18::Maaf

5.1K 689 192
                                    

Yuni segera keluar kamarnya dan menutup pintu itu dengan rapat-rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuni segera keluar kamarnya dan menutup pintu itu dengan rapat-rapat

"AKH!!!" Rintihnya saat tangan kekar sang kakak menjambak rambut nya

"Lo pasti males-malesan kan dikamar sampe ngga dateng-dateng padahal gue udah manggil berkali-kali diluar?!"

"Maaf kak, tadi aku lagi ngerjain tugas soalnya"

"Tugas? Mana tugas lo? Biar gue liat seberapa sibuknya lo ngerjain tugas" Bangchan langsung berhenti menjambak adiknya dan berlalu untuk menuju kamar Yuni.

"JANGAN KAK!" teriaknya secara spontan dan langsung berdiri didepan kakaknya untuk menghalangi jalan menuju kamarnya karena di dalam kamar itu masih ada Hyunjin.

"Ck! Emang ada apasih di kamar lo? Tapi gue juga nggak peduli sih. Mending sekarang cepetan ambilin gue minum!"

Yuni langsung berlari kedapur dan mengambilkan kakaknya itu air hangat. Karena ia ingat pada saat itu memberikan Bangchan air dingin malah membuat dirinya berakhir dengan wajahnya yang disiram.

"Kok malah air hangat yang lo ambilin?! Gue mau nya air dingin yang seger tau nggak! Emang ya lo minta di kasarin mulu. Dasar lemot banget"

"Mau nya tadi aku ambilin air dingin, tapi waktu ini kan kak Bangchan malah nyiram aku gara-gara ngambilin air dingin. Yaudah aku ambilin air hangat aja, lagipula juga tadi kak Bangchan ga bilang mau air apa" ucapnya sambil menunduk, tanpa berani menatap mata Bangchan yang seakan menusuk dirinya

"Malah ngejawab lagi lo! Udah deh gak jadi minum gue minggir!"

Duk!

Dengan sengaja Bangchan mendorong adiknya itu dengan keras hingga terjatuh dan muncullah lagi luka baru di tangan Yuni akibat tergores ujung meja. Tanpa rasa peduli sedikitpun, Bangchan tetap melanjutkan langkahnya menuju kedalam kamar.

"Kak Bangchan mau kemana lagi bawa tas itu?" Tanya nya saat melihat Bangchan keluar dari kamar dengan membawa tas besar yang Yuni yakin isinya adalah baju dan beberapa barang-barang milik Bangchan

"Waktu kerja gue di luar kota diperpanjang lagi. Gue balik kesini cuma ngambil baju doang. Inget lo jaga rumah sampe gue balik. Lo itu udah gede, harus bisa jaga diri sendiri. Jangan manja! Ngerti apa yang gue bilang?"

"Iya aku ngerti" setelah Bangchan langsung keluar dari rumah itu. Yuni hanya mengintip kepergian kakaknya lagi dari jendela. Sebenarnya ia rindu dengan Bangchan, sangat rindu.

Terutama rindu dengan sikap Bangchan yang dulu sangat lembut kepadanya. Meski begitu Yuni yakin bahwa Bangchan sebenarnya menyayanginya hanya saja kesibukannya itu yang membuat kakak nya berubah seperti sekarang.

"Maaf gue harus ngelakuin itu ke lo, semoga lo bisa benci sama gue. Nanti pas gue udah pergi, supaya lo bisa dengan mudah ngerelain gue atau bahkan gak peduli sama gue" ucap Bangchan. menatap sendu kearah pintu rumah itu lalu menaiki taksi yang ia pesan tadi. Karena dokter melarang nya untuk mengendarai mobil sendiri.

✓『B U L L Y I N G』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang