"Sudah lah, sudah cukup untuk kita seperti ini"
"Jangan Langit, aku benar benar tidak ingin melepaskanmu"
Terlihat dua orang sedang serius menyelesaikan masalah mereka. Tampaknya, gadis itu tak ingin berpisah dengan lelaki yang 4 bulan sudah bersamanya.
Tak pernah ada yang menginginkan perpisahan, tetapi itulah hidup. Jika tidak ada yang menyukai perpisahan, maka jangan pernah bertemu sebab, bertemu akan berujung berpisah.
Gadis itu sangat bersedih harus merelakan lelaki itu. Ia tak pernah menyangka akan terjadi seperti ini.
Kehidupan memang selalu tak bisa ditebak.
Gadis itu benar benar takut akan kehilangan sosok yang baginya sangat kuat untuk melindungi dirinya.Awan dan Langit, sepasang kekasih yang kisahnya berawal saat di gedung lancip berwarna merah maroon. Saat itu, hari yang penuh bahagia menyelimuti mereka berdua.
Sepasang kekasih ini, tak pernah terlihat tak bahagia. Mereka selalu menjalankan hari hari dengan menyenangkan.
Entah mengapa, sesuatu terjadi dengan Langit. Ia mengikhlaskan semuanya dengan cara berpisah.
Tak pernah terlintas di pikiran Langit bahwa hubungannya dengan Awan akan berakhir seperti ini.
.....Pagi ini, acara promnight di adakan. Semua siswa SMA High Clasic sedang berbahagia dan menikmati acara tersebut.
Tawa menyelimuti suasana saat itu. Lampu kemerlap kemerlip yang menambah suasana dan juga udaranya yang sangat sejuk.
Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang berbincang bincang, ada yang memakan makanan yang disajikan dan juga ada yang canda tawa.
"Perhatian gaaesss" suara seorang wanita diatas panggung, membuat semua kesibukan terhenti, dan menatap wanita cantik yang mengenakan gaun panjang berwarna pink muda yang berada diatas panggung.
Tampaknya ia ingin mengatakan sesuatu
"Tolong diliat ya video ini"
Semua orang terkejut menyaksikan video yang ditunjukkan oleh wanita itu.
Entah apa yang ada difikiran mereka saat melihat video itu, tetapi yang jelas mereka semua merasa teramat kecewa
"Aduhh kasian dong Langit" bisik salah satu siswa dengan temannya
"Ih gimana sih murahan banget"
Mereka semua berbisik bisik mengenai video itu.
Awan yang melihat itu, teramat sangat terpukul. Ia tak sama sekali berbuat untuk menyakiti hati Langit Bagaskara.
Air matanya jatuh, make up nya menjadi tak terlihat lagi. Ia pun segera meninggalkan keramaian.
Kemudian tak lama, Lelaki bertubuh tinggi dan sedikit kurus itu menghampiri Awan.
"Ternyata, aku ganyangka akan seperti ini Awan"
Awan yang mendengar suara seseorang segera menghapus air matanya.
"Langit?"
"Aku ga nyangka Wan, bakalan seperti ini. Kita udah 4 bulan jalanin hubungan, tapi gataunya kamu malah begini sama aku"
"Ngga Langit! Tolong jangan percaya semuanya"
"Kenapa aku mesti ga boleh percaya? Apa alasannya Awan!? Semua sudah terlihat jelas dimataku"
Air matanya semakin deras, nafasnya sesak, jantungnya tak henti hentinya berdegup.
"Langit, semuanya kita bisa bicarakan baik baik"
"Awan, aku gabisa lagi. Kita cukup sampe disini aja, karena aku gamau kita lanjutin hubungan ini dengan cara terluka"
Malam itu, menjadi malam yang berubah bagi Awan. Ia kehilangan sosok yang ia punya selain papa nya.
Jantungnya seakan berhenti, mendengar pernyataan Langit. Suasana yang tadinya hangat, kini menjadi mencekram, menakutkan bagi Awan.
Awan pun segera pulang, menyetir mobilnya dengan laju kecepatan tinggi.
Diperjalanan ia masih dalam keadaan yang sama.
Hancur... Benar benar hancur hatinya. Seperti tembok yang dipaksakan runtuh. Tubuhnya melemah,
Sesampainya di rumah, nafasnya terengah engah. Bibirnya yang semula ia hias dengan warna matte, kini menjadi pucat pasi. Rambut nya sudah tak karuan. Gaun yang semula indah, kini menjadi hancur.
Didalam kamar, ia hanya ditemani oleh kesepian yang melanda dimalam hari.
Ia pun menatap ke arah jendela.
"Apa yang salah dengan diriku?" batinnya
"Apa yang harus kulakukan sekarang?"
"Pasti, hari hari selanjutnya akan terasa sangat berat untukku jalani"
"Langit Bagaskara mengapa kamu begitu mudahnya memercayai mereka?"Awan takut dengan hari hari yang ia jalani nantinya dengan sendiri. Tak sanggup untuk mengingat semua memori yang ada dihidupnya.
Sangat sulit pasti untuk menerima kenyataan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
عشوائي"Aku memilih kita yang sekarang kembali tanpa ada perasaan. Sebab bagiku, mengenalmu dan memiliki perasaan untukmu(lagi), semakin aku terluka" -Awan Nadira