Harapan yang salah

1K 65 4
                                    


Dua pekan kemudian...

Tak terasa, sudah tiba tiba meninggal kan dua pekan. Serasa sekejap mata meninggalkannya. Azkiya masih menjalankan hidup yang sempat membuat nya berkecamuk. Memang hal yang gampang jika di pandang. Tapi memang sangat membuat pikiran tidak nyaman.

Hari senin yang indah. Mentari kembali menampakkan dirinya di sebelah timur sana. Azkiya bersyukur ia masih di beri kehidupan, di beri kesempatan agar bisa memperbaiki semua yang rasa Azkiya masih kurang. Ia sesekali mengucap basmallah setelah menghirup udara segar dunia. Ia berusaha untuk berhati hati agar tidak ada hal yang membuat air mata nya kembali keluar. Cukup keluar hanya karna menangisi dosa.

Azkiya berangkat sekolah seperti biasa dengan kakaknya menggunakan transportasi motor ninja hitam nya.
Banyak orang lalu lalang kesana kemari menjalani hidup mereka masing masing. Namun hal terbiasa yang selalu terbesit pada pikiran nya yaitu Azmi.

Sudah dua pekan Azmi tidak sekolah.
Karna perihal kaki yang belum sembuh. Azkiya berharap Azmi baik baik saja. Kadang hari nya menjadi sepi tatkala tidak ada Azmi di sekolah.
Padahal masih banyak orang disekolah, ratusan siswa, namun bagi Azkiya sepi seperti tidak ada satu orang pun di sekitarnya.

Tak butuh waktu lama, mereka pun akhirnya sampai di sekolah. Setelah turun dari motor sambil menunggu Adit, Azkiya sempat melirik ke kanan ke kiri. Entah apa yang mendorong untuk dia melakukan hal itu, Azkiya tiba tiba saja melakukannya. Lirikan Azkiya ternyata tak sia sia. Ia dapat melihat Azmi yang sedang berjalan beriringan dengan Syabil dari gerbang sekolah. Dan Azmi pun juga dapat melihat Azkiya yang juga sedang melihat nya. Namun, Azmi terlihat memalingkan wajah nya pada Azkiya dan Adit. Biasanya Azmi sebagai teman yang ramah, ia selalu menyapa mereka. Namun kali ini tidak. Hal itu bisa Azkiya rasakan. Seketika benaknya langsung bertanya. Namun ia berusaha untuk positif thinking. Azmi terlihat sudah memasuki sekolah.

****

Waktu istirahat...

Waktu istirahat tiba. Azkiya dan Della segera ke masjid untuk melaksanakan rutinitas mereka yaitu sholat Dhuha.
Sampainya mereka di masjid, Azkiya tidak dapat melihat Azmi disana.
'Kak Azmi kemana ya?' batin Azkiya seketika. Tak biasanya Azmi tidak sholat Dhuha. Atau dia telat?.

Kini Azkiya dan Della telah selesai wudhu, Azmi tak kunjung datang. Azkiya yang sangat keheranan kemana Azmi saat ini. Della pun melihat Azkiya dengan raut muka yang berbeda.

"Kamu kenapa Azkiya? " Tanya Della sembari memakai mukena. Begitu dengan Azkiya.

"Hah?.. Eng.. Engga. Gak papa" Azkiya hanya tersenyum simpul.

Tak lama Azkiya membuka suara.
"Kak Azmi tumben gak sholat dhuha.
Padahal tadi aku liat kak Azmi sudah masuk sekolah" Ucap Azkiya.

"Eh.. Iya juga yah. Ada keperluan mungkin, jadi gak sempat"

"Bener juga sih" Perasaan tidak enak Azkiya menjadi sedikit lega.

Mereka pun sholat berjamaah hanya berdua, yang diimami oleh Della. Akhirnya mereka telah selesai melaksanakan sholat dhuha. Mereka segera merapikan kembali mukena mereka. Mereka pergi dan meninggal kan masjid.

Mereka berjalan meninggalkan masjid dan menuju kelas. Azkiya sedang sibuk mengobrol dengan Della. Namun tatapan nya kembali melihat sosok yang ia cari cari. Ya.. Azmi. Azmi berjalan dengan mereka yang berlawanan arah. Azmi yang tersadar di depan mereka ada Azkiya dan Della, ia pun segera membalik badan dan berjalan menjadi ke arah yang sama seperti Azkiya dan Della.

Tangan Azkiya melayang ke udara, mencoba ingin memanggil Azmi yang jaraknya beberapa meter. Namun tangan itu ditahan oleh Della. Ia memberi isyarat bahwa saat ini bukan lah waktu yang tepat. Della tau, ia juga ingin cepat menyelesaikan kesalahpahaman ini. Tapi ini bukan waktunya.

Syurga melalui Hijrah Bersamamu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang