Part 4🔪

357 10 0
                                    

🔪🔪🔪

AUTHOR POV

09.46

Dilihat dari design interior kamar, dapat dipastikan pemiliknya seorang pria. Lihatlah, ruangannya dipenuhi warna yang pirau, kasur king size dengan warna gray slate, berbagai benda piranti berwarna silver, penerangan yang minim, lantai marmer graphite, sofa black charcoal, ruang kerja yang samar muka, ruang bar yang dipenuhi warna red crimson. Terlalu bonafide sekali bahwa pemiliknya tidak menyukai sesuatu yang mencolok. Entah kenapa pemiliknya sangat menyukai warna sejenis itu seakan keberadaannya di dunia ini tidak ingin diketahui oleh siapapun.

 Entah kenapa pemiliknya sangat menyukai warna sejenis itu seakan keberadaannya di dunia ini tidak ingin diketahui oleh siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elusif dan Tertutup.

Dua kata yang sangat eksak untuk penghuninya.

Terdengar sayup-sayup lantunan musik yang cukup keras tersembunyi dibalik pintu salah satu ruang dari beberapa ruangan yang ada.

Ruang bar.

Jika kau masuk ke ruangan ini sudah tak dapat terelakkan lagi bulu kudukmu akan berdiri perlahan. Minimnya penerangan  semerah crimson menambah kesan horor. Musik yang perlahan terdengar seakan mampu menyudutkanmu, mencekikmu, mengulitimu dan membunuhmu secara perlahan. Menambah gairah sang penikmat darah dalam melancarkan aksinya memporak-porandakan nyawamu yang terkapar tak berdaya pada lantai marmer yang dingin. Mendengar rintihan-rintihan kecil mendesak agar nyawamu lebih baik segera dicabut daripada merasakan sakitnya kulitmu terbeset secara perlahan.

Terlihat kontur seorang pria gagah dengan salah satu tangannya memegang glass wine sedang duduk di single sofa dengan tenang yang berwarna ruby. Sebuah foto keluarga berhasil dipegang sang pria dengan tangan lainnya yang bebas.

Sebuah seringaian mematikan terbit dari bibir penuhnya. Tatapan tajam melebihi apapun menyiratkan hasrat tinggi untuk membunuh. Menatap sebuah foto yang sangat menarik perhatiannya. Ya, menarik untuk menikam satu persatu jiwa yang terpatri disana.

Terdengar bunyi dering telefon pintar yang berada pada meja marmer garnet kosong yang berhasil mengalihkan pandangannya dari foto album. Seketika Ia menyurutkan senyum dan mengerutkan dahi seakan dering telefon yang terdengar sangat mengganggu aktivitas kesukaannya. Pandangannya perlahan menuju pada telefon yang berdering tersebut. Diletakkannya secara perlahan glass wine yang Ia pegang pada meja. Menekan tombol hijau dan mendekatkan benda tersebut pada telinganya. Lalu, bola matanya yang berkilat hasrat membunuh beralih menuju foto itu lagi.

“Tuan Edgard, saya mendapatkan kabar yang sangat baik Tuan” ucap seorang pria di seberang telefon sana.

“Katakan saja. Bila informasi tidak penting yang kudengar, akan kupastikan organ dalammu berada ditanganku karena mengganggu aktivitasku” ucap dingin pria tersebut tanpa mengalihkan pandangannya dari benda di tangannya. Percayalah, bulu kudukmu akan berdiri mendengar ucapan pria tersebut.

MI ESPOSO PSICOPATA ✅ (ON GOING)  (VOL. I) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang