Happy Reading🌜
( putar lagu yang ada dimulmed, biar sambil menghayati. ) 👆Kini Edward berdiri tepat dihadapan ayah dan ibu angkatnya. Entah apa yang membawa kakinya memijakkan kembali rumah itu. Ayah beserta ibu angkatnya ini terdiam sekaligus mematung melihat dirinya yang sudah bisa berdiri sempurna tanpa adanya kursi roda.
"Aku sudah katakan padamu jangan injakkan kakimu dirumahku, apa maumu sekarang? Jangan bilang kau hanya ingin memberi tahuku kalau kau sudah bisa berjalan." senyum sekaligus hinaan yang tak terlihat jelas membuat Edward terkekeh. Sarah menaikkan kedua alisnya.
"Aku datang sebagai tamu, seharusnya kalian menyambutku dengan ramah dan mempersilahkan aku masuk." Johnson menatap wajah Edward yang terlihat sangat santai itu, ada yang tidak jelas disini. Fikir Johnson.
"Ayo masuk." ajak Johnson dan mereka masuk kedalam rumah besar itu. Sarah melihat Edward yang memang benar-benar sudah bisa berdiri. Ini bukan mimpi, ini bukan magic, ini nyata.
"Apa kau berobat atau terapi mahal untuk bisa berjalan kembali? Lalu kau kesini untuk meminjam uang karena kehabisan uang?" ujar Sarah melipat kedua tangannya di dadanya dan Edward pun ikut melipat kedua tangannya didadanya.
"Tentu, terapi yang sangat mahal. Terapi cinta dari istriku, tapi aku datang bukan untuk meminjam uang tenang saja." senyum merekah Edward berikan pada Kedua orang tua angkatnya.
"Lalu apa maksud kedatanganmu kemari?" tanya Johnson sarkasme pada Edward.
"Aku ingin bertemu dengan adik pertamaku, Brent. Dimana dia? Aku punya urusan penting dengannya." Sarah nampak melihat kearah kamar Brent, Johnson pun ikut melihat kamar itu.
"Ada. Dia didalam kamar?" jawab Sarah, lalu berjalan kearah kamar Brent. Sarah pun penasaran karena dua hari ini ia tidak melihat keberadaan putra sulungnya itu.
"Untuk apa kau menemuinya? Dan urusan apa sampai sangat penting?" nampak Edward terkekeh, perlahan ia memandang lekat mata sang ayah angkat.
"Kerja sama ilegal!" Johnson mengedipkan matanya berkali-kali karena terkejut mendengar jawaban yang membuatnya hampir terkena serangan jantung.
"Tenang ayah, aku hanya ingin membahasnya. Bukan memasukkannya kedalam buku catatan kepolisian." senyum iblis Edward keluar, Johnson merasa merinding.
Johnson melihat kearah kamar Brent, istrinya itu tak kunjung keluar dari kamar Brent. Pintunya terbuka begitu saja, namun tak ada tanda-tanda orang akan keluar dari sana. Kemana perginya Sarah.
"Sarah? Bagaimana? Apa Brent disana?" teriak Johnson memanggil istrinya, namun tak ada jawaban. Ia memandang Edward, mata anak angkatnya ini memandangnya terus menerus. Seperti menusuk.
"Apa yang kau lihat? Berani sekali kau menatap ayahmu seperti itu. Hentikan tatap.. Arghh.." senyum Edward merekah seketika melihat Johnson terbaring tak sadarkan diri.
™ ™ ™
Ashley baru usai makan siang bersama Linka dan Axton. Edward, Calvin beserta Carla entah kemana perginya. Ashley hanya menerima secarik kertas diatas tertulis jika Edward dan dua anak muda itu pergi melihat beberapa perusahaan didaerah perkotaan. Ashley hanya mengabaikannya, toh ada bibi Linka dan Paman Axton bersamanya.
"Sayang.." panggil bibi Linka.
"Iya bibi, aku datang." ujar Ashley sehabis dari dapur membersihkan tangannya dan membawa segelas jus alpukat kesukaannya. Ia mengidam jus alpukat.
"Apa ini? Jus mentimun? Ini tidak baik unt.." Ashley menjeda kalimat bibi Linka.
"Tidak bibi, ini bukan mentimun. Ini Alpukat. Mana mungkin aku meminum jus mentimun saat hamil." senyum Linka menular, Ashley pun ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband In The Wheelchair.
Romance#ZacEfron&LilyCollinsSeries "Tidak ayah aku masih ingin sekolah, dan aku tidak ingin menikah dengan pria lumpuh. Dia saja yang lebih dulu menikah." "Hanya kau harapan ayah sayang, bantu ayah?" pria tua itu memandang anak pertamanya dengan mata berka...