Bintang Atmadjaya. Seorang pria yang menganggap bahwa meluluhkan hati seorang wanita itu sangat mudah.
Tetapi bertemu dengan Awan itu semua ternyata tak benar. Sulit untuk Bintang berkenalan dengan gadis itu.
"Ternyata kasian ya Awan harus diputusin sama Langit"
"Iyalah, soalnya kan dia udah jelas jelas salah"
Tak sengaja, ketika Bintang jalan ke arah koridor sekolah, ada dua orang siswi yang sedang membicarakan Awan. Ia pun segera menguping untuk mengetahui semuanya.
Hati Bintang merasakan kekecewaan. Entah mengapa ia juga ikut prihatin dan sekaligus kesal dengan Langit yang mempercayai begitu saja.
Bintang pun segera mencari Awan. Di berbagai tempat di sekolah ia datangi tetapi tidak ada Awan. Otak nya mulai berfikir harus kemana ia mencari Awan
Saat itu, otak nya mulai teringat suatu tempat. Ia pun berlari menuju tempat itu, taman. Ya taman adalah tempat dimana Awan bertemu 'dia'
Bintang mendapati Awan yang tengah menangis dalam dekapan tangannya.
"Awan"
Awan berhenti, seolah ia tak mau menunjukkan kesedihannya didepan Bintang.
"Lo ngapain ke sini?"
"Gue... Gu...gueee"
"Bin, pliss gue lagi gamau diganggu"
"Mmm...bukan gitu Wan"
"Bin"
Matanya berbinar, Bintang tak tega melihatnya seperti ini.
"Apa ini semua gara gara Langit?"
Awan yang semula menunduk, ia menjadi menantap Bintang heran karena pertanyaan Bintang.
"Bukan urusan lo Bin"
"Apa ini semua gara gara Kinara yang udah sebar video itu di acara promnight?"
"Bin!"
"Apa ini semua gara gara Bintang yang udah percaya semua video itu tanpa ada bukti kejelasannya?"
"Bin! Stooooppp!"
"Apa ini semua gara gara...."
"Stop Bin! Gue bilang stooooppp!"
Awan pun berdiri di hadapan seorang pria yang bertubuh tinggi nan gagah dengan mata yang masih berbinar "ini bukan urusan lo! Jadi lo gausah ikut campur masalah gue! Atau bahkan care sama gue!"
Kemudian ia melangkahkan kakinya dan terhenti sesaat Bintang menggapai tangannya.
"Wan, ini emang jelas bukan urusan gue. Tapi, apa salahnya lo coba untuk memulai sesuatu"
"Memulai? Sesuatu? Maksud lo?"
"Mulai dengan lo buka hati lo untuk cowok lain"
"Gabisa Bin! Sekalinya ada cowok yang dateng di kehidupan gue, sekali itu juga ingetin gue waktu deket sama Langit"
Tangan Awan yang semula digenggam oleh Bintang, kini terlepas. Bintang sekejap melamun mendengar pernyataan itu.
Air matanya turun, dadanya terasa sesak, nafasnya seketika terhenti, tubuhnya melemah.
Bintang ternyata sudah mulai jatuh hati ketika ia bertemu dengan Awan di taman kompleknya. Kemudian, saat itu juga ia tak sengaja membaca sebuah buku kehidupan Awan Nadira. Setelah membaca itu, Bintang merasa ada seseorang yang sepemikiran dengannya.
Sepemikiran tentang apa itu kehidupan, apa itu cinta, apa itu teman, keluarga, sekolah dan apa pun yang baginya, orang lain tak bisa memercayainya kecuali Awan.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Random"Aku memilih kita yang sekarang kembali tanpa ada perasaan. Sebab bagiku, mengenalmu dan memiliki perasaan untukmu(lagi), semakin aku terluka" -Awan Nadira