Tigabelas

44.3K 2.5K 109
                                    

Happy Reading❣️

"Ayo ed.."

"Tidak, aku takut melakukannya." ujar Edward.

"Tak apa-apa, ayo pelan-pelan saja ed."

"Aku berat Ash!." tambah Edward.

"Aku tidak akan apa-apa ed, ayo pelan-pelan saja."

"Tapi kau genggam tanganku dengan erat."

"Kau fikir aku akan membiarkan dirimu terjatuh begitu saja? Ayo cepat." jawab Ashley.

Edward menggenggam tangan Ashley, begitu juga tangan Ashley dengan kuat menggenggam tangan suaminya yang ingin belajar berdiri. Ashley tidak jadi tidur siang karena Edward. Iya, suaminya itu memasang cctv tanpa sepengetahuan Ashley. Bagaimana tidak marah, Edward bahkan bisa saja melihat Ashley melakukan kegiatan berpakaian istrinya nantinya, maka dari itu hukuman yang diberikan untuk Edward adalah ini.

"Apa masih sangat lemah untuk dibawa berdiri?" Edward mengangguk.

"Kakiku seperti jelly rasanya." Ujar Edward sambil melihat kebawah. Kakinya yang malang, masih belum kuat untuk berdiri.

"Baiklah, aku akan membopong dirimu seperti ini."
Ashley melepaskan genggaman tangannya yang tadi menggenggam tangan Edward sangat erat. Kini ia mengubah posisinya tepat disamping Edward, lalu ia mememul Edward dari samping. Tangan Edward pun merangkul bahu Ashley.

"Ayo coba dengan perlahan." Edwardpun mulai berdiri dengan bantuan Ashley. Perlahan ia berdiri dan itu membuat Edward tersenyum senang.

"Hufh, tubuhku berat sekali rasanya."

"Coba gerakkan kaki bagian kanan, perlahan saja." pinta Ashley, Edward mengangguk.

Perlahan Edward mencoba melangkahkan kakinya, namun itu sangat berat bagi Edward. Wajah yang datar itu kini berubah menjadi kesal. Ashley terkekeh.

"Tidak bisa?" tanya Ashley, Edward kembali menganggukkan kepalanya.

"Berat sekali."

"Baiklah, cukup sampai disini saja kalau begitu jangan dipaksa." Ashley hendak mendaratkan kembali Edward untuk duduk dikursi roda, namun Edward menahannya.

"Kita coba sekali lagi."

"Kau yakin?" Suaminya itu mengangguk dengan mantap.

"Ayo." tambah Ashley.

Edward mencoba kembali untuk menggerakkan kakinya, ia menarik sedikit celana jeans hitam miliknya dan melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit. Ashley tersenyum, tangannya masih memeluk pinggang ramping milik suaminya. Perlahan suaminya itu melangkah maju menjauhi kursi rodanya.

"Bagaimana? Apa yang kau rasakan." tanya Ashley yang sejauh ini bisa membuat suaminya bahagia karena yah, walaupun hanya bisa melangkah sedikit.

"Emm, ini cukup. Aku merasa lelah, kau juga pasti lelah." Ashley tersenyum, Edward pun ikut tersenyum. Wajah keduanya sangat dekat, bahkan jika Edward maju, mungkin keduanya ah lupakanlah.

"Hai kakak ipar!!" Edward menggeram, pengganggu datang.

Ashley menoleh keasal suara.

"Calvin?" ujar Ashley yang melihat Calvin berjalan kearah dirinya dan juga Edward.

"Jangan dekat-dekat dengannya!" ujar Edward dengan wajah datarnya.

"Wahh, kau belajar berjalan kak? Ini pasti karena paksaan kakak ipar bukan?" Ashley tersenyum melihat suaminya yang membuang pandangannya dari adiknya itu.

My Husband In The Wheelchair.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang