Salah Paham

1.1K 59 0
                                    


Hari libur di hari sabtu. Karna sekolah Azkiya sudah biasa libur
di hari sabtu.Biasanya Azkiya memanfaatkan waktunya untuk
beres beres rumah. Begitu giat
tangan Azkiya membereskan semua. Namun fikiran nya kadang tidak terkendali. Azkiya memutus
kan untuk istirahat terlebih dahulu, dan hal itu terus berada di fikiran Azkiya. Yaitu kejadian kemarin di kantin.

Flashback On.

Setelah sholat dhuha terlaksanakan,
hati menjadi lega dan tenang. Namun
perut ku kembali keroncongan atau lebih tepatnya lapar. Aku mengajak Della ke kantin untuk membeli
sesuatu yang bisa aku makan dikelas
jika masih ada jam istirahat.

"Kamu mau beli apa Azkiya? "
Tanya Della yang tangan nya kini
ku gandeng menuju kantin.

"Mmm.. Gak tau tuh. Paling nanti liat
dulu ke kantin ada apa aja disana"

"Ohh oke"

Sesampainya disana terlihat kondisi
kantin yang masih ramai dengan
pembeli. Mau tidak mau aku dan
Della harus sabar mengantri. Aku
dan Della pun mengantri menunggu
giliran aku bisa beli. Tiba tiba..

"Hello guys.. Gue Siska Pratami putri
udah nembak seorang kakak kelas
yang ganteng super adem." Ucap
Siska dengan teriak begitu bangga. Seketika semua tatapan mengarah
hanya mengarah satu padanya. Dan
juga penasaran siapa yang Siska
tembak.

"Mau tau siapa??,, yaitu..
Muhammad Azmi Askandaaarr"
Teriak kemenangan yang membuat
jantung ku seketika berdetak dengan
cepat. Azmi?, ditembak Siska?, apa
Azmi menerimanya?. Batin ku penuh
pertanyaan.

"Terus, Azmi nya Terima? " Tanya
dari satu murid lain.

"Ya iya dong.. Dia terima. Siapa sih yang gak terima seorang Siska yang
cantik dan sempurna ini" Dengan
kesombongan ia mengatakan hal
itu. Dadaku.. Dadaku.. Terasa sesak seketika. Mataku mulai berkaca kaca.
Aku sangat tak mampu menahan
tetesan pertama yang jatuh dari pelupuk mataku. Della menatapku khawatir.

Aku berlari dan keluar dari area kantin dan berlari menuju kelas. Tidak peduli dengan tatapan heran orang lain padaku. Della yang melihat langsung mengejarku.

"Azkiya.. Tunggu Azkiya" Della
berlari mengejarku.

Sampainya aku ke kelas, aku buru
buru masuk ke dalam dan menduduki
ku di bangku dengan hentakan menyerah. Dan berusaha mengecil
kan suara tangis agar tak ada yang dengar. Meski hanya ada beberapa murid saja dikelas.

Della pun datang dan menatap amat
kasihan padaku. Aku menangis membelakangi Della dan menghadap tembok. Della perlahan mengusap punggungku. Aku terus menepis
setiap air mata yang singgah di pipi
ku.

"Azkiya udah, kamu gak usah nangis.
Aku yakin. Semua yang dikatakan Siska itu gak benar. Mungkin Siska memang nembak kak Azmi. Tapi aku
bener bener yakin, kak Azmi gak mungkin pacaran dan menerima
Siska sebagai pacarnya"

Ucapan Della benar adanya. Hati ini
memang sedikit lega. Namun air mata
tak henti keluar dari tempatnya. Aku berusaha tenang dan meyakinkan
diri agar tidak percaya pada ucapan
Siska mantan sahabat ku itu.

"Kamu percaya kan?,. Udah kamu jangan nangis kayak gini. Kamu
patah hati kayak gini karna kamu terlalu berharap kepada manusia.
Berharaplah kepada Allah. Dan
semua akan baik baik saja. Kamu
ingat kan hadis Imam Syafi'i?..

Syurga melalui Hijrah Bersamamu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang