setiap malam, setiap detik, menit, jam, Awan dan Langit tak berhenti chattingan dan bahkan telponan. mereka sangat menikmati percakapan percakapan yang selalu hadir di telfon mereka.
percakapan itu membuat Awan merasakan dentuman di jantungnya kembali. dentuman yang pertama kali ia rasakan ketika melihat Langit.
Langit pun sama dengan Awan, menikmati percakapan di telfon hingga satu jam sudah terlewatkan.
sampai akhirnya, pukul 02.45 harus berakhir. tetapi itu tak membuat Awan sedih, karena satu jam sudah di habiskan dengan canda tawa dan obrolan obrolan manis menghiasi telfon mereka.
Awan bernafas lega, merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk berwarna coklat emas.
menatap lampu yang menerangi kamar nya sambil tersenyum.
ia tak pernah menyangka bahwa mereka berdua akan kembali dekat. seperti takdir mengatakan bahwa takkan lagi ada kata perpisahan untuk mereka berdua.
Awan bahagia karena bisa sedekat kembali dengan Langit. perasaannya tetap sama, dentuman dentuman itu selalu hadir ketika Langit didekatnya.
perasaan jatuh cinta itu tak bisa dipungkiri oleh Awan. jatuh cinta itu hal yang normal bagi manusia. mereka menikmati jatuh cinta tanpa memerdulikan, kapan perpisahan tiba.
mereka takkan pernah mau ada perpisahan, tetapi mereka hanya mau pertemuan. ya... semua akan bertemu pada jodohnya tetapi mereka juga harus siap untuk perpisahan yang akan datang.
mereka yang memulai, harus siap menerima perpisahannya. jika siap mengenal cinta, maka harus siap pula untuk patah hati. jika siap bertemu, maka siap pula untuk berpisah. begitulah kehidupan yang sesungguhnya:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Random"Aku memilih kita yang sekarang kembali tanpa ada perasaan. Sebab bagiku, mengenalmu dan memiliki perasaan untukmu(lagi), semakin aku terluka" -Awan Nadira