WARNING!!
DRAMA LAGI MENJELMA DIMANA-MANA!!!.
.
.
.
.Kai segera masuk ke dalam apartemen nya dan membersihkan badannya karena memang sudah sangat sore, sekitaran jam 6 sore.
Ceklek
BLAM!
"KAI" panggil seseorang yang sangat Kai kenal. Orang yang sudah hampir tiga tahun ia ajak tinggal bersama.
Kai keluar dari dalam kamar mandi dan sudah mengenakan pakaian rumah. Kai tersenyum. "gausah teriak, berisik Soobin" ucapnya tenang lalu menuju dapur.
Soobin menatap Kai dengan tatapan heran. Kenapa ia seperti tidak terjadi apapun.
"jangan liatin gue gitu, ada masalah apa? " tanya Kai masih dengan nada yang tenang.
Soobin mendekat dan sekarang ada di belakang kai. "m-ma-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya Kai sudah terlebih dahulu bicara.
"oh iya! Gue udah bungkusin nih, belum gue sentuh" ucap Kai setelah selesai membuat teh hangat untuk dirinya ia pergi meninggalkan Soobin yang masih mematung melihat kotak yang berisi makanan.
Soobin melepaskan pandangannya dari kotak nasi dan menatap Kai yang menatap televisi sembari menyeruput teh hangat nya.
"Kai,-"
"mandi sana, bauk tau" ucap Kai lagi-lagi memotong ucapan Soobin.
"denger-"
"gue mau tidur, capek" ucap Kai, baru hendak beranjak, Soobin lebih dulu menangkap lengan Kai dengan cengkaman yang kuat.
"Kai, Jangan potong ucapan gue lagi" marah soobin saat Hueningkai hendak memotong ucapannya lagi.
Hueningkai pertamakali melihat Soobin semarah ini. Ia menatap Kai seolah-olah Kai adalah penjahat sesungguhnya.
Soobin tau yang salah disini adalah dirinya, tapi ia juga di sulut oleh api cemburunya sendiri.
"Apa hubungan lo sama cowok tadi?" tanya Soobin. Walau dengan nada tenang, Kai tau dia sedang menahan amarahnya.
"murid gue" jawab Kai singkat terkesan dingin.
"gausah deketin dia lagi" ucap Soobin tiba-tiba dan itu membuat Hueningkai tertawa.
"hahahaha, dia murid aku soobin, enggak usah cemburu ya" ucap Kai lalu kembali tersenyum paksa.
Soobin semakin kencang menggenggam lengan Kai. Sekarang Soobin menarik Kai ke kamar mereka.
"lebih baik lo jujur kalau lo kecewa sama gue, dari pada lo kayak gini" Batin Soobin.
"gue sama sekali enggak suka senyum lo yang kayak gini Kai, lo bisa marahin gue! Hukum gue! Gue SALAH DISINI HUENINGKAI! " ucap Soobin dengan nada yang setengah teriak.
Kai hanya menatap punggung Soobin yang menyeret tangannya menuju kamar mereka. Kai sama sekali tidak menyahuti apa yang Soobin ucapkan, malah ia terkesan tidak tau apa yang Soobin debatkan. Ia tidak ingin tahu, hanya ingin melupakan apa yang ia lihat. Tidak mau tersakiti dan dikecewakan. Hanya itu.
Sekarang tubuh Hueningkai sudah terhempas ke atas ranjang mereka.
"gue mau lo hari ini" ucap Soobin yang sudah membuka pakaiannya hanya tersisa celana jeansnya.
Kai merasa takut sekarang, masalahnya Soobin tidak pernah beraura menakutkan superti saat ini.
"g-gue capek, besok aja" lalu Kai mundur perlahan dan sudah mendapatkan tempat nyaman untuknya menutup mata, namun ternyata Soobin tidak mendengarkan nya sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU | SOOKAI
Fanfiction"kenapa gue bisa percaya sama orang sialan kayak lo sih?! " ujar laki-laki manis yang lebih pendek dari laki-laki di hadapannya yang tinggi dan memang lebih besar darinya. "MAKANNYA DENGERIN GUE DULU! " bentak laki-laki tinggi yang tepat berada di...