Empatbelas

38.5K 2.3K 112
                                    

Happy Reading❣️

Pagi ini mau tak mau Ashley harus pergi ke butik miliknya karena panggilan karyawannya yang menelfonnya secara mendadak dan tiba-tiba. Edward, suaminya itu masih terlelap dalam hangatnya selimut Ashley tak tega membangunkan suaminya itu.

Usai Ashley mandi, ia langsung memasakkan suaminya itu sarapan. Bukan seorang istri namanya jika pergi tanpa izin suami dan tidak menyiapkan sarapan untuk suami. Setidaknya, sarapan lebih penting untuk suaminya saat telah bangun tidur.

Setelah selesai dengan masak-masaknya didapur, ia segera mengambil tas miliknya yang masih ada didalam kamar. Saat membuka pintu kamar, Edward terduduk dengan mata yang masih terpejam.

"Ed.."

"Kenapa kau bangun sepagi ini?" Ashley berjalan mendekati suaminya itu.

"Maafkan aku Ed, karyawanku menelfonku untuk segera ke butik." wajah suaminya tampak tak suka.

"Apa tidak bisa digantikan oleh siapa saja selain dirimu?" Ashley tersenyum, suaminya ini mulai kentara padanya.

"Memangnya siapa yang akan menggantikanku?" Edward membuang nafasnya dengan perlahan.

"Jika tidak penting, segeralah pulang. Aku tidak mau kau lelah karena pekerjaan." ujar Edward dengan tangannya mengusap perut rata Ashley.

"Aku mengerti. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu dimeja makan." Edward tersenyum lalu mengangguk.

"Terimakasih istriku yang cantik." Ashley tersipu.

"Dasar. Kalau begitu apa aku boleh pergi sekarang?" Edward menarik kepala Ashley yang sangat kecil ditangannya lalu mengecup kening istrinya.

"Cepatlah pulang, aku tidak ingin kau kelelahan." Ashley mengangguk dan mencium pipi suaminya itu, lalu beranjak mengambil tas miliknya yang ada di meja rias.

"Sampai nanti." Edward mematung karena Ashley baru saja mencium pipinya.

"Kenapa harus pipiku yang dia cium?" Edward mesum.

🍑

"Nona kumohon hentikan, Nyonya Ashley akan marah besar jika tahu designnya dicuri." ujar Carla, sekertaris sekaligus tangan kanan Ashley yang bekerja dibutik saat ini.

"Kau diam! Aku berhak mengambil ini, ini milik kakakku." Annita melanjutkan aksinya, ia mengambil gaun design kakaknya sendiri dibutik, lalu menjualnya pada butik lain dengan harga fantastis.

Semua karyawan disana hanya bisa diam dan tak bisa berkutik. Carla sudah menyuruh salah satu karyawan untuk menelepon atasan mereka,Ashey.

"Annita!!" seketika semuanya terdiam, Annita pun berhenti memasukkan gaun-gaun indah nan-mahak itu kedalam tas besarnya. Annita shock.

"Semiskin apa dirimu sampai-sampai memasukkan gaun design milikku kedalam tas sampahmu ini?" Annita tampak emosi.

"Siapa yang berani menelepon dirinya?"

"Aku tak menyangka kau begitu rendahan." Annita geram, ia mulai memikirkan sesuatu untuk bisa lari dari tempat itu.

"Apa? Kau mau mengambil vas bunga itu? Atau patung mannequin itu untuk bisa lari?" adiknya itu tampak malu saat ini, bagaimana tidak, para karyawan Ashley saat ini sedang mempertontonkan dirinya yang ketahuan mencuri.

"Ann.. Kau ini anak kesayangan ayah dan ibu. Apa perlu melakukan hal ini?" ujar Ashley.

"Apa maksudmu? Aku tak mengerti." jawab Annita.

My Husband In The Wheelchair.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang