Untuk pertama kalinya

991 65 2
                                    

Usahakan vote terlebih dahulu sebelum membaca..
Terimakasih..
__________________________________

"Kalau kita libatkan Allah dalam masalah kita, maka Allah sendiri yang melibatkan manusia dalam menyayangi kita"

Ustadz Hanan Attaqi

___________________________________

Siang hari yang cerah di hari Ahad. Azkiya sedang melanjut hafalan nya di tempat biasa yaitu balkon kamar. Ia memilih tempat itu karena membuat fikiran fresh saat melihat pemandangan dari atas sana. Daya ingat untuk menghafal pun meningkat. Dan rasa mood juga selalu terjaga disana.

Azkiya sedang melanjut hafalannya yang ke enam juz, ia sudah sangat tidak sabar saat ia benar benar
hafal satu Al-Quran. Namun, bukan predikat yang ia inginkan, namun hanya Ridha Allah yang ia harap
kan. Ia juga merasa senang, semenjak menikah, selalu ada yang membantu nya untuk mengetes hafalannya. Siapa lagi kalo bukan Azmi suaminya.

Sosok Azmi kembali hadir saat Azkiya tengah menghafal. Dan langsung merangkulnya menantikan hafalan Azkiya yang akan ia test. Berbeda dengan Azmi, ia sudah hafal satu Al-Quran sebelum ia menikah. Karna itu memang sudah menjadi targetnya.
Sebelum menikah, ia akan melulus kan hafalan nya.

"Sudah hafal?. Mau aku test? " Tanya Azmi.

"Belum kak, sedikit lagi deh" Jawab Azkiya menghadapkan wajahnya tepat didepan mushaf ungunya.

"Oke" Balas Azmi lalu mengecup kepala Azkiya yang tertutupi hijab hitamnya.

Ditengah Azkiya yang sedang sibuk menghafal, handphone yang tergeletak di atas meja depan mereka berdering bertandakan satu pesan masuk.

Azkiya menutup terlebih dahulu mushafnya lalu menyempatkan untuk melihat pesan itu. Ia membuka kunci layar nya dan dapat melihat pesan tadi.

Azkiya membacanya dalam hati. Namun tak lama Azkiya mengerutkan keningnya dan membulatkan mata nya terkejut plus panik. Azmi yang melihat raut muka Azkiya lalu melihat pesan tadi, namun segera Azkiya matikan handphone nya agar Azmi tidak tau.

"Maaf kak, Azkiya pergi dulu ya sekarang" Azkiya langsung beranjak dari duduknya.

"Pergi kemana?, aku antar ya? " Azmi ikut beranjak dari duduknya.

"Gak usah, Azkiya bisa sendiri naik taksi"

"Tapi.. "

"Maaf kak, Azkiya harus berangkat sekarang" Azkiya masuk kamar lalu mengambil tas selempang abunya.

"Aku berangkat dulu ya, Assalamu'alaikum" Azkiya menyalami punggung tangan Azmi.

"Wa'alaikumussalam"

Azmi melihat kepergian Azkiya keluar kamar. Dan melihat nya sampai keluar pintu gerbang rumah dari jendela.

Azmi benar benar bingung saat ini. Tidak pernah Azkiya seperti itu biasa nya, tidak pernah sepanik itu, tidak pernah buru buru seperti itu. Penasaran yang berada di hati Azmi terus menggelembu. Azmi ingin tau Azkiya pergi kemana. Saat Azmi sudah tau Azkiya menaiki taksi, Azmi segera keluar rumah, mengunci pintu rumah nya lalu pergi mengikuti Azkiya dari belakang menggunakan motor N-Max abu nya.

Kini motor Azmi tepat di belakang taksi yang Azkiya naiki. Taksi itu semakin lama semakin cepat lajunya.
Azmi berusaha menyesuaikan agar ia tidak tertinggal jejak oleh taksi itu.

"Pak, tolong dipercepat lagi pak" Disisi lain Azkiya begitu sangat buru buru karna panik yang melanda. Entah apa yang membuat ia panik sepanik ini. Ia berharap tidak terjadi apa apa.

Syurga melalui Hijrah Bersamamu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang