Thira mendudukkan bokongnya ditepi jalan. Kakinya terasa pegal karna berjalan dari rumah menuju sekolahnya. Ia tak mendapatkan angkot, dan memutuskan untuk berjalan kaki.
Tiin...tinn...
Thira mendongakkan kepalanya keatas ketika sebuah motor ninja merah berhenti didepannya.
Ia semakin ketakutan saat pemilik motor tersebut turun dan berjalan kearahnya tanpa membuka helm full facenya.
"Gue Rain." Ucap lelaki itu saat membuka kaca helm full facenya yang hanya memperlihatkan sebagian wajahnya. Thira tampak tak percaya. Rain membuka helmnya hingga memperlihatkan seluruh bagian wajahnya.
"Ayo naik." Ucap Rain.
"Enggak usah, a-aku bisa sendiri kok." Ucap Thira menolak.
"Bakalan telat kalau lo jalan. Sekolah masih jauh." Ucap Rain.
***
Hari ini SMA ANGKASA digemparkan oleh dua berita menjadi trending topic pagi ini. Yang pertama, gosip tentang anak baru yang tampannya minta ampun. Dan yang kedua, tentang pemandangan yang dilihat pagi ini seantero sekolah. Lihatlah, seorang Rain Geano Dewara, seorang lelaki yang diidamkan kaum hawa memboncengi Kathira Aqyna Bladish, gadis pendiam yang bahkan tak tersentuh?
Thira segera turun dari motor Rain. Ia melihat sekelilingnya, semua orang memandangnya dengan tatapan berbeda-beda. Ada yang menatapnya dengan tatapan kagum, jijik, remeh, atau benci? Ia sadar, tatapan kagum itu pasti bukan untuk dirinya. Lebih tepatnya untuk Rain.
"A-aku duluan. Ma-makasi ya." Ucap Thira dan meninggalkan Rain.
***
Saat hampir sampai dikelas, Thira segera menaikkan headphone yang menggantung dilehernya untuk menutup telinganya. Ia yakin saat tiba dikelas nanti, ia pasti akan mendengar ocehan-ocehan sinis dari teman sekelasnya. Terutama kaum hawa.
Ia memasuki kelasnya. Dan benar saja, saat ujung sepatunya memasuki kelas saja mereka sudah seperti ingin memakannya ckck. Thira segera duduk dibangkunya dan melakukan kebiasaannya: membuka buku pelajaran sambil mendengar lagu dari headphone.
Pak Anwar memasuki kelas. Thira segera melepas headphonenya dan kembali menggantungkan headphone tersebut dilehernya.
Thira memang pernah kena tegur karena menggunakan headphone didalam kelas, padahal ia hanya menggantungkannya saja dilehernya. Tapi, ia selalu memberi tahu pada guru-guru yang mengajar bahwa ia tak bisa melepas headphone tersebut karena suatu alasan. Dan sampai sekarang tak ada yang tahu apa alasannya."Oke anak-anak kita akan kedatangan murid baru. Kamu, ayo masuk!" Ucap Pak Anwar memerintah.
Dan terlihatlah lelaki berkulit putih bersih, rambut acak-acakan sedikit kecoklatan, dan tampan dengan tubuh jangkungnya memasuki kelas tersebut hingga seisi kelas ricuh terlebih kaum hawa.
"Hai gue Parka Giogarza. Salam kenal." Ucap Parka singkat.
"Oke Parka, silahkan kamu cari bangku yang kosong." Ucap Pak Anwar.
Parka segera melihat seisi kelas untuk mencari bangku yang kosong. Ia berjalan menuju gadis yang duduk dipojok, dan bangku disamping gadis itu kosong. Seketika seisi kelas mulai berbisik-bisik.
Yaah kok malah duduk disitu sih
Sini aja Par, duduk sama gue. Ga bakalan tahan lo duduk sama dia.
Beruntung banget tuh cewek
Hooh semua digebet
Parka tak memikirkan ucapan mereka. Ia segera mendudukkan bokongnya dibangku kosong tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kathira [On Going]
Ficção Adolescente----- Kupendam segala rasa sesak, hancur dan putus asa ini. Membuatku ingin mengakhiri segalanya. Kugenggam segala rasa sabar, teguh dan semangat ini. Membuatku ingin membakar semua rasa itu agar berubah menjadi bongkahan rasa dendam yang amat dalam...