The Pilot

320 9 0
                                    

Aku terlalu cepat melangkah. Hingga pada akhirnya aku sulit untuk berhenti.

Hanya saja lampu jalan di sudut sana memaksa aku untuk berhenti sejenak.

Sejenak saja, hanya untuk hitungan detik.

Aku berdiri di tengah kerumunan di sebuah perempatan besar.

Aku melihat orang berlawanan arah denganku, tersenyum lalu lewat begitu saja.

Di seberang sana orang melambaikan tangannya ke arah ku.

Lalu aku berbalik badan untuk memastikan lambaian itu bukan untukku.

Oh, ternyata benar itu untuk orang lain.

Aku membalikkan badan ku seperti semula ke arah lampu jalan.

Dari ujung sebelah kiri orang-orang berlarian ke arah papan billboard besar yang tepat berada di seberang ku.

Lampu untuk pejalan kaki sudah berubah menjadi hijau, lalu aku menyeberang ke arah jalan yang mengharuskan ku melewati kerumunan papan billboard tersebut.

Suara orang-orang meneriakkan nama seseorang yang berbeda beda itu membuat telingaku sedikit terganggu. Aku hanya melihat sedikit ke arah layar.

Oh, hanya seperti potongan film yang akan rilis kupikir.

Lalu aku melanjutkan perjalanan menuju ke arah stasiun Seoul.

Baru sekitar 5 menit berjalan dari hotel.

Tiba-tiba perutku mulai mengisyaratkan bahwa aku harus makan.

Aku melihat jam tangan menunjukan pukul 11 siang waktu sekitar, masih ada waktu untuk membeli roti dan segelas kopi untuk makan siang.

Maklum saja, berat badan ku cukup proporsional karena tidak banyak makan dengan tinggi 175 cm aku hanya seberat 75 kg.

Umur 25 tahun tidak membuat muka ku terlihat lebih tua. Banyak orang bilang muka ku tidak berubah seperti awet muda dengan rambut yang biasanya di sisir rapi ke samping.

Aku akan pergi ke kafe di depan stasiun Seoul saja agar lebih dekat dan tidak terburu-buru.

Ya, aku memang harus menuju ke Stasiun Seoul lalu naik kereta untuk sampai di Bandara Incheon, karena jadwal hari ini adalah kembali ke Home Base di Jakarta.

Semua teman kru sudah meninggalkan aku dari hotel karena mereka ingin jalan-jalan terlebih dahulu lalu mereka akan kembali ke hotel untuk bersiap-siap. Mereka terdiri dari 1 captain yang bernama Captain Andaro. dan 6 pramugari, yaitu Denada, Liana, Patricia, Lisa, Anne, dan Rere.

Jadwal keberangkatan kami adalah pukul 5 sore waktu setempat jadi tidak ada salahnya untuk meluangkan waktu untuk jalan-jalan dan membeli oleh-oleh.

Aku sudah bilang ke Denada, salah satu pramugari, untuk membelikan apa saja yang sama dengannya. Minimal ya seperti gantungan kunci atau yang lain.

Tadi aku bangun agak siang jadi mereka meninggalkan ku. Tapi itu tidak masalah, aku bisa pergi sendiri. Karena ini adalah kali kedua aku tiba di Korea.

Aku sudah 5 tahun menjalani profesi seorang Pilot di sebuah perusahaan maskapai di Indonesia. Meskipun termasuk baru tapi aku sudah dapat jadwal untuk terbang lintas negara.

Aku pernah tinggal 1 tahun di Philippines untuk menyelesaikan pendidikan sebagai seorang Pilot.

Aku juga pernah tinggal di Prancis selama 5 bulan untuk melaksanakan pelatihan di salah satu pabrik pesawat ternama di dunia.

Aku sangat suka tinggal di luar negeri ketimbang di negara ku sendiri. Bukan berarti aku tidak cinta tanah kelahiran, tapi aku bisa lebih menemukan diri ku sendiri ketika tinggal di luar negeri.

Kiss Me Before FlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang