Rosé memasuki Marquee's club tempat dimana dia akan bertemu seseorang yang paling dibenci nya.
Berwajah malaikat berhati iblis. Persetan dengan nya lebih baik Rosé mati saja.
Rosé hanya perlu mengingat Sean untuk bertahan.
Disambut oleh dentuman music dan para pengunjung lain.
Rosé memasuki ruangan dimana laki-laki itu telah menunggunya bersama beberapa wanita bayaran nya.
❝ Kau sudah datang ternyata, cukup tepat waktu, gadisku. ❞
Seringai yang menjadi khasnya benar-benar berbeda jauh dengan visualnya.
Tangannya menepuk ruang kosong yang ada di samping nya. Setelah menyingkirkan wanita-wanita dari pergumulannya. Menggoda nya untuk beberapa lembar dolar.
❝ Ada apa? Aku tidak punya cukup banyak waktu. ❞
Jawabnya. Rosé memilih duduk di hadapan nya sekarang. Tapi apa boleh buat jika laki-laki itu sedang berjalan mendekat menghampirinya.
Tubuhnya menyender pada sofa dengan angkuh. Tersenyum sebelum menarik pinggang Rosé dalam dekapannya. Menidurkan kepala gadisnya pada bahu lebar dengan dada bidang yang terekspos.
Ralat Rosé bukan gadisnya. Laki-laki ini terobsesi untuk memilikinya. Apapun yang dia mau bisa dia dapatkan. Termasuk Roseanne Clare.
❝ Kau tau kan akibatnya jika menolakku? ❞
Tangannya mengusap puncak kepalanya lembut. Menciumnya seolah mengatakan dia adalah milik ku seorang.
❝ Aku sudah tidak peduli lagi, Jeffrey. ❞
Rasanya Rosé ingin berontak saja. Tapi apa boleh buat dia bisa saja mati detik ini juga. Mengingat Sean, Rosé hanya perlu bertahan untuk saat ini. Setelah nya dia akan pergi.
❝ Kau sudah mendapatkan &eclare apa lagi yang kau ingin kan. ❞
Rosé mengatakannya dengan bibir yang bergetar. Rosé akui Jeffrey sungguh licik, orang suruhan nya menyebar di seluruh penjuru kota, bisa saja Jeffrey akan menahannya jika membuat nya marah. Sungguh mengerikan dan Rosé tidak ingin itu terjadi.
❝ Bagaimana dengan ibumu? ❞
❝ Jangan pernah kau menyentuhnya. ❞
Rosé tidak tahu dimana ibunya berada. Setelah ayahnya, ibunya pergi meninggalkannya dan kekuasaan nya sebagai CEO &eclare.
Flashback : Pada saat itu Nana ( orang kepercayaan ibunya ) mengatakan bahwa ibunya tidak dapat menemani Roséanne dalam acara PFW.
Hancur sudah dunianya mengingat saat itu.
❝ Aku sungguh tertarik dengan ucapan mu. ❞
Tangannya menyibak mini dress yang Rosé kenakan. Mengusap lembut paha mulus milik gadisnya. Rosé sudah menduga jika dia akan berakhir seperti ini.
Jeffrey menatap pada orang suruhannya. Tanpa mengatakan apapun. Seolah mengerti apa yang bos nya inginkan.
Private Room Rosé tau itu. Haruskah Rosé lari saja, tetapi tangan sialan itu terus menggandengan nya seolah tidak ingin melepaskan mangsa.
Rosé hanya akan mengikuti kemauan Jeffrey. Rosé akan mengikuti ritme yang Jeffrey lakukan.
❝ Aku akan melakukan nya. ❞
❝ Maksudmu? ❞
❝ Kau akan menjadi milikku. ❞
Rosé melihat Jeffry memasuki kamar mandi. Tidak seperti biasanya, Rosé mencoba untuk sedikit berhati-hati dengan keparat Jeffrey Alfaccarello.
Rosé menunggunya di tepi ranjang. Tidak ada celah untuk menyelamatkan dirinya.
Sampai kapan ini? sampai Jeffrey menyuruhnya pergi. Dan Itu hanya harapan kecil.
Jeffrey terlihat keluar dalam kamar mandi dengan bathrobe dan rambutnya yang basah. Terlihat dia tersenyum seolah akan mendapatkan kepuasan.
Sontak Rosé berdiri ketika dia mulai mendekat. Membuat nyaris tidak menyisakan jarak diantara keduanya.
❝ Kau hari ini cukup penurut, apa yang sedang kau rencanakan? ❞
❝ Apa maksud mu? Aku tidak merencakan apapun. ❞
❝ Sungguh. Katakan sebelum aku kasar padamu. ❞
❝ Sungguh, Jeffrey. ❞
Rosé mengalungkan kan tangan nya pada leher pria di hadapannya. Menatapnya miris apa yang sedang gadis nya lakukan.
❝ Kau berencana kabur bersama Lisa, bukan? ❞
Rosé sedikit merenggangkan tanggannya. Meneguk salivanya dengan susah.
❝ Jangan sentuh Lisa. ❞
Rosé mengatakan nya dengan cepat. Ini di luar dugaannya.
❝ Lalu siapa yang boleh kusentuh? Jika ibu mu tidak boleh, begitupun dengan Lisa. Apa kau punya orang lain lagi? Aku tidak tertarik dengan Somi. Ah, biarkan aku menyentuh mu. ❞
The sneer. Tangannya menurun kan mini dress yang melekat pada tubuh gadisnya. Menyisakan underwear merah yang senada.
Sialnya, Rosé mengenakan setelan adhesive bra dan G-string untuk ini. Terlihat Jeffrey sedikit menaikan alisnya.
❝ Katakan, apa yang sedang kau rencanakan? ❞
❝ Aku benar-benar tidak merencanakan apapun, Jeffrey. ❞
Tanpa aba-aba Jeffrey mendorong Rosé dengan kasar ke atas ranjang membuatnya mengaduh kesakitan pada bagian kepala nya yang sedikit terbentur.
Diraupnya bibir rubynya dengan sangat liar. Menimbulkan suara decakan yang mulai memenuhi ruang kamar mereka.
Jeffrey sialan apa yang ada dalam pikiran nya Batin Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴛʀᴀɴɢᴇʀꜱ • ᴛᴀᴇʜʏᴜɴɢ ꜰᴛ. ʀᴏꜱé
Fanfiction[21+] AU Fanfiction/Mature ❝ A stranger who won't let you go. ❞ [ Slow Updates ] ©stalkaja, 2020.