4. Bising di Pagi hari

3.9K 244 0
                                    

4 April 2020

.

.

.

"Rasya, ayo bangun. Sudah pagi ini waktunya sekolah," ucap seorang wanita paruh baya sembari mengetuk pintu kamar dengan gerakan pelan.

"Rasya bangun," ucapnya sekali lagi. Berharap ada sahutan dari dalam namun hanya keheningan yang terjadi.

Karena tak ada sahutan apapun dari dalam kamar. Alhasil, wanita tua itu masuk ke dalam kamar yang bernuansa putih itu. Dia lantas menggelengkan kepalanya pelan ketika melihat kamar yang kemarin sangat bersih dan rapi, kini sudah menjadi kapal pecah. Sangat berantakan dan berserakan dimana-mana.

Wanita tua itu merapikan semua mainan yang berserakan dimana-mana dan memasukkan di dalam keranjang agar terlihat bersih kembali. Setelah semuanya tampak bersih, wanita itu melangkah kearah jendela dan menyibak gorden coklat untuk membangunkan anak kecil yang sedang tertidur pulas diatas ranjang mungilnya.

Tetap saja, wanita itu melihat kearah anak kecil itu hanya menggeliat dan berganti posisi tidurnya. Dia sangat gemas sekali cucunya itu.

Wanita itu berjalan kearah kasur milik anak kecil itu. Mendudukkan diri di pinggir kasur dengan tatapan kasih sayang. "Rasya bangun, nenek sudah menyiapkan air panas untuk Rasya," ujar wanita tua yang ternyata adalah nenek dari anak kecil tersebut.

Tak ada sahutan dari bibir mungil Rasya, hanya terdengar dengkuran halus menerpa telinga sang nenek. Dena menggeleng pelan melihatnya, sangat persis dengan tingkah ayahnya yang susah dibangunkan.

Dena mengelus rambut Rasya agar Rasya segera bangun dari mimpi indahnya. "Rasya bangun, gak sekolah?" tanya sang nenek mencoba membangunkan Rasya lagi. Sudah menjadi rutinitas Dena untuk membangunkan sang cucu itu. Lalu mengapa bukan ibunya?!

Terlihat Rasya menggeliat panjang, tak lama Rasya bangun dari tidurnya sambil mengucek matanya berusaha menyesuaikan cahaya. "Eugghh... Ayah udah pulang nek?" tanya Rasya setelah bangun dan sadar dari tidurnya.

Bukannya segera bangun untuk mandi, Rasya malah bertanya apakah ayahnya sudah pulang. Apakah Rasya sangat rindu pada ayahnya ini?!

Dena tersenyum tipis menatap sang cucu yang sangat menggemaskan itu. Wajah polosnya khas bangun tidur dia tampilan dengan sangat lucu.  "Ayah Rasya sudah pulang, ayo cepat bangun biar nanti diantar ayah ke sekolah," ucap Dena yang memberitahu jika ayahnya sudah pulang dan akan mengantarkan Rasya pergi ke sekolah.

Mata Rasya yang tadinya sempat tertutup seketika terbuka lebar kala mendengar ucapan Dena. "Bener nek?" tanya Rasya memastikan apakah benar yang diucapkan sang nenek jika ayahnya akan mengantarkan dirinya ke sekolah.

"Yeahhh..., jadi nanti dianter Ayah!" girang Rasya yang senang diantar oleh sang ayah.

"Iya, nanti dianter Ayah," angguk Dena sambil mengusap rambut hitam milik Rasya.

Dena  berdiri dan mengajak Rasya bangun dari kasurnya. "Ayo, nenek mandiin habis itu sarapan pagi," ajak Dena untuk segera mandi. Dengan semangat Rasya turun dari tempat tidurnya dan mengikuti sang nenek yang pergi ke kamar mandi.

Hanya butuh 15 menit untuk Rasya membersihkan dirinya bersama Dena. Didalam kamar mandi terus saja mengoceh tanpa ingin berhenti. Membuat sang nenek gemas dengan tingkah cucunya.

"Nek, emang Ayah kerjanya apa sih? Kok pulang selalu malam?" tanya  Rasya menatap Dena dengan polos. Terkadang Rasya bingung dengan pekerjaan sang ayah yang selalu pulang malam dan berangkat pagi hari. Hingga Rasya tidak mempunyai waktu bermain bersama dengan ayahnya itu.

Janji Suci [KARYA KARSA & KBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang