"kita sampai di desa heroville," ucap Zenith,
"heroville? Kenapa namnya begitu" ucap Azra,
"desa ini diberi nama Heroville karena disini ada turnamen pahlawan, oh iya besok ada turnamen, apa kalian mau menonton?" ucap Putri Ruby,
"bagaimana kalau kami ikut, apa boleh?" ucap Azra,
"boleh! Ini akan seru, aku yang daftarkan," ucap Putri Ruby,
"kau saja aku tidak mau," ucap Zenith
Putri Ruby membantu Azra mendaftarkan diri di turnamen hero. Keesokan harinya,
Para petarung berkumpul, mereka bersiap di posisi masing masing, para petarung melakukan duel dengan senjata atau kekuatan yang dimiliki.
"lawanku pengguna angin, ini akan mudah" ucap azra
Pertarungan pertama dimulai, lawan Azra memulai pertarungan dengan menghembuskan angin yang sangat kencang, Azra menarik pedang pusaka dan mengeluarkan tebasan api, yang membuat angin terbelah menjadi dua,
"dia menggunakan itu di turnamen? Apa tidak apa apa?" ucap Zenith, pengguna angin tersebut melompat menghindari serangan Azra, dan mengeluarkan boomerang angin. Azra menancapkan pedang ke arena, tiba tiba dari bawah tanah muncul semburan api yang menangkis boomerang tersebut.
"semua serangan tidak ada yang kena? Kalau begitu terpaksa harus gunakan ini," ucap pengguna angin tersebut, ia mengeluarkan pusaran angin yang cukup besar, dengan cepat Azra mencabut pedang, dan membelah pusaran angin tersebut dengan pedangnya. Azra melanjutkan serangan dengan menebas pedang pusaka, sehingga lawannya terlempar sampai keluar dari arena.
Pertarungan babak pertama selesai.
Babak kedua Azra melawan seseorang dengan kapak, "ini akan lebih mudah karena lawan tidak menggunakan sihir," ucap Azra. Pria itu mengambil kapaknya, dan langsung menyerang dengan brutal.
"jadi seperti ini tekniknya, meski tidak bisa mengenai lawan, tapi lawan juga tak bisa mengenainya, cukup pintar," ucap Azra selagi mengelak serangan pria berkapak itu. Dengan cepat Azra melompat, tiba tiba. Pegangan kapak itu terbelah menjadi dua.
Babak ketiga dimulai, Azra melawan Quick, kesatria air.
Quick bersiap menyerang, Azra mengambil ancang ancang. Quick mulai menyerang, Quick memulai dengan melemparkan bola bola air. Azra mengelak serangan dan menyerang balik dengan bola bola api, Quick menahan serangan dengan membuat pelindung dari air. Dengan cepat Azra menyerang Quick dari belakang, sehingga Quick terlempar jauh ke tengah arena.
"menyerang dari belakang? Pengecut," ucap Quick,
"hey fokus," ucap Azra,
Tiba tiba keluar semburan api dari bawah arena. Quick berusaha mengelak tapi terlambat, Quick mengumpulkan kekuatan, ia membentuk seekor naga air. Pusaka api Azra mengeluarkan api, matanya berubah menjadi merah,
"ma...mat..mat..mata itu kenapa matanya berubah? Seperti api yang menyala," ucap Quick, naga air tersebut menyerang Azra, Azra menebas pusaka api, tiba tiba muncul seekor Phoenix, dan Phoenix tersebut mengundang perhatian para penonton, menahan serangan naga tersebut, dan naga tersebut berubah menjadi uap. Phoenix tersebut menyerang Quick, sehingga ia tidak bisa berdiri lagi.
Pertandingan selesai, pejuang yang tersisa beristirahat untuk pertarungan terakhir. Babak terakhir dimulai, pertandingan antara Azra dengan juara bertahan Leo pengguna petir.
Azra bersiap dengan pusaka apinya yang sudah menyalakan api dari sebelum pertandingan, sedangkan Leo bersiap dengan tombaknya yang mengeluarkan petir sejak Azra menyalakan Pedangnya, pertandingan dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azra dan Pusaka Api
FantasyAkankah kehancuran akan terjadi di lembah yang telah damai selama berabad abad ini? Saksikanlah, kehancuran sebenarnya...