Chapter 4

228 21 4
                                    

Maaf kalau ceritanya masih kaku

Cerita pindah lapak biar nggak bosen aja pas waktu buat cerita

Maaf kalau belum bagus, 



"Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung."


Pagi ini Faris mengajakku keluar sebentar dari kantor untuk menyegarkan diri dari kepenatan bekerja. Sayangnya, pria itu benar-benar gila, mengajak keluar sampai malam. Terpaksa aku harus menikmati malam yang tak begitu dingin di sebuah taman dekat dengan toko buku besar.


Rasanya begitu nikmat, angin sepoi-sepoi di malam hari membuat tubuh tak lagi gerah, walaupun terkadang membuat tubuh menggigil. Langit malam ini sangat indah di hiasi dengan gemerlap bintang dan juga bulan purnama. Duduk santai bersama Faris di tepi air mancur yang indah. Warna-warni lampu membuat air mancur bertambah elegan, apalagi tempatnya berada di tengah taman.


Namu, tiba-tiba Faris mengejutkanku, tangannya menunjuk ke jalan dengan segerombolan orang kesana kemari menghabiskan malam minggu bersama orang tercinta. Tapi Arkan harus berakhir dengan Faris malam ini.


Faris mengatakan bahwa itu Hana, sontak aku langsung mengaati wanita berbaju pink dan cadar yang senada warnanya. Benar itu adalah Hana, dalam benakku kenapa gadis seperti dia ada di Indonesia ?, bukannya masih ada pekerjaan yang banyak di Korea?, dan kenapa dia berhenti di tengah jalan penuh keramaian itu ?


Faris menarik tanganku, dia menyeretku mendekati Hana. Lalu kami memanggil Hana dari jarak sekitar enam meter, dan dia berbalik melihat kami. Baru saja kaki ku melangkah. Tiba-tiba seseorang berbaju gelap dan bertopi menancapkan sebuah pisau tajam ke perut Hana.


Pria itu dengan bodohnya pergi begitu saja. Aku dan Faris segera berlari ke arah Hana. Ini pertama kalinya bagiku melihat seorang perempuan menjadi korban kekerasan di muka umum. Ini sudah di luar batas, pasalnya taruhannya adalah nyawa, apalagi pisau yang menancap di perut Hana.


Aku menyuruh Faris mengambil mobil, dan dengan cepat dia berlari ke arah parkiran, tak sampai di situ aku juga melepaskan jas lalu menutupi luka yang bersimbah darah itu dengan jasku. Hana merintih kesakitan, dan akhirnya tak sadarkan diri di pangkuanku.

✅✅✅

"Kak, Hana kemana ?," tanya Aika saat menyadari bahwa temannya tak ada di sampingnya. Akmal mengernyit, padahal baru beberapa menit lalu Hana ada bersamanya. Tapi sekarang sudah menghilang.

"Tadi izinnya ke toilet, tapi ini sudah setengah jam yang lalu," jawab Akmal seraya melihat arloji yang menempel di pergelangan tanangnya.


"Gawat!, Hana nggak tau, denah. Kalau tersesat gimana?," ucap Aika, matanya membulat. Seepat mungkin Akmal kembali ke gedung acara, tapi Hana tak ada disana. Aika mencari di toilet wanita. Satu persatu bilik toilet di buka, tapi tak ada seseorang sama sekali.


Mereka sibuk mencari Hana, bukan toilet saja. Satu persatu ruangan di gedung itu di terobos, bahkan ada beberapa orang yang merasa kesal. Aika mencoba menghubungi ponsel Hana, tapi nomornya tidak aktif.

Sujudku Bersamamu (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang