Pagi ini seperti biasanya Alana berangkat sekolah dengan Alan. Moodnya tetap saja kurang bagus mengetahui dirinya tidak bisa sarapan berdua dengan Alan karna mereka terburu-buru berangkat kesekolah.
"Pagi kak Alan." Sapa segerombolan anak kelas sepuluh, yang disapa cuek saja. Sedangkan Alana kebagian dapet senyum palsu dan tatapan sinis dari anak-anak seangkatanya itu.
Ada yang nekat menyapanya juga setelah menyapa Alan,ada yang meliriknya sebal. Ada juga yang menancapkan benci kepadanya dengan terang-terangan. Tapi tidak sedikit yang memberikanya senyum tulus dan pandangan memuja.
Apakah Ia harus merasakan
semuanya setiap Alan mengantarkan Nya kekelasnya?Alan mengatarkanya sampai depan kelas,membelai pucuk kepala Alana akan mengecup keningnya jika Alana tidak buru-buru mendorongnya menjauh. Ini disekolah dan didepan kelasnya, dasar Alan gak tau malu. Akhirnya Alan setelah berpesan ini itu dan selalu mengaktifkan ponsel, Alan hanya mengelus pipi Alana lembut dan berpamitan.
Alana memasuki kelas, langsung menemukan Caca dan siska ditempat duduk masing-masing. Ada yang aneh dengan mereka,biasanya mereka akan menyapanya dan melontarkan gosip-gosip terbaru. Tapi mereka hanya memandangnya sekilas lalu pura-pira melihat kearah lain, sibuk sendiri.
"Hai." Alana menyapa heran.
Riska hanya menjawab dengan nada datar "Hai Na."
Alana menyerit."kalian kenapa?"
Keduanya tampak tak peduli dengan kehadiran Alana, yang membuat Alana semakin heran.
"Hai Alana, pagi." Lisa datang, cewek perambut panjang itu merapikan rambutnya yang sepertinya baru dicatok lurus-lurus. "Ca,Ris. Lah pada kenapa lo?"
Alana membalas sapaan Lisa. "Gak tau mereka jadi aneh sama aku."
Lisa memandang kedua orang itu dan Alana bergantian. Lalu mengangguk seperti memahami sesuatu "Mereka lagi kesel sama lo."
"Kesal,tapi kenapa?"
"Entahlah. Udalah gak usah dipikirin nanti juga baik sendiri, siap-siap gih udah disuruh kumpul tuh dilapangan sama pak Iksal."
"Ayaya kapten."
Volly yeeaaau!! Alana bergitu bersemangat ketika dirinya satu tim dengan Lisa, ia ditempatkam ditengah-tengah,ditolak kras oleh guru olrga ketika Alana mengajukan berada dibaris depan. Ia cukup mahir, karna badanya mungil memudahkanya bergerak lincah meskipun pukulan7ya tidak sehebat pentolan kelas sebelah yang menjadi lawanya.
Alana tertawa saat dirinya bertubrukan dengan Caca. Caca memegangi lengan Alana yang hampir jatuh, ya Ampun anak ini benar-benar rapuh.
"Astaga Na jangan nabrak-nabrak juga kali."
Alana hanya tertawa kemudia berlari kecil mengejar bola yang tidak berhasil terpukul.
Dan saat itulah entah datng dari mana bola basket melesat kearahnya, tanpa sempat menghindar bola itu menghantam kepalanya telak.
BUGGGH!!
Kepalanya berdengung,diantara matanya yang berkunang-kunang dan kakinya yang sudah tidak mamapu berpijak Alana sempat melihat pelaku yanh menendang bola kearahnya. Pelaku yang tidak ia ketahui namanya itu tengah berlari kearahnya dengan panik, melontarkan maaf yang tak didengar dengan jelas olehnya sebelum kemudian ambruk dan tidak ingat apa-apa lagi.
🦄🦄🦄🦄🦄
Alan melangkahkan Kakiknya dikoridor yang sepi,tentu saja ini masih jam pelajaran. Ia memilih meninggalkan kelas yang membosankan dengan alasan mengambil berkas yang dibutuhkan untuk kepentingan osis,tentu ia bisa menyuruh anggota osis yang lain. Tapi Alan sengaja keluar kelas, sekalian menegok Alana Nya yang ia tau hari ini ada pelajaran olaraga. Dengan kedua tanggan didalam saku Alan memperhatikan lapangan futsal yang sepi, hanya ada satu dua anak laki-laki yang memakai seragam olaraga, Alan menyerit bukanya olaraga dilapngan indoor? Alan terus berjalan sambil berjanji dalam hati akan berbicara dengan guru olaraga yang mengajar dikelas Alana.
Alana tidak boleh lama-lama kepanasan, mereka harusnya menggunakan lapangan indoor.Tapi langkahnya terhenti saat melihat anak-anak yang berlarian panik pada kerumunan kecil di lapangan volly. Jantungnya berhenti berdetak beberapa saat, sebelum kemudian Alan meloncati pot tanaman yang berjejer didepanya,berlari dengan muka yang tetap datar tapi matanya memancarkan kekawatiran besar apa yang dilihat oleh mata tajamnya dari kejauhan,diantara kaki berjenjer yang mengerumbungi, diantara anak-anak yang berpakain olaraga yang makin banyak, Alana tergeletak tak sadarkan diri.
"Angkat-angkat ya ampun Alana, hidungnya berdarah!!!"
"Aldi lo sih, nendangnya kenceng banget."
"Gue gak sengaja sumpah. Yaampun Na, bangun Na."
"Cepet pangil guru. Aldi lo anggakat Alana Aduh gimana sih."
"Ihhh berdarah."
"Sanaan kek gue pengen liat."
"Ihhhh kasian."
"MINGGIR!!!"
Kerumunan itu tersentak kaget pada bentakan ketar yang mengintrupsi jeritan-jeritan panik mereka. Apalagi setelah melihat sang pemilik suara yang menyeruak kerumunan, tanpa diminta dua kali mereka menyingkir.
ALOHAAAAAAAA Putri is back
Apa kabar kalian?? Pada sehat kan? Iyalah sehat
Jangalah kalian pada sakit"Ohiya gimana sama partnya?
Mulai membosankan?
Aneh?
Gaje?
Yang belum follow aku diwattpad jangan lupa follow untuk info up ya
@putrianggelina830
Terimakasih
Jangan lupa janga kesehatan
💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Girl (Eunkook)
Fanfiction-HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA- Alana punya sifat polos,manja cengeng dan kekanak-kanakan padahal sudah kelas 11. Tapi malaupun sifat Alana kadang sangat kekanak-kanakan Alan sangat menyayanginya dan hubungan mereka tidak lurus-lurus saja, pasti akan...