My childish girl

537 18 5
                                    

Alan khwatir luar biasa. Emosinya meluap melihat kondisi Alana yang tergeletak tak berdaya dan anak-anak bodoh ini malah menjerit-jerit mengerumbunginya. Demi tuhan Alana bisa kehabisan oksigen!

Dan emosinya tak tertahankan ketika melihat cowok yang bersimpih di samping Alana. Cowok itu mencoba menggendong Alana.

Singkitin tangan lo." Rahangnya mengeras,beraninya cowok itu mencoba untuk menggedong Alananya.

Punggung anak itu menengang saat tangganya di cengram dengan keras ditambah suara dingin yang memerintahnya tanpa toleransi.

Alan menyingkirkan anak itu lalu menggendong Alana menuju Uks,mengabaikan orang-orang dibelakangnya yang masih mematung.

🍁🍁🍁🍁🍁

Setelah membawa Alana keruang Uks,Alan langsung menghampiri anak yang sudah berani-beraninya membuat Alananya dalam bahaya.

Alan mencengkram kearah adik kelasnya,memojokkanya kedinding. Tanggan
Ya mengepal siap melayangkan tinju.

"Oh Man serius gue beneran gak sengaja. Gue gak tau kalo cewek itu bakal ngambil bola deket gawang. Okay?"

Alan menatap dingin anak itu." Nasib lo terganjung sama keadaanya."

Lan, Lan udah kita tunggu aja Alana sadar,okay?
Kasian anak orang." Vino berusaha mendinginkan otak sahabatnya yang memanas.

Saat itulah terdengar panggilah lirih diiringi isakan dari dalam Uks.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Alana mendengar keributan,seperti orang bertengkar. Membuka kedua matanya dan mengejap beberapa saat,ruangan serba putih menyambutnya. Perutnya mual dan kepalanya nyeri. Alana mencoba bangun dengan bertumpu pada kedua sikunya,sikunya terasa nyeri ada perban kecil yang menempel disana.

Suara diluar masih terdengar. Dan sepertinya Alana mengenali suara itu.

Kepalanya pening luar biasa. Dan ia menangis.
"Alan,,hiks...hiks...Alan!!" Dicengramnya kepalanya yang makin pening.

Alan menyerbu masuk sambil menyibak tirai yang tertutup dan langsung meraup Alana dalam dekapanya.

"Sayang,ada yang sakit?" Alana terus menagis membuat Alan semakin khawatir.
"Sayang?"

"Hiks...Hiks..pulang." Alans mengubur kepalanya didada Alan yang terasa menenangkan. "Kepala aku sakit....Hiks...mau pulang."

Alan mengecup pucuk kepala Alana dengan sayang "iya kita pulamg." Kemudian Alan mengendong Alana yang masih terisak kecil.

Sampai diparkiran sudah ada Vino yang telah siap membukakan pintu mobil. Tadi ia memang sudah meminta bantuan Vino agar menyetirkanya pulang, karna ia sudah pasti tidak bisa menyetir kalau Alana seperti ini.

Alana memangku Alana yang terus saja memeluk lehernya. Tidak mau dilepaska.

"Alan,kepala aku sakit."

"Kita kedokter ya.?"

Mata Alana berkaca-kaca dan mulai menangis kembali.
"Nggak mau."

"Sttt..." diusapnya pipi Alana yang memerah karna terus menangis. Mata gadisnya itu tak henti-hentinya mengeluarkan air mata dan semakin membuat Alan semakin khawatir.
"Kamu maunya gimana sayang, aku khawatir."

"Hiks.....Hiks...gak mau kerumah sakit. Kepala aku sakit,Hiks."

"Alan menghela napas. Yaudah dokternya aja yang kerumah? Mau?"

Alana mengangguk lirih sambil menyenderkan kepalanya didada Alana. Mendengar degupnya yang membuatnya sedikit tenang. Kepalanya pusing sekali, sampai rasanya nyaris pecah.

Usapan lembut Alan dirambutnya yang tergerai bebas dipunggung dan degupan jatung Alan membuatnya terletap meskipun kepalanya masih betdenyut-denyut.

Alan memandang Alana yang terlelap dipelukanya. Gadis mungilnya ini tidak berhenti membuatnya khawatir. Memikirkan apa yang telah terjadi pada Alana membuat rahangnya mengeras. Beraninya anak itu! Anak ceroboh yang membuat Alana celaka, Alan sudah sangat ingin mematahkan tanggan anak itu. Ya itu bisa ia lakukan nanti sekarag yang menjadi prioritasnya adalah keadaan Alana.

"No, tolong hubungin dokter Caca. Suruh dia bawa perlengkapanya keapartemen gue."

"Okey, Alan."

My Childish Girl (Eunkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang