2 • Musuh •

26 8 5
                                    

Dimas
Lu dmna?

Naya
Perpus, knp?

Dimas
Project kmrn gmna? Edit skrg. Lusa balik ke kotu.

Naya
Enak bgt lu ngomong.

Dimas
Trsrh, yg ribet lu ini.

Naya
Nilai lu taruhan ya haha.
Bd lah gue mau ngerjain tugas emak lu dulu.

Dimas
Bu Sandra bukan emak gue.
Nilai lu juga taruhan kan, jd up to you.

Naya
Bd.
Read

"Kenapa lu Nay? Sinis banget," ujar Vina.

"Dimas kampret kesel banget gue. Main nyuruh aja tuh orang, dikira ngedit gampang apa ya!?" umpat Naya.

"Yah kebiasaan, Sasa di kelas sih. Coba kalau di sini, pasti bosen denger lu marah-marah terus," kata Vina.

"Sabar elah, Nay. Masih pagi juga," kata Alin menenangkan Naya yang masih mencak-mencak.

Bagaimana Naya tidak kesal? Dimas menyuruh Naya dengan seenaknya saat Naya sedang pusing mengerjakan tugas Bu Sandra yang notaben dekat dengan Dimas. Dimas tentu saja sudah selesai mengerjakan tugas Bu Sandra. Sedangkan Naya? Pusing sendiri mencari jawaban. Naya memang tiga besar di kelasnya, tetapi tetap saja beberapa kali kesulitan mencerna pelajaran.

Dulu saat Naya mengikuti lomba akademik, Dimas memang mengajari tim Naya agar memenangkan lomba itu. Alhasil mereka menang, masuk tiga besar.

Eitss, bukan berarti Dimas sudi mengajari Naya dalam pelajaran sekolah biasa. Anggap saja Dimas pelit ilmu. Alasannya, 'kapan pinternya kalau ngandelin gue terus', 'ya elah gini doang gak bisa', 'ternyata lu payah banget' dan kata-kata menghina lainnya. Itu yang membuat Naya dan Dimas seperti musuh.

Sekarang Naya dan dua temannya sedang berada di perpustakaan. Kalau di kelas bosan. Hitung-hitung mereka juga 'ngadem' di perpustakaan. Masih pagi dan Naya sudah badmood karena Dimas.

"Nay kalau udah selesai gue liat ya, please!" kata Vina dengan wajah memohon.

"Lu bikin gue tambah badmood aja," ujar Naya dengan ketus.

Lalu Naya membereskan buku dan alat tulisnya. Lebih baik dia di kelas saja, tidur.

•••••

"Selamat pagi,"

Suara itu seperti tidak asing di telinga Naya. Ia mengerjapkan matanya yang masih mengantuk.

HAH!?

Betapa terkejutnya Naya saat melihat guru yang masuk ke kelasnya. Bu Sandra!

"Naya, sepertinya kamu mengantuk sekali?" ungkap Bu Sandra saat melihat mata Naya yang memerah.

"Eh? Enggak kok bu, saya gak mengantuk," Naya berbohong.

Jelas sekali kalau dia mengantuk. Mana tugas belum selesai. Tamat saja riwayat Naya.

"Saya izinkan kamu mencuci muka. Untuk yang lain, jangan sampai ada yang mengantuk saat pelajaran saya," tegas Bu Sandra.

"Lu kenapa ga bangunin gue sih Sa?" tanya Naya.

"Lu kebo Nay," ujar Sasa.

"Jingan lah,"

Dengan terpaksa, Naya melangkah keluar kelas untuk mencuci muka. Sedikit lagi sampai pintu kelas, terdengar ucapan tidak mengenakan.

"Makanya gue suruh ngedit ya ngedit, tidur mulu kerjaannya. Kayak gak punya rumah aja buat tidur,"

Oke. Naya tahu ini pasti suara Dimas. Tapi ia tidak mau mencari masalah lagi. Lebih baik Naya mencuci muka dan berpasrah atas tugas Bu Sandra yang belum sempat ia selesaikan.

DIMASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang