"bukan ini yang aku minta.tapi ini yang aku jalani"
*****
"Dasar anak tidak tau di untung, nyusahin orang tua aja bisanya"
Brak
Sebuah pisau menancap di pintu yang baru saja di tutup dengan keras.beruntung gadis tersebut sudah keluar sebelum pisau tersebut menancap pada punggungnya yang terbalut seragam putih abu abu.
Sebelum melangkah ia pun merogoh saku jaketnya untuk mengambil sebuah permen. Dengan satu tali tas yang di gantung di pundaknya gadis tersebut pun melangkah menyusuri jalan yang akan membawanya menuju sekolah.
Dengan tatapan tajam dan wajah dinginnya ia pun memasuki gerbang sekolah yang sudah ramai oleh siswa yang berlalu lalang,ia pun melangkah dengan cuek melewati semua murid yang menatap dirinya dengan tatapan tidak suka.
Gadis dengan paras catik ,dengan kulit putih dan tubuh proposional membuat siapa saja iri di buatnya. namun ke irian itu luntur ketika melihat hanya ada satu ekspresi yang keluar dari wajahnya selama ini. Wajah dingin dengan tatapan tajam yang mampu mengitimidasi setiap orang yang menatapnya.
Brak...
Pintu ruang kelas terbuka dengan keras,membuat seisi ruangan diam seketika. Murid yang kaget pun hampir berteriak marah namun berhenti mengetahui siapa pelakunya, si gadis dengan wajah dinginnya melenggang masuk lalu duduk di kursi miliknya.
Gadis tersebut pun menatap semua orang sekilas,membuat yang ada di sana ketakutan dan langsung berpura pura melakukan sesuatu.
Dengan hadset yang menancap di telinganya ,gadis tersebut menaruh kepalanya di lipatan tangan dan mulai memejamkan matanya.
Ada hal besar dari setiap bungkamnya seseorang dalam hidup
Tak..
Sebuah spidol mendarat di meja membuat seisi kelas mengalihkan fokusnya "Bangun Naifa" panggil ibu guru yang bernama Oci tersebut.
Dengan kesel Bu Oci langsung menarik salah satu hadset yang berada di telinga dan membuat gadis yang di panggil Naifa terusik "Kamu dengar saya kan,bangun sekarang juga"
Dengan malas Naifa langsung mengangkat kepalanya dan menatap kesal guru yang entah keberapa yang membangunkannya dari tidur lelap "Ini sekolahan Nai,bukan rumah untuk kamu tidur,kalau mau tidur sana di rumah bukan di sekolahan.sekarang ,mana tugas yang saya kasih" tagih bu Oci yang hampir kehilangan kesabaran menghadapi Naifah.
Naifah pun menatap Bu Oci dingin tidak lupa dengan tatapannya yang tajam membuat Bu Oci hampir kehilangan nyalinya "Kalau ini sekolahan untuk saya belajar,berarti rumah bukan tempat untuk saya mengerjakan tugas" ucap Nai singkat lalu beranjak pergi begitu saja .
Semua orang menatap Nai tidak percaya, bu Oci adalah guru ke delapan yang Nai buat mati kutu tanpa bisa melawan.
Naifai pun melenggang pergi dengan santainya,hal ini sudah biasa terjadi membuat semua siswa tidak heran dengan tingkah Naifah saat ini.
Naifah pun menyusuri koridor sekolah dengan santainya,mengabaikan tatapan siswa mau pun siswi yang melewatinya .bahkan dengan santainya Naifah melewati beberapa siswa yang tengah di hukum di bawah teriknya matahari.
Ia pun tampak cuek ketika melewati guru bp yang tengah mengawasi siswa tersebut."NAIFAH"
dengan acuh Naifah terus berjalan mengabaikan teriakan dari salah satu guru yang paling di takuti semua orang.ia pun mengambil hadset dari saku bajunya dan menempelkannya di telinga.langkahnya tiba tiba terhenti ketika seseorang dengan sengaja menarik tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Jatuh Cinta Padaku
Ficción GeneralLangit itu hitam namun masih ada bintang Semesta itu luas,tapi seperti butiran debu dalam angan Lari untuk sembunyi,menghilang untuk datang Rencana,angan dan air mata adalah kepastian Sunyi, dingin dan tajam hilang bak sinar matahari dalam senja. Ak...