Happy Reading🐳
Sepulang dari butik Axton membawa kedua calon pengantin itu pulang kerumah kediaman Holland. Axton diberitahu oleh istrinya bahwa Johnson dan Sarah tidak ada dirumah, mereka akan meninggalkan rumah dua hari ini dikarenakan ada bisnis diluar kota.
Sesampainya dipekarangan rumah keluarga Holland Ashley kembali membantu Edward untuk keluar dari mobil dan mendudukannya diatas kursi rodanya. Axton yang melihat itu hanya tersenyum dan berdiri memerhatikan betapa berhati-hatinya Ashley menuntun Edward untuk duduk diatas kursi rodanya, wanita itu memang berbeda dengan yang lain.
"Terimakasih." Axton tercengang apa yang barusan diucapkan oleh Edward barusan. Kalimat itu sangat jarang dikeluarkan dari mulut itu, bahkan tidak pernah. Tetapi saat Ashley ada saat ini, itu membuat sisi Edward yang lain berubah.
Hanya senyuman yang mampu wanita itu tampilkan. Edward menatap mata Ashley, betapa indah walau dilihat dari jauh. Axton berdehem agar tuannya itu berhenti menatap Ashley dan segera masuk kedalam rumah.
"Ayo kita masuk tuan, nyonya."
Tepat mereka didepan pintu rumah, datang seorang wanita yang usianya seperti usia Axton. Wanita tua itu tersenyum dan terlihat sangat ramah. Ashley pikir wanita ini sepertinya istri dari paman Axton.
"Akhirnya kalian sampai. Ayo tuan dan nyonya, masuk." wanita itu tersenyum lalu Ashley mengangguk dan kembali mendorong kursi roda Edward menuju ruang tengah.
Sesampainya diruang tengah, ashley langsung duduk tepat disamping kursi roda edward. Wanita itu merasakan perutnya yang berbunyi, sepertinya ia lapar. Memang tadi pagi-pagi sekali ia belum sempat untuk sarapan, ia memegang perutnya dan pertepatan dengan itu wanita paruh baya itu datang.
"Ada apa nyonya? Kau lapar?" kekehan wanita tua itu membuat ashley tersipu malu, dan edward menoleh melihat tingkah lucu calon istrinya.
"Ayo nyonya kita pergi kedapur!" ajak wanita tua itu, ashley memandang sebentar kearah edward sebagai pertanda ia meminta izin, dan pria itu mengangguk.
Ashley bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti wanita tua itu. Dan tersisalah Axton dan Edward disana. Axton mendekat, ia berdiri disamping kiri edward sambil ikut memandang kearah wanita tua serta ashley yang beriringan berjalan kearah dapur.
"Tuan, saya rasa nyonya Ashley akan tulus menyayangimu." edward langsung membuang pandangannya kearah depan.
"Semoga saja."
Didapur terlihat Ashley dengan pandai menumis semua bumbu dapur, wanita tua itu hanya melihat dengan tangannya sambil mengelap piring-piring yang akan ditaruh dimeja makan. Aroma tumisan itu membuat pelayan yang ada didapur terpengarah, mereka merasa lapar.
"Kau pandai memasak nyonya." ujar wanita tua itu pada ashley. Ashley hanya tersenyum simpul.
"Ini memang sudah hobbyku bibi." tangannya masih sibuk mengoseng-oseng bumbu diwajan, dan sesekali ia memasukkan beberapa sayuran.
"Oh iya bibi, aku belum tahu nama bibi, boleh kita berkenalan?" tambahnnya lagi, tangannya mematikan api dan mengambil kain untuk membersihkan tangannya.
"Tentu. Saya Linka, nyonya. Istri dari Axton Ayers, pria tua yang menemani nyonya dan tuan tadi kebutik." jawab wanita tua itu, dan ashley hanya berohria, dugaannya benar bahwa wanita ini memang istri axton.
"Masakkanmu sudah selesai. Makanlah!"
"Hanya aku? Lalu bibi? Dan paman? Edward?" Linka seperti mengubah mimik wajahnya jika sudah mendengar nama Edward.
"Kami akan menyusul nanti nyonya. Dan tuan Edward dia tidak pernah sarapan pagi, semenjak ia lumpuh." ashley rasa ini topik cerita baru yang harus ia dengar, ia mendekat kearah Linka dan mencoba mencari berita lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband In The Wheelchair.
Storie d'amore#ZacEfron&LilyCollinsSeries "Tidak ayah aku masih ingin sekolah, dan aku tidak ingin menikah dengan pria lumpuh. Dia saja yang lebih dulu menikah." "Hanya kau harapan ayah sayang, bantu ayah?" pria tua itu memandang anak pertamanya dengan mata berka...