5

2K 210 11
                                    

"Aku bosan sendiri, tidakkah kau merasa bosan?" Bohong, padahal sejak dulu Sakura selalu mengagung-agungkan sepi. Dia adalah type manusia pemuja sepi, dia akan sangat memilih kesepian dari pada harus berdesakan dan ricuh seperti keadaan di rumah kakeknya.

"Aku sudah terbiasa sendiri"

"Bahkan tidak berbicara dengan siapapun?"

"Aku berbicara dengan diriku sendiri, dalam hati. "

"Oke, kau gila" Sasuke tertawa renyah, membuat Sakura bersorak dalam hati. "Pertama kali aku mendengar suaramu, terdengar sekali kalau kau tidak pernah mengeluarkan suaramu dalam waktu lama, boleh aku tebak kalau kau sudah lupa dengan suaramu sendiri. "

"Salah, aku merasa kalau sejak dulu suaraku sudah seperti ini. "

"Kalau begitu kau mempunyai suara yang sexy Sir"

"Oh, apa itu pujian?" Sasuke kembali menyuap nasi dalam mulutnya, lalu dia meraba-raba sekitar mejanya, meraih gelas tabung berisi cairan bening, lalu meminumnya.

"No, aku bicara kenyataan bukan pujian. " Sasuke tersenyum tipis, beberapa waktu itu dia merasa kalau Sakura adalah orang yang asik diajak mengobrol, tapi untuk selanjutnya dia tidak tau. "Oh ya maukah setelah ini kau menemaniku jalan-jalan ke taman belakang, kemarin aku melihat ada danau kecil di sana, dan tempat duduk di tepinya sepertinya nyaman untuk bersantai sambil minum wine?"

"Dari mana kau mendapatkan wine?"

"Beberapa hari lalu kekasihku mengunjungiku dan membawakan sebotol wine, karena aku menolak minum dengannya. " Sasuke melanjutkan acara makannya, sambil mengangguk -angguk mengerti.
"So?"

"Oke, tapi kau harus menuntunku, aku belum pernah berjalan sendiri kesana. "

"Deal!"

"Makanlah." Ucap Sasuke, Sakura akhirnya ikut makan, nafsu makannya seketika hadir kembali setelah tadi sempat menghilang.

Suasana danau sangat sunyi, hanya di terangi beberapa lampu taman. Setidaknya di dekatnya ada lampu yang menyala terang. Sakura dan Sasuke sama-sama memegang gelas masing-masing. Sakura menggoyang-goyanhkan gelasnya hingga cairan merah keunguan di dalamnya bergerak mengikuti, sambil matanya tidak berhenti menatap cairan itu yang terus membasahi bagian dalam gelasnya.

"Di sini banyak sekali mawar liar. " Sakura mulai membuka mulut tidak ingin situasi malam itu kembali canggung seperti sebelumnya.

"Dulunya tidak. " Sakura mengerutkan keningnya, menunggu barang kali ada lanjutan dari ucapan Sasuke itu, ternyata dia salah, sudah lama menunggu lelaki itu hanya menyesap winenya kembali.

"Kenapa begitu?"

"Karena dulu ada yang merawatnya"

"Kekasihmu? Atau ibumu?"

"Orang yang aku benci."

"Kenapa kau membencinya?" Sakura, bukan seperti itu cara mengorek informasi penting. Sakura salah tidak seharusnya dia bertanya seperti itu, yang ada hanya akan membuat lelaki itu berhenti berbicara. Sakura menggigit bibirnya kuat, takut kalau lelaki itu akan marah.

"Entahlah, aku hanya membencinya. "

"Emm" Jawab Sakura singkat.

"Dia memiliki aroma sepertimu,"

"Itulah kenapa kau menyentuhku tadi, kau membayangkan kalau aku wanita itu?"

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi. " Ucapnya, sesungguhnya dari yang beberapa jam ini Sakura perhatikan, Sasuke adalah lelaki yang sangat lembut, apa lagi pada wanita. Mungkin kebutaannya itu yang membuatnya menjadi sedikit kasar dan sangat sensitif. "Kau memetiknya,"

Our Tears [ SasuSaku  Fanfiction ] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang