Prolog

144 9 4
                                    

Terkadang cinta yang lama belum tentu bertahan selamanya.

***

Leo sudah terbiasa tidak diterima dunia, tapi ia berharap sekali ini saja semesta berpihak padanya. Sungguh Leo menyesal, kalau bisa ia ingin sekali memutar waktu dan memperbaiki semuanya. Kalau pun ia diberi kesempatan, ia akan berjuang untuk mengembalikan keadaan.

Namun, kenyataan menghantam telak, membuat Leo hanya bisa diam dengan perasaan bersalah yang mengembang. Bahkan sedari tadi Leo terus memaki betapa bodoh dirinya. Laki-laki itu semakin membenci ketika pikirannya membawa ia untuk mengingat kejadian itu karena dadanya akan terasa sesak dan ini begitu menyiksa.

Kalau pun harus mengingat, Leo hanya ingin mengingat bagaimana gadis itu tertawa dan bagaimana gadis itu menyerukan namanya ketika Leo membuatnya kesal. Namun, memori kejadian itu selalu berputar dalam kepala. Menguar ke langit-langit kamar dan memaksa Leo untuk tetap mengingat betapa gadis itu terluka begitu hebat.

Lebih-lebih Leo tidak tahu bagaimana cara melupakannya.

"Leo, janji ya sama aku, setelah ini kamu harus bahagia," ucap gadis itu, sedang Leo menyeringit heran, laki-laki itu diam dengan penuh kekhawatiran.

"Terkadang cinta yang lama belum tentu bertahan selamanya, Leo. Aku lelah menunggu. Menunggu kamu membukakan pintu hati kamu dan membiarkan aku masuk." gadis itu menghirup napas sejenak, seolah hanya itu kekuatannya yang tersisa.

"Tapi sekarang aku tau," gadis itu meletakkan telapak tangannya tepat di mana jantung Leo bedetak, "kamu udah membuka pintu hati kamu. Sayangnya, itu bukan untuk aku."

Gadis itu menatap Leo, tatapan yang Leo sendiri tidak bisa menjelaskannya. Di sana terlalu banyak luka, gadis itu tidak baik-baik saja dan Leo benci ketika ia menyadari bahwa ialah penyebabnya.

"Beruntung ya jadi dia, bisa mendapatkan hati kamu tanpa perlu mengetuk, apalagi menunggunya. Aku menyerah, Leo. Aku menyerah." Gadis itu berucap dengan senyum patahnya. Senyum yang sama sekali Leo tidak sukai.

Sedang Leo, detik itu juga hatinya seperti dihantam sesuatu yang sangat keras. Ingin sekali Leo memeluk gadis itu dan mengatakan bahwa Leo juga mencintainya, tapi laki-laki itu mengurungkan niatnya.

Telat, Leo. Lo telat, liat dia terluka dan itu karena cowok tolol kayak lo. Batin laki-laki itu mengumpat.

Leo membuang muka setelah melihat kristal bening keluar dari mata indah gadis itu. Sementara gadis itu semakin terisak dan Leo semakin merasa sesak.

"Berhenti nangis," desisnya, buku jari laki-laki itu memutih, menahan diri untuk tidak meledak dan mendekap gadis itu dengan erat.

Dengan masih tergugu, gadis itu mengangguk, "Untuk semua kenangan dan kebersamaan kita, terima kasih. Sekarang kamu boleh pergi, Leo. Kamu boleh pergi," lirih gadis itu. Ia menyadari bahwa ia tak akan bisa meluluhkan hati Leo yang terlanjur beku.

Detik berlalu dan Leo masih membisu. Laki-laki itu terjebak dalam waktu, untuk kali kesekian Leo kembali merasakan kehilangan.


Salam,

Nadromeda

TBC


DOUBLE LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang