12. Awal

3.4K 753 65
                                    

Jaehyun benar-benar mengambil perjalanan ke Pulau Kera setelah beberapa beberapa bisnis urgent-nya telah selesai—bersama Taeyong tentu saja, lelaki itu sungguh setia untuk ikut kemanapun dirinya pergi.

Oh, jelas harus setia. Jika tidak, untuk apa Jaehyun membayar Taeyong mahal-mahal bila lelaki itu tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya?

"Berapa jam lagi sampai?"

"35 menit lagi kita sampai homestay terbagus dekat Pelabuhan Tenau. Untuk besok kita menuju Pelabuhan Tenau selama 5 menit lalu naik yacht menuju Pulau Kera dengan durasi waktu 30 menit."

"Kenapa nggak langsung di Pulau Kera?" Jaehyun mengerutkan alis tak suka. Taeyong kadang mencari susah untuk beberapa urusannya, juga entah kenapa akhir-akhir ini dia merasa temannya itu sedikit bebal.

Jaehyun merasa susah, dia harus bergerak cepat untuk membawa Rose beserta kedua anaknya kembali sebelum media datang menghujani. Tak bisa ia bayangkan apa jadinya bila media memberitakan dirinya yang tidak baik. Saham turun drastis, citranya rusak, investor menarik modal— tak bisa. Ini sungguh neraka baginya.

Namun, Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga bukan? Sayangnya yang ditutupi Jaehyun bukan bangkai, tapi kepergian keluarga kecilnya yang selama ini ia tak pedulikan.

Jaehyun menggeram marah, apa kurangnya dia? Selama ini wanita itu sudah ia turuti apapun kehendaknya, hidup pun enak, apalagi yang kurang hingga dia harus pergi tanpa pamit? Dasar wanita tak tahu terimakasih.

"Kau kubayar bukan untuk melakukan hal sia-sia," kata Jaehyun. Sesungguhnya dia lebih memilih penerbangan untuk bisnis ke luar negeri daripada harus berakhir pada perjalanan panas dan memuakkan ini. Sangat tidak cocok dengan jas semi formal yang dia pakai sekarang.

"Masalahnya bukan begitu, akomodasi di Pulau Kera sangatlah minim dan hanya ada rumah penduduk yang tak layak huni. Apakah kau bisa tinggal di—"

"Shut up. Hadap sana." Jaehyun memejamkan mata lalu mendengus dingin. Taeyong tahu kalau dia takkan pernah bisa hidup di dunia yang sangat berbeda dari kesehariannya. Namun yang membuat dirinya heran juga kesal adalah dari sekian banyak tempat bagus dan akomodasi penuh di negara mereka, kenapa wanita itu memilih tempat yang tak ada bagus-bagusnya sama sekali untuk tinggal?

Jaehyun yakin sekali jika Rose takkan bisa bertahan lama, tapi kenapa bila tak nyaman malah menghabiskan waktu hingga bertahun-tahun?
Menyebalkan sekali, makinya dalam hati.

***

Rose benar-benar memenuhi janjinya untuk menyusuri pantai setelah menjemput Nino sekolah. Sungguh badannya terasa remuk ketika setiap hari harus bolak-balik naik kapal mengantar Nino bersekolah di Kupang akibat akomodasi penunjang pendidikan formal tak ada sama sekali di Pulau Kera.

Ros merasa miris melihat keadaan Pulau Kera saat pertama kali datang. Rumah banyak yang reot, tak ada akses kesehatan—minimal puskesmas, gedung sekolah tak ada, bahkan hampir semua anak di Pulau Kera dalam keadaan buta huruf, yang mana ini sudah jalan beberapa tahun tapi tak ada perubahan sama sekali.

Di satu sisi Rose merasa beruntung dapat tinggal di rumah Jennie yang lumayan cukup memadai disertai kemudahan akses karena sahabatnya itu punya banyak kolega—makin banyak orang dalam makin mudah hidup— di Kupang, di sisi lain dia merasa sedih karena masih banyak anak yang tak bernasib baik seperti anaknya. Jiwa sosial Rose langsung saja berteriak tapi sayangnya dia tak lagi punya kuasa apapun untuk membantu mereka yang serba kekurangan sekarang.

Pernah suatu kali Rose bertanya pada Jennie kenapa gadis itu memilih Pulau Kera sebagai tempat kerjanya—membuka klinik— bukan rumah sakit besar yang ada di kota metropolitan. Jennie dengan enteng menjawab,

"Jawabanku sama dengan jawabanmu kenapa datang ke sini alih-alih bisa mencari tempat lain."

Dan Rose tahu jika dirinya dan Jennie mencari ketenangan serta menyelamatkan jiwa mereka, walau dia paham jika apa yang ia lakukan sekarang bukannya menyelamatkan jiwa tapi melakukan penghindaran tanggung jawab. Khusus untuk kasusnya.

"Bunda capek?"

Rose mengerucutkan bibir untuk menggoda Nino lalu menganggukkan kepala sambil merenggangkan tubuhnya. Tadi malam dia hanya tertidur sebentar karena terjaga akibat mimpi buruk yang sangat jelek. Lelaki itu menarik Rose dengan kasar dan membawa kedua anaknya pergi  naik kapal lalu memasukkan mereka dalam sangkar emas—selanjutnya orang-orang banyak memfoto mereka di balik sangkar. Dan lelaki itu hanya tersenyum manis ke arah para pengunjung, tanpa mereka tahu di belakang tubuhnya ada tali yang tersambung dengan leher Rose beserta kedua anaknya. Hal tersebut dilakukan jika ketiga orang ini melawan, lelaki itu akan menariknya dengan keras—agar tenang.

Rose jelas langsung terbangun, apapun yang berhubungan dengan lelaki itu sungguh merupakan mimpi buruk.

"Iya, Bunda capek. Tapi kalau kakak mau nyanyi sambil memegang tangan Bunda, Bunda nggak capek lagi."
Rose tersenyum saat Nino tanpa kata mengenggam tangannya lalu bernyanyi dengan riang.

"Potong bebek angsa~ Angsa di kualllllli~" Ekspresi Nino yang mencoba bernyanyi dengn serius, terang saja membuat Rose tertawa lepas.
Nadanya sumbang, tak ada ketepatan nada sama sekali.

Segera, Rose menggendong anak sulungnya dan begegas menuju rumah. Dirinya tak sabar melihat momen manis Nino yang telaten mengajari adiknya—biasanya Nino suka ngajarin Ilo apa yang ia pelajari sebelumnya di sekolah— sedangkan untuk sang adik hanya bisa menganggukkan kepala saja tanda setuju dari apa yang diajarkan oleh si abang.

Dalam sekejap tawa riang Rose nanti akan berubah menjadi tangisan saat penyebab utama kemunculan trauma yang diderita berada di hadapannya.







***
Ei, gue beberapa ini jadi author galak banget ya wkwkwk gais tenang aja, ff ini bakal selalu update tanpa diminta. Jadi tanpa kalian tagih—buat yang kemaren nagih-nagih— ff ini akan selesai.
Updatenya seminggu sekali, kalo molor ya dua minggu sekali. Kalo rajin dua kali seminggu. Tetap tenang dan santuy.



Btw kalian yakin jika hanya Rose dan kedua anaknya saja yang tersakiti?

SORE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang