dua-mencoba

4 1 0
                                    

Hari kedua ini, Awan mencoba untuk terasa baik baik saja. Karena masih hari libur, ia pun bersiap siap untuk menghirup udara segar di sekitaran komplek

Ia hanya memakai hoodie crop pink tua dan membiarkan rambutnya terurai indah. Ia juga tak lupa mengenakan earphone kesayangannya berwarna coklat hitam.

Lagu pertama yang ia putar adalah never be alone-shawn mendes. Alunan musik nya yang akustik, membuat dirinya nyaman dengan menghirup udara dipagi hari.

Air matanya seakan ingin menetes kembali, tetapi ia mencoba untuk tetap tegar. Berulang kali ia menarik nafasnya perlahan lahan agar sesak didadanya menghilang.

Awan pun berhenti sejenak di taman kompleknya. Duduk di kursi yang memanjang dihadapan air mancur yang diatasnya burung burung cantik sedang berbaris terbang mengelilingi indahnya dunia.

Cuacanya sangat mendukung. Nafasnya ia hembuskan dengan berat.

Duduk di kursi sambil menatap air mancur yang indah itu, sangat nyaman apalagi jauh dari keramaian.

Tanpa ia sadari, air matanya kembali tetes. Tangisnya pecah. Ia mendekap wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Nih"

Terdengar suara lelaki yang menghampiri dirinya. Awan pun langsung membuka matanya dan kaget mendapati seorang pria remaja sebaya dengannya memberikan sapu tangan coklat kepada dirinya.

"Makasih, tapi gausah" Awan menolaknya.

"Udah, gapapa. Buat apus air mata kamu"

"Sekali lagi makasih, gue bisa lap pake tangan gue"

"Oke"

pria itupun segera duduk di samping Awan dan menatap dirinya.

"Kamu kenapa nangis?" kembali berkata, untuk memecahkan keheningan

"Bukan urusan lo"

"Iya juga. Oke deh. Ngomong ngomong, kamu salah satu penghuni komplek ini ya"

"Kenapa emang?"

"Gapapa, cuman nanya doang soalnya aku baru pindah"

"Oh"

"Nama kamu siapa?"

"Awan Nadira"

"Cantik, seperti orangnya hehe"

Awan menatap sinis pria disamping nya

"Eh iya maaf maaf, gabermaksud apa apa cuman mau ngehibur kamu doang"

Awan pun segera beranjak pergi tetapi langkah nya terhenti saat pria ini menanyakan rumahnya.

Awan hanya menghiraukan saja dan kembali melangkahkan kakinya. Dari kejauhan, pria itu ternyata mengikuti Awan.

"Kenapa sih lo ngikutin gue!?"

"Galak banget. Aku cuman pengen tau rumah kamu, siapa tau kita tetanggaan"

Tak terasa Awan sudah sampai dirumahnya.

"Oooh, jadi ini rumah kamu. Itu rumah aku disamping rumah kamu berarti kita tetangagaan hehe"

Awan kembali menghiraukan lelaki itu dan masuk kerumah nya.

"Ih aneh banget tuh cewek" batinnya
.....

Kembali ke kamarnya menatapi ke arah luar jendela.

Ada sebuah balon, bersanggar di jendela Awan. Ia pun terheran saat melihat siapa yang mengirimnya.

Pria yang tadi pagi bertemu di taman. Dia yang mengirimkan sebuah balon berwarna putih keemas emasan.

Sebuah Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang