Salah paham (2)

965 54 0
                                    


"Wa'alaikumussalam" Adit pun pergi.

Azkiya merasa benar benar tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Ia berusaha untuk tidak menyesal. Karna bagaimana pun ini sudah takdir. Tapi Azkiya benar benar tidak menyangka Azmi semarah itu sampai sampai ia tidak peduli dia akan celaka karna kemarahan nya itu. Azkiya merasa ia adalah penyebab dari semua ini.

Kini perasaan nya campur aduk. Pikiran nya benar benar tidak tenang sekarang. Ia kembali menangis. Ia beristighfar. Namun tak lama ia memutuskan untuk tidur siang agar pikirannya sedikit rileks.

****

Keadaan Azmi kini di rumah sakit sudah membaik. Ia sempat tidak sadarkan diri saat kecelakaan itu. Namun tak lama ia bangun. Ia hanya mengalami patah tulang di bagian kaki kanannya.

Sebenarnya yang membawa Azmi ke rumah sakit adalah Fikri. Karna kebetulan ia melewati jalan yang sama dengan Azmi saat itu. Ia melihat kerumunan dan memutuskan berhenti untuk melihat kerumunan itu. Ternyata Azmi yang tergeletak sudah tak sadarkan diri. Ia pun membawa Azmi kedalam mobilnya dan membawanya ke rumah sakit.

Tak lama kemudian datang lah kedua orang tua Azmi dengan Syabil adik nya.

"Assalamu'alaikum" Salam mereka bertiga.

"Wa'alaikumussalam"

"Azmi?" Mereka menghampiri Azmi dengan kekhawatiran.

"Kamu kenapa sih nak, bisa sampai kayak gini? " Tanya Ibu Azmi setelah melihat kaki kanan Azmi yang di perban.

"Iyah nak, kenapa kamu bisa kayak gini? " Sambung ayah Azmi.

"Engga kok bu, yah.. Azmi tadi gak fokus aja. Sampai Azmi gak sadar bisa jatuh dari motor kayak tadi" Jawab Azmi tak sepenuhnya benar.

"Makannya kamu harus hati hati. Ibu khawatir nak sama kamu"

"Iyah bu. Maafin Azmi"

Tak lama kemudian datang lagi dua orang laki laki. Sepertinya dia adalah teman yang Azmi akan temui tadi.
Ya.. Mereka adalah Ahkam dan Aban.

"Ahkam?, Aban? " Terkejut Azmi melihat mereka setelah mereka masuk dan memberi salam. Ini baru pertama kali lagi Azmi bertemu dengan mereka. Mereka adalah teman SMA Azmi di tempat tinggal dulu. Dengan takdir Allah, Ahkam dan Aban pun ikut pindah ke Bandung karna masalah mereka masing masing.

"Kalian tau aku disini dari mana? "
Tanya lagi Azmi setelah mereka menyalami tangan kedua orang tua Azmi.

"Dari ibu. Ibu tau kamu tadi pergi buat ketemu mereka kan?, setelah tau kamu keadaan nya begini, ibu akhirnya kasih tau mereka." Jawab Ibu. Dan Azmi mengiyakan.

"Azmi, maaf ya. Karna kita kamu jadi gini" Ucap Ahkam merasa bersalah.

"Engga kok Ahkam. Ini bukan salah siapapun. Ini salah aku sendiri. Dan karna aku gini, acara kumpul kita gak jadi deh"

"Udah jangan pikirin itu. Sekarang yang harus kamu pikirin, yaitu kondisi kamu dulu" Lanjut Aban

"Iyah ban" Azmi tersenyum.

"Mereka siapa mi? " Tanya Fikri.

"Ohh Iyah. Kenalin ini teman teman SMA aku di tempat tinggal ku dulu.
Sekarang mereka juga pindah ke
Bandung"

"Ahkam, Aban. Kenalin, ini teman SMA ku yang sekarang. " Mengalihkan bicara nya pada Ahkam dan Aban.

Mereka pun saling mengenal satu sama lain. Mereka pun saling berbincang bincang juga dengan kedua orang tua Azmi. Tak lama kemudian pula, datang lah Adit.

"Assalamu'alaikum" Salam nya memasuki ruangan itu.

"Wa'alaikumussalam" Jawab dari seisi ruangan.

Syurga melalui Hijrah Bersamamu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang