El menopang dagu di atas tangan yang bersandar di meja malam itu, matanya memandang orang lalu-lalang keluar masuk restoran. Sampai ia merasa usapan lembut di kepalanya dari belakang membuat El sedikit tersentak.
"Ngeliatin apa?" tanya Aaron setelah duduk di depannya.
"Liatin cogan," Jawab gadis itu asal.
"Oh.... "
El melirik Aaron, "tadi kenapa lama banget di toilet?"
"Godain cewek dulu."
El mengernyit.
Lah, dia kenapa?
El ingat jika Oci pernah bekata bahwa Aaron itu cuek dan bukan tipe cowok yang bakal godain cewek. Bahkan, ia pernah terang-terangan menolak ajakan dinner seorang model cantik yang juga temen satu lingkungan mereka.
"Udahan makannya?" Tanya Aaron membuat El mengangguk. "Kalo gitu kita pulang sekarang." tambahnya.
"Eh.. Tapikan belum bayar."
"Udah tadi."
El mendesah pelan, mencoba sabar untuk tidak banyak omong lagi dan mengikuti Aaron berjalan keluar restoran.
*******
Perjalanan pulang kerumah hanya di isi dengan kesunyian, berbanding terbalik saat pergi tadi. Sesampainya dirumahpun mereka tidak saling berbicara. Bahkan, Aaron langsung masuk ke kamarnya.
El menarik nafas dan menghembuskannya, bersandar di sofa ruang tengah milik keluarga Aaron. Gadis itu mengeluarkan hape dari sling bag dan mengetik sesuatu dilayar hapenya.
Room chat - IkyEl: Aro marah sama gue kayaknya
Iky: kenapa?
El: ga tau juga
Iky: lo ada salah kali
El: iya kali ya
El: tapi salah gue apa?
Iky: ya mana gue tau lah munaroh
El: gue tuh mau nanya tapi takut, dianya diem aja gitu.
Iky: yaelah, kagak gigit dia mah udah jinak itu kagak usah takut
El: lo kata dia binatang apa ya
Iky: lah dia pan buaya
El: serius dulu ih
El: tadi dia langsung masuk kamar
Iky: elah ribet amat
Iky: lo samperin aja langsung biar clear
Gadis itu memandang layar hapenya, berfikir untuk mengikuti saran Iky atau tidak.
"Yaudah lah," El langsung berdiri dari sofa, melangkah menuju kamar Aaron yang berada di lantai dua.
Sesampainya di depan pintu kamar Aaron, gadis itu langsung mengetok pintu tapi tak ada respon. Hingga ketokan ketiga kalinya, barulah Aaron membuka pintu.
"Apa."
Buset, galak amat kayak cewek PMS.
El mengigit bibir bawahnya, mencoba tenang. "Ada yang mau aku omongin."
"Masuk," ucap Aaron. Dia membuka pintu lebih lebar untuk mempersilakan El masuk.
Gadis itu masuk, lalu duduk di ujung kasur. Aaron menutup pintu kemudian menarik kursi agar bisa duduk lebih dekat dengan El.
"Kenapa?" tanya Aaron memulai percakapan.
"Hm... Aku ada salah ya?"
Aaron menghela nafas berat, kemudian manatap mata gadis. "Kamu nggak punya salah sama aku" katanya dengan nada kalem membuat El agak melirik karena Aaron hampir tidak pernah menggunakan kata aku kamu padanya. "Kenapa bisa mikir gitu?"
"Kalo nggak marah, nggak mungkin tadi di restoran jadi aneh gitu terus sampe rumah main masuk ke kamar aja." Kata El menggerutu.
Aaron diam sesat lalu menghela nafas. "Kamu tau kan kalau aku suka sama kamu?" Tanya lelaki itu.
El tersentak, seperti ditembak tepat, membuatnya jadi beku. El tidak tau kenapa hatinya jadi berdebar sangat kencang. Keduanya jadi diam dan saling tatap.
Hingga El menarik nafas dan menghembuskannya, kemudian mengangguk lemah.
Aaron merapatkan bibirnya sejenak, "Aku nggak suka waktu kamu bilang liatin cogan," katanya mencoba menjelaskan. "Udah cukup bikin aku cemburu sama temen sendiri jangan ditambah yang lain lagi." Tambahnya membuat El jadi diam tertunduk sambil memainkan jari-jari tangannya. Bingung ingin bereaksi seperti apa.
Aaron melirik, memperhatikan El. Pemuda itu jadi ikut diam, menyandarkan tubuhnya pada kursi. Hingga beberapa menit terlewati, keduanya tetap terdiam.
Tiba-tiba terdengar nada dering dari hape El. Gadis itu menatap layar hapenya, kemudian menatap Aaron dan kembali menatap layar hapenya.
Aaron mengernyit, "Siapa?" Tanya pemuda itu penasaran.
El diam sesaat, "....bang Aiden." Katanya lirih.
Rahang Aaron tanpa sadar mulai mengeras, punggungnya tak lagi bersandar kini.
"Aku angkat telfon dulu," ucap El. Gadis itu berdiri dari duduknya, kemudian berjalan menuju pintu.
Belum sempat memutar knop pintu, sebuah tangan kekar menarik lalu membalik tubuhnya.
Semuanya terjadi begitu cepat.
Aaron merangkum wajah El dengan kedua tangannya, kemudian menempelkan bibirnya pada bibir ranum gadis itu dan secara naluri El refleks memejamkan matanya.
Tubuh gadis itu langsung kaku beberapa detik setelah saat sadar apa yang Aaron lakukan.
Tidak hanya sebentar, hidung bangir pemuda itu semakin menekan hidungnya Seiring dengan bibir hangat Aaron yang mulai melumat lembut bibir bawahnya. Membuat El semakin mengeratkan genggaman pada hapenya.
To be continued
*****
A/N
DUARRRRRRASTAGA ASTAGA ASTAGA WOY GUE PANAS DINGIN INI NGETIKNYA
TIDAK TIDAK AKU POLOSSSSSSSS
TAPI KEPOLOSANKU SUDAH TERNODAI OLEH BANG ARO YANG ASAL CIUM ANAK ORANG AJA, ASTAGAAAA
Btw maaf baru update sekarang ya.........
Typo dan sebagainya mohon dimaafkan karna aku selalu ketik di hp.
Aku males kalo mau ngetik di laptop
Karna because ideku bisa datang tiba-tiba, dan terlalu ribet buat buka tutup laptop.
KAMU SEDANG MEMBACA
TraveLove(?) (Slow Update)
RomanceTentang Arabella Avyanna Ivaella yang berlibur ke Jakarta dan bertemu tujuh lelaki tampan. Jakarta juga akan menjadi sebuah kota dimana ia menemukan tambatan hatinya. *** "Gini ya rasanya ngomong sama orang ganteng"