Ujung Jalan

50 6 0
                                    

"manusia ,mahluk dengan sejuta rahasia dalam hatinya, yang seseorang belum bisa membacanya"

****

Suasana ramai dalam kelas menghiasi jam makan siang hari ini,banyak candaan dan lelucon yang mereka lontarkan satu sama lain.tidak terkecuali saling menjahili membuat gelak tawa tidak terbendung.

Namun beda dengan Naifa yang hanya diam dengan headset yang terpasang di kedua telinganya.tidak ada niatan dalam dirinya untuk bergabung dengan teman temannya yang lain.

Bahkan semua orang yang ada di dalam kelas pun enggan untuk mendekatinya,mereka tidak ingin di suguhi oleh tatapan dan wajah dingin milik Naifa yang membuat semua orang bergidik takut.

Mereka memilih aman, dengan membiarkan Naifa duduk dengan tenang di bangku miliknya,tanpa niatan mengusik ataupun menjahilinya,mungkin yang berani hanya Dianty si bendahara kelas yang selalu meminta iuaran setiap hari jumat,selebihnya tidak ada yang berani mendekati Naifa.

Naifa yang sedari diam mendengarkan music dengan mata terpejam, dengan posisi duduk bersandar di bangku,di kejutkan dengan sebuah pesawat kertas yang mengenai keningnya.seketika suasana kelas yang ramai tiba tiba menjadi hening saat Naifa membuka matanya.

Tatapan tajam Naifa menyusuri setiap jengkal ruang kelas ,membuat semua orang diam membisu.
Tatapan tajam Naifa beradu dengan laki laki yang tengah tersenyum manis ke arahnya.

Sekarang ia tau siapa yang menerbangkan pesawat kertas tersebut.laki laki yang tengah berjalan dengan santai ke arahnya mengabaikan semua orang yang tengah menatapnya dengan heran.

Suara kursi yang di geser menjadi menghadap ke arahnya membuat Naifa diam dengan wajah dingin sedingin es.berbanding terbalik dengan laki laki yang baru saja duduk di depannya yang menampilkan senyum termanisnya untuk Naifa.

Laki laki tersebut menopang dagunya dan menatap Naifa "Hai" sapanya membuat Naifa mengalihkan tatapannya ke luar jendela.

"Kita ketemu lagi kan" ucapnya senang,ini adalah pertemuan keduanya setelah kejadian saat Naifa akan membolos.

Dia adalah Ersya orang yang memperkenalkan diri nya pada saat Naifa ingin membolos waktu itu.

Ersya pun mengikuti arah pandang Naifa yang tertuju pada langit "Langitnya bagus ya.kaya senyum kamu" puji Ersya membuat Naifa mengalihkan tatapannya pada meja dan mengeluarkan hanpone miliknya.

"Mejanya juga bagus.tapi kalah sama senyum kamu" puji Ersya lagi namun tidak ada respon yang berarti yang di berikan Naifa.

Tangan Ersya pun marih pesawat kertas yang sengaja ia terbangkan" ini satu pesawat yang aku bikin buat kamu.satu pesawat dengan penumpang paling spesial" ucap Ersya mendapat lirikan sekilas dari Naifa yang tengah fokus pada layar hanponenya "aku pengen,pesawat ini setidaknya bisa bawa satu runtuhan hati kamu saat ini" tulus Ersya membuat Naifa menegakkan kepalanya dan menatap Iqbaal diam.

Naifa menatap Ersya selama beberapa detik "Percuma lo bikin seribu pesawat buat gw. Lo nggak akan tau berapa ribu serpihan hati gw saat ini"  ucap Naifa beranjak pergi membawa tas miliknya.

Ersya pun memutar tubuhnya "Gw percaya Nai.gw pasti bisa tata kembali hati lo yang sudah hancur lebur, walau itu sulit" ucap Ersya sebelum Naifa hilang di balik pintu kelas.

Jangan Jatuh Cinta PadakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang