[14] Time is the answer

2.2K 268 13
                                    

Berbulan bulan Renjun di rawat dirumah sakit karena luka ditubuhnya sangat parah bahkan jika Guanlin tidak segera membawa Renjun kerumah sakit mungkin Renjun akan dibawa tuhan pergi, itulah kata dokter setelah selesai mengecek keadaan Renjun.

Jeno? Dia masih koma sampai sekarang belum bangun membuat semua orang khawatir bagaimana jika Jeno dibawa tuhan pergi? Pemikiran itu membuat parno semua orang, luka di dada Jeno hampir sembuh tapi orangnya belum sadar sama sekali.

Sedangkan Chenle masih belum mengingat apa apa membuat Jisung hampir putus asa karena Chenle dan Hyunjin semakin erat, Jisung pernah melihat Chenle dan Hyunjin berciuman kalian taulah gimana keadaan hati Jisung setelah melihatnya?

Itu bagaikan ada yang retak tapi bukan kaca.

Tapi akhir akhir ini Jisung melihat Hyunjin bersama seorang perempuan yang Jisung tidak kenal sama sekali dan jika melihat ekspresi Hyunjin saat bertemu dengan perempuan itu seperti risih dan selalu menepis tangan perempuan itu jika ingin memegang lengan Hyunjin.

Yang jadi pertanyaannya adalah, itu siapanya Hyunjin? Kenapa mereka berkencan, padahal Hyunjin sudah memiliki Chenle? Apa Hyunjin selingkuh?

Jisung ingin sekali memfoto mereka berdua lalu menunjukan foto itu pada Chenle tapi ada sesuatu yang membuat Jisung enggan memfoto mereka lalu memberinya ke Chenle.

Yaitu Jisung tidak ingin melukai hati Chenle karena Jisung merasa Chenle sangat mencintai Hyunjin dan begitu sebaliknya jadi Jisung selalu menyimpan foto yang ia ambil tapi tidak selalu di tunjukan ke Chenle.

Bucin mu kelewatan sung-author

Ish bodo-jisung

Dan satu lagi Jisung sudah berhenti dari dunia model terakhir dia menjadi model adalah saat insiden menyelamatkan Chenle setelah pemotretan Jisung berbicara dengan sang manajernya untuk mengundurkan diri dan itu di terima lapang dada oleh sang manajer karena ia tahu Jisung penerus Park Corp
dan jika dibebani dengan perkerjaan model itu akan menyusahkan Jisung.

Jisung sedang berada di balkon apartemen nya sambil membawa secangkir teh hangat, Bajunya juga tidak terlalu tebal padahal suhu malam hari sangat dingin, disebelahnya ada Mark yang tadi mampir ke apartemen hanya untuk bermain saja sekalian menghibur Jisung.

"Bagaimana kau dengan Chenle?" Mark menyenderkan dirinya di pagar balkon apartemen Jisung, Jisung yang mendengar ucapan Mark hanya terkekeh pelan lalu meminum teh nya.

"Seperti yang kau lihat, Tidak terjadi apa apa." Ucap Jisung memandang bulan yang menerangi malam. "Sampai kapan kau menyimpan foto foto itu? Biar saja jika Chenle sakit hati tapi itu memang kenyataan nya kan?"

Jisung hanya terdiam sambil masih meminum tehnya "Hyung,lebih baik gua nyerah." Ucapan konyol Jisung membuat Mark membulatkan mata, ia berpikir kenapa Jisung menyerah lalu apa artinya dia menyelamatkan Chenle dari Lami hanya untuk membuat Chenle mencintainya lagi itu tidak masuk akal.

"Jangan konyol Park!"

"Tidak ada gunanya juga jika kau mempentokkan kepala Chenle ke tembok ia tetap tidak akan ingat, lebih baik menyerah, gua seneng kok ngeliat Chenle bahagia tapi gak sama gua."

"Jangan putus asa sung!! Kuat kan cinta mu, you know the power of love can change everything that is happening now."

Setelah mendengarkan ucapan Mark, Jisung berdiri pelan lalu menatap Mark datar setelahnya ia pergi begitu saja masuk kedalam tanpa bersuara membuat Mark menghela napas lalu menyusulnya masuk kedalam.

.

.

.

Chenle sedang bermalas malasan di balkonnya angin malam menerpa wajah Chenle sangat segar namun sebuah percakapan membuat Chenle penasaran lalu menempelkan telinganya ke tembok.

Dia mendengar semuanya bahkan sangat jelas ada Hyunjin dirinya dan seorang perempuan dibahas oleh tetangga apartemennya yang tak lain adalah Jisung dan Mark ia kenal suara mereka.

Dengan segera ia masuk kedalam lalu membaringkan diri di kasur nya, sebuah deringan ponsel membuat Chenle meraba kasur dan mengambil ponselnya.

Ia melihat nama. "Hyunjinie😍" terpampang di gawainya membuat Chenle berdecak kesal entah kesal karena apa, Apa karena mendengarkan pembicaraan Mark dan Jisung?

"Yeoboseyo?" Ketus Chenle.

"..........."

"Aku sedang tidak mood."

"..........."

"Aku bilang tidak ya tidak hyunjin."

"..........."

"Kesepian? Huh ajak saja jalan perempuan itu!"

Chenle mematikan sambungan ia menghiraukan Hyunjin yang mematung di seberang sana, Chenle melempar ponselnya ke asal tempat sambil mengusak wajah dan rambut nya kasar. "Menyebalkan!"

Sepertinya Chenle melupakan sesuatu saat mendengar kan percakapan Jisung dan Mark karena rasa kesalnya saat Hyunjin selingkuh.

Yaitu...

"Tidak ada gunanya juga kalo kau mementokkan kepala Chenle ke tembok ia tetap tidak akan ingat, lebih baik gua nyerah, gue seneng kok ngelihat Chenle bahagia tapi gak sama gua."

Seperti itu lah Chenle pelupa...

Matahari sudah menampakkan dirinya membuat tidur Chenle terganggu ia menggeliat saat wajahnya terkena sinar matahari? Terkena sinar matahari?

Chenle langsung bangun saat merasakan sinar matahari diwajahnya ia heran karena gorden kamarnya tertutup tidak mungkin matahari bisa menembusnya jika tidak ada yang membukanya.

Benar saja jika ada yang membuka gorden Chenle lebar dia adalah Huang Renjun sahabat nya.

Chenle menutup wajahnya dengan selimut saat Renjun menoleh ke arahnya ia kesal sekaligus marah karena mendengar kabar jika Renjun terluka saat menolongnya dan sekarang ia malah muncul dihadapan nya dengan tangan yang masih memakai gips.

"Hei Chenle kau tidak rindu denganku eoh? Kau juga kemarin tidak menjemputku kerumah sakit padahal kemarin aku sudah boleh pulang!?" Chenle yang mendengarkan ucapan Renjun langsung membuka selimut dan duduk sambil menatap Renjun sedih dan kecewa karena ia lupa akan hal itu.

"Mianhe, aku lupa kemarin aku ketiduran." Chenle menyatukan tangannya ke dada supaya Renjun tidak marah lagi padanya, Renjun yang melihat hanya terkekeh lalu mengelus surai oren Chenle. "Tidak apa apa kok aku tau kau kelelahan setelah pulang bekerja dan mungkin kau masih trauma dengan kejadian bulan lalu kan?"

Chenle memeluk erat tubuh mungil Renjun, Renjun pun membalas pelukannya dengan satu tangan sambil mengelus pundak Chenle untuk menenangkan karena suara isakan mulai terdengar.

"A-aku t-takut, a-aku menyesal hanya karena menyelamatkan ku Jeno Hyung terkena tembakan dan sampai sekarang belum sadar aku takut jika Jeno Hyung pergi dan semua orang akan menyalakan ku." Renjun yang mendengarkan perkataan Chenle langsung menggeleng pelan.

"Itu bukan salahmu, Chenle itu murni kebaikan Jeno untuk membuatmu tidak terluka." Chenle melepas pelukannya, bisa Renjun lihat mata Chenle sudah dibanjiri oleh air mata.

"Lalu kenapa Jeno Hyung membantuku? Kita kan tidak terlalu kenal." Renjun menghela napasnya sambil menghapus air mata di pipi Chenle.

"Kau akan tau semuanya sendiri, jawaban nya adalah waktu jadi tunggu waktu menjawab kau akan tau." Renjun tersenyum ramah lalu memeluk Chenle lagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gimana kalo ku percepat endnya🙄

TBC😉

My Love [ Sungle ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang