08 - Rumah Aaron

34 3 0
                                    

"Masih lama nggak sih lo?" tanya Iky membuat El yang sedang fokus pada layar laptop mendecak.

Saat ini mereka sedang ada di ruang tengah rumah Aaron, dimana tempat keluarganya berkumpul untuk mengobrol, menonton TV, bermain PS dan lainnya.

"Kenapa?" jawab gadis itu malas.

"Gue mau nge PS," kata Iky dengan suara yang sedikit memelas.

"Ya tinggal main aja"

Iky langsung mendecih, "kan nggak dibolehin sama tu setan" kata Iky menatap sinis Aaron yang sedang fokus mengetik pada layar hape. "Ganggu elo katanya, hilih jijik banget."

"Nggak papa kok, main aja."

"Serius lo?" Iky melebarkan mata. Memandang El penuh semangat.

"Nggak, awas aja kalau lo berani." Sahut Aaron melotot mengancam. Sejak dua jam kedatangan Iky ke rumah, lelaki itu sudah beberapa kali mengancam iky untuk tidak melakukan apapun sebelum El menyelesaikan tugasnya.

"ANJING"

Iky menggeram, "tau gitu gue pulang, lagian disini kagak ada Yesha" katanya menggerutu.

"Ya udah, pulang sana." Sahut Aaron tenang.

Iky langsung terdiam begitu saja. Matanya melebar maksimal dan batinnya bersumpah serapah setengah mati.

Sebenarnya kedatangan dia kerumah Aaron setelah menunaikan sholat magrib tadi adalah untuk bertemu Yesha. Tapi harapanya pupus saat mengetahui bahwa Yesha di jemput sepupunya dari Depok untuk menginap disana.

***

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam dan gadis dengan piyama biru bergambar kelinci itu masih fokus pada layar laptopnya.

Malam ini dia akan menginap di rumah Aaron karena Lura, kakak perempuan Aaron mengatakan jika dia harus tidur dirumah mereka selama Yesha pergi ke Depok.

Walaupun Lura akan jarang dirumah nantinya tapi setidaknya ada Aaron yang akan menemani.

Awalnya El menolak karena semua barang keperluan serta pakaiannya ada di penginapan tapi Lura dengan senang hati mengatakan jika dia boleh memakai pakaiannya selama tinggal disana dan menyuruh Aaron untuk membeli keperluannya.

"Pada laper nggak sih?" tanya Lura kepada tiga orang yang ada disana.

"Astaga, akhirnya ada yang menanyakan ini." Sahut Iky mendramatisir, sebenarnya sejak tadi dia menahan lapar walaupun sudah makan.

"Tumben, biasanya nggak mau makan kalo udah udah lewat jam tujuh." Ucap Aaron menyindir.

"Spesial pake telor selama El disini, gue sama lo pada harus banyak makan." Kata Lura semringah.

"Ada ada aja kakak mah," kata El tertawa. Ia sudah tak konsentrasi mengerjakan skripsi semenjak lura mengoceh tentang banyak hal.

"Lo mabok kak?" tanya Iky ternganga. Lura ingin makin banyak itu adalah sebuah keajaiban karena selama ini dia selalu menjaga berat badannya.

"Gue mau buat El seneng selama disini dengan makan banyak, karena gue tau dia suka makan. Ya kan El?"

El tertawa memandangi gadis yang sedang excited itu, "iya kak."

Gadis itu memang sangat suka makan, bukan suka tapi karena kebutuhan perutnya yang selalu minta di isi, bahkan dia bisa kembali lapar dua jam setelah makan. 

"Oke, karna gue pengen makan indomie ayam geprek jadi..... " kata Lura menjeda lalu tersenyum menatap Aaron. "Lo masak gih sana buat kita."

"Kok gue, kan elo yang laper." ucap Aaron tak suka. Punya kakak perempuan satu tapi selalu saja menyuruhnya se enak hati.

TraveLove(?) (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang