07 | IA CLUB

42 8 2
                                    

Rain menaiki motor sportnya. Seketika, ia ingat harus menghubungi sahabatnya untuk berkumpul. Rain mengambil handphonenya dan menelfon salah satu sahabatnya.

alkanjing

'Halo dengan rumah sakit jiwa disini. Ada yang bisa diban-'

'Bacot!'

'Hehe..sans elah bang. Kenapa nih tumbenan nelpon gue? Minjem duit lo ya?'

'Ngumpul di cafe biasa sekarang! Ajak Gibran juga!'

Tut!

Rain memutuskan sambungan teleponnya sepihak, tak ingin mendengar lebih lama bacotan Alka yang membuat pening kepala. Rain kembali mengendarai motor sport nya menuju cafe tempat ia dan sahabatnya berkumpul.

***

"Maaf"

"Ya ampun Par, udah seribu kali lo bilang gitu ke Thira. Eh, enggak deng, baru 5 kali." Ucap Oky sembari mengusap leher belakangnya, malu.

"I-iya Par, a-aku udah maafin. Gak perlu minta maaf lagi." Ucap Thira yang mendapat anggukan kepala dari Oky dan Bara.

"Tapi, pasti tadi sakit kan?" Tanya Parka sembari melihat pipi Thira yang sempat ia cekram tadi.

Thira menggeleng, "Gak apa-apa. Udah biasa."

"Udah biasa?" Beo Parka bingung.

"Eh, enggak kok. Hehe." Elak Thira sambil cengengesan.

Oky dan Bara saling bertatap mata, bingung dengan sikap Parka. Oky mengarahkan matanya kearah Parka lalu kembali bertatap pada Bara, seakan bertanya 'Kenapa dia?'. Bara hanya mengendikkan bahunya, tak tahu.

Kini kedua manusia itu duduk bersandar pada motor masing-masing sembari menyaksikan drama Parka yang jarang sekali mereka lihat, bahkan tak pernah sekalipun. Itung-itung tontonan gratis, kaya orang ga pernah nonton aja. Ckck, kasih TV napa woi!

"Lo mau kemana?" Tanya Parka setelah mengajak Thira duduk dibangku yang disediakan ditepi jalan, diikuti dua manusia yang mengekor dibelakang mereka seperti anak ayam.

"Mm, aku..aku mau ke... ke rumah temen! Ya! kerumah temen!" Gugup Thira.

Parka menaikkan satu alisnya, merasa kurang yakin dengan jawaban Thira.

"Bukannya lo gak punya temen?" Tanya Parka yang berhasil membuat Thira bungkam.

Memang benar Thira tak mempunyai teman, karena sikapnya yang selalu tertutup.

"Ada! A-ada kok! Te-temen SD dulu!" Jawab Thira kembali meyakinkan.

Thira bangkit dari duduknya saat melihat angkot yang ia tunggu akhirnya lewat.

"ANGKOT!!" Teriaknya membuat supir angkot tersebut menghentikan kendaraannya.

"Aku duluan!" Pamitnya berlari memasuki angkot tersebut sambil menaikkan kembali headphonenya yang sebelumnya menggantung dileher gadis itu.

"Lo suka sama tuh cewek?" Tanya Bara penasaran.

"Maybe yes, Maybe no." Jawab Parka yang mendapat decakan kesal dari kedua sahabatnya.

***

"Ngapain kita disini?" Tanya Alka sembari menyesap minuman yang telah ia pesan tadi.

"Gue mau ngomongin tentang Geng kita. Sebelumnya kita udah sepakat untuk jadi Geng yang biasa-biasa aja. Gak perlu ditakuti, Gak perlu juga disegani. Tapi semenjak kita berhasil ngalahin Geng Syoz kemarin, Geng Pyrex sekarang udah dikenal semua orang. Semua orang jadi takut sama kita.

Kathira [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang