Chapter 1

309 23 9
                                    

Assalamu'alaykum 

Kembali dengan cerita baru, maaf kalau belum begitu sreg.

HARAP FOLLOW DULU, AUTHOR NGGAK MAU CEREWET

NGGAK MAU NERIMA PEMBACA GELAP, NGAMBEKNYA NGGAK UPDATE

KALAU KOMEN, NAMA PENA SAYA MUCHAN



"Saya ingin menjadi imammu, membimbingmu, dan menuntunmu kelak di akhirat ke Surga Allah. Saya juga akan menjagamu dan mencintaimu seperti orang tuamu mencintai dirimu." 

Akbar Fauzan Al-Arkan


Gadis bercadar itu masuk ke apartemen orang dengan membawa beberapa kotak makan. Dia menerobos begitu saja. Di dalam sana ada seorang lekaki yang sedang duduk manis di sofa sambil memainkan jarinya diatas tablet.

Hana menaruh beberapa kotak makanan di meja dan membukanya. Di satu kotak terdapat makanan khas Indonesia yaitu Rendang, di kotak satunya lagi ada nasi goreng, dan kotak terakhir ada makanan Korea berupa kimchi. Pria itu memutar kepalanya jengah. 

"Memang ya, dari dulu kamu nggak ada nyerahnya. Udah kakak bilangin berkali-kali jangan ke apartemen kakak nggak baik kalau seorang wanita pergi ke rumah laki-laki yang belum menikah. Kamu baru boleh ke sini lagi kalau sudah menikah ," ucap pria itu meletakkan tabletnya dan mengambil satu kotak berisi makanan Indonesia.

"Ih kak Akmal, jangan gitu dong kak. Hana ke sini cuman bawain makanan buat kakak. Ini udah jadi rutinitas Hana buat nyiapin makanan, lagi pula apartemen kita deket,"jawab Hana, gadis itu duduk di seberang Akmal sambil melihat pria itu makan lahap.


"Iya, iya. Tapi kan bisa pesen dari restoran terus di anter kesini kan?. Kamu nggak perlu lagi masak buat kakak, kamu juga masih ada urusan dengan kantormu," ucap pria itu lagi dengan ekspresi datar. 


"Emang kenapa sih kak ?. Kok kakak kayaknya nggak nerima Hana gitu," ucap Hana, mata gadis itu mulai memerah. 


"Bukan gitu, kita kan bukan mahram, lagi pula--"


"Lagi pula apa ?. Kita bukan saudara !, apa selama ini kakak cuman nganggap aku itu saudara pungut ?," tanya Hana, suaranya bergetar bersamaan air mata yag mengalir semakin deras. Hana tak cukup mental menghadapi ini, padahal dia berniat baik memberikan makanan.


Tapi pria itu terlalu sensitif, ia sangat menjaga imannya. Akmal mengusap kasar wajahnya, dan gadis itu pergi seperti biasanya dengan tangis. Hal ini memang sering terjadi.

✅✅✅

Wanita bercadar, dengan karir sukses di negeri ginseng tapi masih belum punya pendamping itulah Hana. Banyak pria Korea yang tertarik padanya, tapi sayangnya mayoritas agamanya berbeda dan tak mungkin mungkin pula menikah beda agama. Secara mentah-mentah Hana menolaknya.


Beberapa tahun terakhir ini ia sering menempel pada pria bernama Akmal, usianya terpaut dua tahun lebih tua darinya. Dia adalah orang yang membantu Hana selama lima tahun terakhir, tidak mungkin gadis itu melupakan begitu saja perjuangan keras Akmal.


Hidup di negeri orang tidak mudah seperti yang di bayangkan orang-orang. Akmal harus bekerja banting tulang siang dan malam hanya untuk biaya kuliah Hana. Sampai Hana meniti karir dan kadang anjlok Akmal ada di sampingnya.

Sujudku Bersamamu (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang