Part VIII

5 3 0
                                    


Author:Suci Devita Akhyar

~Adel POV~

Adel hanya diam saja saat ada seseorg yg memanggil nya tsb. Seseorg itu terus saja memanggilnya, seakan² org tsb berharap Adel akan menoleh.

"OMG siapa itu? Apakah dia monster??" batin Adel.

Adel pun memberanikan diri utk menoleh dan ia merasa lega bahwa ternyata seseorg tsb bukan la monster melainkan org yg ia syng, yg kebetulan sudah lama tak terlihat batang hidung nya.

"Kirain siapa ternyata kamu." ucap Adel sambil mengusap² dadanya.

"Takut ya?" ucap seseorg yg bernama Alvaro, ya dia adalah Alvaro. Seseorg yg sngt Adel cintai.

"Eh masuk yuk! Kalo disini ntar diliatin tetangga." ucap Adel sambil membuka pintu rumah nya.

Sesampai nya didalam rumah, Adel langsung memanggil bi Tiyem. Dia adalah asisten rumah tangga di keluarga Angkasa. Ya ayah Adel bernama Angkasa. Bi Tiyem telah bekerja di rumah tsb semenjak Yanda berumur 4 tahun.

"Ya ada apa non?"

"Bi tolong buatin minuman buat temen Adel ya!!" perintah Adel dgn suara nya yg sangat lembut. Adel memang terbilang lembut kpd papa, mama, dan bi Tiyem. Sdngkan ke abg nya TIDAK.

"Oke non." ucap bi Tiyem sambil meninggalkan Adel dan Alvaro.

"Bay the way kesambet apa kamu mau datang kerumah aku?" tanya Adel kpd Alvaro.

"Emang nya nggk boleh apa aku datang kerumah kamu?" jawab Alvaro.

"Boleh dong." kata Adel sambil terkekeh.

~Author POV~

Saat mereka asik berbincang², tiba² Yanda datang sambil menyanyi² tak jelas. Yanda pun melihat Alvaro yg sdng duduk disamping Adel dgn tatapan yg bisa dibilang tatapan tak suka.

"Bibik mana Del?" tanya Yanda memotong perkataan Alvaro yg sdng berbicara dgn Adel.

"Noh dibelakang lgi bikinin kita minuman."

"Oh gue kira bibik lgi kepasar, dan gue kira kalian berdua aja. Hmm Yudha dah pulang?" tanya Yanda yg membuat Alvaro langsung memandang Yanda.

"Udh dari tdi malahan."

"Owh." jawab Yanda singkat.

Yanda pun langsung berjalan kekamar nya sambil membawa helm yg barusan ia pakai utk balap. Ia berniat kekamar utk mengganti baju balap nya dan ia juga ingin kekamar karena tak suka dgn wajah Alvaro. Ntah kenapa Yanda mempunyai perasaan bahwa Alvaro suatu saat akan menyakiti Adel.

Setelah kepergian Yanda, Alvaro langsung menanyakan siapa itu Yudha dan apa hubungan nya dgn Adel.

"Del" panggil Alvaro

"Hmm paan?"

"Yudha itu siapa?"

"Oh Yudha itu temen aku disekolah. Emang knp?"

"Gitu ya? Kamu suka sama Yudha itu?"

"Kok nanya nya gitu sih? Ya nggk lah, orang Yudha itu cuman temen aku. Eh BTW tumben sensi amat kamu sama aku. Cemburu ya??"

"Nggk kok. Bodo amat Malahan."

Bi Tiyem pun datang membawa minuman. Alvaro dan Adel pun berbincang² di ruang tamu. Sdngkan Yanda tak mau turun dari tadi. Mungkin efek dia tak suka melihat wajah Alvaro.

Hampir 3 jam Alvaro bermain dirumah Adel dan 3 jam pula Yanda tak makan, ia menahan rasa lapar nya agar tak bertemu dgn manusia seperti Alvaro itu. Nggk tau knp Yanda benci bgt sama Alvaro.

-skip makan malam-

Keluarga angkasa sedang makan malam bersama. Ada Adel, Yanda, Arkan, mama, dan papa. Mereka makan sambil berbincang² dan sesekali tertawa. Arkan yg tampak bahagia pun mulai bergumam gumam tak jelas. Maklum lah kan anak kecil.

Tiba² saja Yanda bertanya pada Adel tentang Alvaro tdi.

"Del" panggil Yanda

"Apaan bg?"

"Siapa cowok tdi sore?"

"Namanya Alvaro bg, kakak kelas gue dulu. Emang knp bg?"

"Gue nggk suka liat lo dekat ama dia!!!"

"Ih abang apaan sih. Terserah gue lah mau temenan ama siapa pun. Sdngkan temen nya abg aja nggk pernah gue sewotin."

"Tpi dia kayak nya nggk baik buat lo Del"

"Knp sih lo sewot bgt jdi org. Dia itu baik bgt sama gue, dia itu nggk pernah nyakitin gue. NGERTI??" jawab Adel sambil menekan kan satu kata terakhir.

"Kalian apa² an sih, papa sama mama ada didepan kalian loh?" ucap Angkasa kepada anak² nya. Ia bermaksud melerai pertengkaran kakak dan adik tsb.

"Tpi kan pa, nggk seharusnya abg kayak gitu ke Adel. Adel yakin Alvaro itu anak baik²." jawab Adel

"Serah lo, awas kalo suatu saat nanti lo disakitin sama dia. Jgn pernah lo ngadu² ke gue." ucap Yanda geram dgn adik nya yg tak pernah mau mendengarkan kata abg nya tersebut. Yanda pun membantingkan sendok dan garpu lalu pergi kekamarnya.

"Kalian knp sih?" tanya mama kpd Adel.

"Nggk tau tuh abg sensi aja ke Adel ma. Apa salah nya coba berteman sama Alvaro?"

"Mungkin abg takut adik perempuan satu² nya itu di apa² in sama org lain. Namanya juga abg, pasti bakal lakukan hal yg terbaik buat adiknya. Apalgi adik perempuan. Udh nggk usah bertengkar lgi ya anak mama." kata mama sambil menenangkan Adel. Adel pun hanya mengangguk kan kepalanya.

-------------------
Segini dulu ya story nya. Semoga suka
Mohon maaf kalo ada typo.
Jan lupa vote dan comment😘

Perfect Heart But A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang