Antara marah dan senang

974 61 2
                                    

Usahakan untuk vote terlebih dahulu sebelum membaca..
Terima kasih..
___________________________________

"Setiap kali terbesit untuk berbuat maksiat, bayangkan anda meninggal seketika saat itu juga"

Ustadz Adi Hidayat

___________________________________

Kedua anak buah Beni telah kembali ke Villa membeli berbagai seperangkat alat sholat. Azkiya sempat tidak tenang karna mereka datang sangat lama. Karna Azkiya selalu tidak akan tenang jika belum melaksanakan sholat. Namun akhirnya mereka pun datang.

"Bos, nih kita udah beliin semuanya."
Ucap Irvan.

"Bagus" Jawab Beni dan mengambil 2 paper bag berwarna coklat itu dari Irvan.

Beni pun menuju keberadaan Azkiya yang masih diikat. Dan Beni mulai membuka ikatannya. Sehingga Azkiya akhirnya terlepas dari semua ikatan.

"Nih" Beni menyerahkan paper bag itu pada Azkiya. Dan Azkiya mengambil nya.

"Tapi kamu harus janji dulu sama aku, kamu tidak akan melarikan diri dari sini" Lanjut Beni.

Azkiya terdiam. Azkiya berfikir, jika ia tidak menjawab iya, Beni pasti tidak akan mengizinkannya sholat. Azkiya pun dengan terpaksa mengiyakan.

"Kamu juga sholat kan? " Tanya Azkiya.

Beni diam sejenak, "aku jahat jahat gini sholat? " Jawabnya.

Azkiya mendehus pelan, "Baik Jahat seorang muslim, sholat tetap kewajiban nya yang harus dia lakukan dan tidak boleh ditinggalkan"

Beni diam mencerna kata kata Azkiya. Dan Azkiya mengeluarkan semua yang ada di 2 paper bag itu. Ada satu mukena, tiga sejadah, satu
Al Qur'an dan Iqra dan juga satu peci hitam. Beni heran kenapa kedua anak buahnya itu bisa membeli sebanyak itu, sampai membeli juga satu peci, apa mereka mengira Beni pun akan melaksanakan sholat?

"Nih, sejadah dan peci nya. Kamu sholat pake baju itu pun gak papa, sah kok" Ucap Azkiya.

Beni mengambil sejadah dan peci itu dari Azkiya. Beni dapat dikenal asing dari sholat. Ia sangat jarang melakukan kewajiban itu. Bahkan orang tua nya tidak mengajarkan itu padanya.

Beni terus memandang kedua benda itu ditangannya. Azkiya juga tau Beni yang dikatakan jauh dari Allah, Azkiya harap kali ini Beni mau berubah.

"Ya udah, aku yang duluan wudhu ya?!. Oh yah, kamar mandi nya dimana? " Tanya Azkiya.

"Dibelakang dekat dapur" Jawab Beni.

Azkiya pun segera keluar kamar dan menuju kamar mandi untuk berwudhu.

Dan tak lama Azkiya kembali dalam keadaan sudah berwudhu. Azkiya pun melihat Beni yang masih diam duduk diatas kasur.

"Ayo kamu wudhu" Ucap Azkiya.

Beni mengangguk kecil lalu keluar kamar menuju kamar mandi juga untuk berwudhu. Azkiya segera memakai mukena yang berwarna merah muda polos itu. Dan menyiap kan sejadah. Namun, Azkiya tidak tau arah kiblat nya. Ia pun memutuskan untuk menunggu Beni datang. Dan tak lama Beni pun datang.

"Ben, arah kiblat nya kemana? " Tanya Azkiya.

Beni mengerutkan keningnya tidak tau. Akhirnya Beni mendatangi kedua anak buahnya itu diruang tamu.

"Heh.. Lo pada tau gak arah kiblat kemana? " Tanya Beni yang melihat mereka yang seperti sedang sibuk membaca sebuah buku yang cover nya bertulis 'Sejarah 25 Nabi dan Rasul' yang mungkin mereka beli juga tadi.

Syurga melalui Hijrah Bersamamu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang