Dihari yang sama Part 1
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan-nya ♡
__
_
_Mereka bertiga akhirnya berlari menuju pintu belakang sekolah, karena pintu parkiran yang sudah dikunci.
"gimana inih udah mau jam sembilan. Tadi aja gua ijin enggk sekolah dari pada harus malu maluin"
Dinda terlihat cemas dengan kedua laki-laki yang berada dihadapan-nya ini, tak yakin rencana mereka akan berhasil.
Ketiga remaja itu masih memantau pintu belakang sekolahnya, mereka menelisik sekitar kalau-kalau ada hal janggal.
"Din kamu tenang aja ada aku disini"
Daniel menatap surai Dinda lembut sambil cungar-cengir.
Andika hanya diam sambil memutar bola matanya malas, karena ucapan Daniel yang menurut dirinya lebay.
"Dik, punya duit gak lu?" tanya Daniel menatap laki-laki es itu.
"Ada" jawabnya seraya menikan sebelah alis.
"Nah, bagus ayo beli nasi uduk nya kang Memet buat nyogok mang Rusli"
Mang Rusli adalah satpam disekolah mereka, dialah yang berjaga memantau pintu belakang sekolah.
Daniel kenal dengan Mang Rusli karena sudah beberapa kali ngobrol atau sekedar berbagi rokok bersama satpam itu.
Bisa dibilang orang dalam Daniel untuk sekedar keluar masuk tongkrongan dengan sogokan, yaitu warung mang Memet.
Daniel berjalan beriringan dengan lengan Dinda yang ia gengam.
Andika mendengus sebal memperhatikan lengan itu saling bertautan.
Laki-laki itu mengekor dibelakang sambil ikut menggangam jari-jemari Dinda yang ia erat kan di sela-sela jari yang bertautan.
Mereka berhenti diwarung yang berada dipinggir jalan yang berada dibelokan gang komplek dekat sekolahnya yang hanya tinggal belok. Sampai.
.
.
.
."Eits Mang nasi uduk satu bungkus pake semur jengkol, pake sambel, bihun ya mang sama perkedelnya satu. Oh iya telornya satu jangan setengah" pintanya kepada mang Memet sang pemilik warung.
Mang Memet langsung melayani permintaan Daniel.
Mereka duduk dibangku panjang yang langsung berhadapan dengan warung.
Dengan Dinda yang diapit kedua laki-laki tampan itu.
"Eh si Daniel bolos deui maneh" tuduhnya sambil menyendok nasi "tumben maneh teu ngajak Adri jeung Wisnu, iye saha deui mani geulis?" sambungnya kemudian beralih menatap Dinda.
"eum nama saya Adinda mang panggil aja Dinda" jawabnya lalu mengambil gorengan tempe yang masih hangat. "Dia Andika panggil aja Dika apa enggk Dik mang. Enggk ada cirengnya mang? " sambungnya sibuk mengoles saus ke gorengan tempe.
"si Andika mah sering ka dieu atuh neng apal amang mah ka si Dika. Cireng na belum sempet mamang goreng, neng"
Dinda menganggut-ngangut paham lalu manaruh saus kembali ketempat asal kemudian beralih menatap surai tajam Andika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layover
General FictionCerita pertama saya. Masih terdapat banyak typo. Semoga sukaa♡