"Minggir dikit ih! Gak pas nanti kalau diedit!" ujar Naya dengan suara keras.
"Sutradaranya aja gak ngatur kok lu yang repot," balas Eran.
"Kan gue yang ngedit Eran, ntar kalau gue ribet emangnya lu lu pada mau ke sini lagi? Panas-panasan gitu hah?"
"Yaelah Nay, lu kan jago jadi ya lu atur-atur aja kalau ada yang kurang atau kelebihan,"
"Buru deh take lagi! Biar cepet, gue mau beli minum nanti," kata Naya sambil mengarahkan Sasa sebagai kameraman.
Entah sudah berapa kali take dan hasilnya sama saja. Akhirnya Naya menyerah, biar saja pakai video yang ada. Ia bisa edit itu.
Setelah itu, anggota kelompok yang perempuan beranjak dari tempat shoot satu per satu berniat untuk istirahat dan membeli minum.
"Dim, lu sutradara diem aja dari tadi," kata Eran.
"Kan udah gue atur kemarin, gue udah mikirin alurnya, tinggal eksekusi. Masa harus gue lagi?"
"Terserah deh, tapi kayanya kita harus balik lagi ke sini nanti. Ga bakal selesai hari ini kalau menurut gue," ujar Eran.
"Iya, Dim. Bener kata Eran, mungkin minggu depan ke sini lagi," sambung Awan.
"Iyain aja biar cepet. Ini yang cewek pada kemana sih? Abis ngetake langsung pada ilang," tanya Dimas.
"Gak tau, istirahat kali," kata Eran.
Setelah istirahat dan membeli minum, anggota kelompok yang perempuan datang. Ada beberapa yang membawa minum untuk anggota kelompok laki-laki. Kasihan. Mereka juga capek setelah take selama setengah hari ini.
Ya, sekarang mereka berada di kota tua. Tempat wisata yang familiar sekali. Murah dan banyak museum. Awalnya mereka memang berencana ingin jalan-jalan. Beberapa hari yang lalu mereka ditugaskan membuat video klip. Sekalian saja, jalan-jalan dan mengerjakan tugas.
Mereka sudah mengunjungi beberapa museum. Berfoto dan melihat-lihat. Menumpang bus tingkat yang gratis. Bersepedah di depan museum fatahillah. Membeli makan di pinggir jalan. Melihat-lihat suasana Jakarta yang sebenarnya tidak jauh beda dengan kota dimana mereka tinggal. Sama-sama macet dan panas.
•••••
Naya. Perempuan yang jarang jatuh cinta. Beberapa yang mendekati gagal menjadi pacar Naya. Galak. Jutek. Perfeksionis. Mood Naya naik turun.
Tapi yang perlu kalian tahu, Naya adalah Naya. Hatinya teguh. Jarang sekali Naya terlihat menangis. 'Semua orang memiliki porsi masing-masing dan masalah masing-masing, tidak bisa disamakan dan dibanding-bandingkan', itu pemikiran Naya.
Mungkin bagi sebagian orang, Naya adalah sosok yang angkuh. Tapi Naya tidak masalah dianggap seperti itu, toh ia tidak dirugikan dengan pendapat orang yang kadang seenaknya. Tidak kenal dekat tapi berkomentar yang macam-macam. Naya bukan orang yang suka ambil pusing dengan komentar orang. Tapi kalau sudah kelewatan, jangan harap Naya akan tinggal diam.
Ah iya. Satu lagi. Peran utama dalam cerita ini. Dimas.
Laki-laki pintar yang menarik perhatian. 'Most wanted' yang sebenarnya biasa saja. Banyak yang mengagumi Dimas. Tidak seorang pun jadi pacarnya. Mulai dari anak-anak seangkatan sampai adik kelas. Nama Dimas sudah terkenal karena hampir setiap upacara selalu maju ke depan. Mengambil piala dan berfoto. Siswa berprestasi yang dikenal tidak bisa dekat dengan perempuan.
Dimas itu kesayangan guru. Kalau ada apa-apa atau ada keperluan pasti Dimas yang dipanggil. Tidak salah kalau dia banyak dikagumi.
Ada beberapa tokoh lagi yang penting dalam cerita ini. Sasa, teman sebangku Naya. Ibu Sasa sudah meninggal. Ia tinggal bersama ayahnya. Naya dan Sasa bertemu saat pendaftaran masuk sekolah. Sasa itu cerewet, bawel, keras kepala dan terkadang egois. Kalau Sasa sudah bercerita, Naya hanya menanggapi 'iya', 'hm', 'masa sih', 'ohh', 'lanjut', 'terus terus' dan sejenisnya.
Sasa itu sering mengulang cerita. Kejadian yang sudah diceritakan tapi diceritakan lagi. Ya pasti sama aja kan ujungnya? Itu yang membuat Naya malas menanggapi. Untuk apa mengulang sesuatu yang 'ending'nya kita udah tahu? Buang-buang waktu.
Lanjut, tokoh selanjutnya itu adalah Eran. Laki-laki yang juga banyak dikagumi. Dia teman dekat Naya. Sering sekali Eran bercerita tentang perempuan yang ia suka atau perempuan yang sedang dekat dengannya. Ada juga gosip kalau Eran dan Naya itu lebih dari teman dekat. Tapi sekali lagi, ini cuma gosip. Naya dan Eran tidak ada apa-apa.
Eran itu baik, pengertian dan humoris. Pintar dan berparas tampan. Tubuhnya proporsional. Idaman bukan? Tapi Naya tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Eran. Begitu pun sebaliknya. Banyak yang menilai mereka lebih dari teman, mungkin karena kedekatan mereka yang sering terlihat saat di kelas.
Bagi Naya, semua alur hidupnya sudah diatur. Senang, sedih, kecewa, untung, rugi, semuanya memiliki porsi masing-masing.
•••••
Hallo! Ini cerita pertama aku wkwk. Aku udah pernah nulis cerita tapi aku hapus lagi. Dan ini baru awal. Sebenarnya Naya itu siapa? Naya bagaimana orangnya?
Kalian akan tau nanti ya hehehe
Happy reading guys!
Jangan lupa tinggalkan jejakLuv
_mysunshinee

KAMU SEDANG MEMBACA
DIMAS
Teen FictionTidak pernah terlintas dalam pikiran Naya kalau dia akan dekat dengan Dimas. Dimas bukanlah laki-laki berparas tampan yang banyak digemari perempuan alay. Dimas, laki-laki most wanted yang sebenarnya biasa saja. Banyak orang berpendapat kalau Dimas...