. Sensi Lagi

87 9 5
                                    

Hope you like it!

ㅡㅡㅡ=<>=ㅡㅡㅡ

Hari ini jamkos.

Eh, nggak juga sih. Maksudnya, guru hanya masuk memberikan soal dan sedikit kata-kata mutiara lalu pamit untuk mengurus kegiatan Kunjungan Pelajar.

Iya, kegiatannya hari ini.

Yuna yang notabene-nya panitia pun sudah tak terlihat dari awal aku masuk ke kelas, hanya tasnya. Dia sibuk banget kayaknya. Ya iyalah! Kan dia panitia acara, pasti banyak banget yang diurus.

Kasian banget, padahal kemarin malam dia terus-terusan merengek di telepon bilang nggak mau jadi panitia.

Saat ini aku berjalan sendirian menuju kantin untuk membeli apa pun yang bisa ditelan.

Meninggalkan kelas yang lagi heboh-hebohnya karena insiden celana Fathur yang sobek akibat terpeleset waktu dikejar Dewa.

Permasalahannya dimulai dari si tukang bolos itu yang entah kesambet apa tiba-tiba mau kerja tugas, tapi gak punya pulpen. Jadi dia berniat buat nyolong punya Dewa namun sayangnya malah ketahuan.

Mereka pun kejar-kejaran hingga akhirnya Fathur terpeleset dengan posisi split. Iya, kaki kanannya lurus kedepan dan yang kiri lurus kebelakang. Kebayang gak ngilunya?

Lalu Andre dan Bagas dengan sigap membantu Fathur berdiri, soalnya kata Fathur kakinya kaku, gak bisa balik.

Nah, pas diangkat, semua orang langsung sadar kalau celana sekolahnya Fathur sobek. Mana sobekannya tuh panjang×lebar dan tepat di area anunya.

Cewek-cewek kompak berteriak sedangkan yang laki-lakinya sibuk ketawa sampai guling-guling. Termasuk Andre.

Tapi belum berakhir disitu, Rachel tiba-tiba menghampiri Fathur dan menyodorkan rok mukenanya.

"Pake dulu gih. Ntar lo cari benang, gue jahitin," kata gadis itu yang langsung disoraki anak-anak IPA 2.

"CIEEEEEE"

"ASHIAAAP"

"SOSWIT AMAT SI MBA NYA"

"STEVE? APA KABAR BOS? OKE GAK?"

Iya, semua orang juga tau Stevan suka sama Rachel.

Rachel juga sebenarnya suka sama Stevan, dia pernah cerita padaku.

Tapi ada satu hal yang membuat Rachel tak mau membalas perasaan anak itu.

Mereka beda agama.






"Bi, es teh satu dong hehe.."

"Oke non! Tunggu yaa"

Selagi menunggu, aku memasukkan beberapa batagor ke dalam kantong plastik lalu merogoh saku seragam untuk mengambil sejumlah uang.

"Nih es tehnya," kata bibi kantin.

Aku pun menyodorkan selembar uang 10 ribu untuk membayar es teh dan batagor yang ku beli.

Saat berbalik, aku terkejut melihat Dirga yang berdiri tepat di belakangku sambil memasukkan kedua tangan ke dalam kantong celananya.

Untungnya tak ku tabrak, kalau iya bisa-bisa es teh ku tumpah.

"Minggiㅡ"

"Bi, minta es batu. Ada yang keseleo."

"Wokee!"

Kemudian Dirga beralih menatap ku. "Temen lo yang keseleo, dia di UKS sekarang."

Aku mengerutkan kening, "siapa?"

Tetangga DoangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang