-Bab 4-

42 5 0
                                    


--------------

“Assalamualaikum.” Ucap Launa lalu masuk kerumah aca dengan menggandeng tantenya yang membawa pouch berisi make up.

“Waalaikummussalam.” Jawab Tante Vira, dan tersenyum kepada Launa dan orang yang disebelahnya.

Ibu Aca belum tau, jika Launa akan mengajak tantenya untuk mendadani Aca dan Launa, malam ini. Launa mencium tangan Ibu Aca, dan diikuti oleh tante Dara—makeover yang masih sepupu an dengan Launa.

“Maaf te, Aca nya ada?,” tanya Una

Tante Vira tersenyum, dan menjawab, “Ada, itu anak dikamar terus daritadi. Gak tau ngapain, keluar dari kamarnya pas makan, aja.” Ucap Tante Vira dan melirik orang yang disebelah Una.

“Ini siapa ya, kalo boleh tau?,” tanyanya penasaran.

Launa menyengir dan membiarkan tante Dara saja yang menjawab pertanyaan tante Vira, “Saya Dara mbak, tante nya Una,” ucapnya ramah.

“Oalah, tumben Launa ngajak tantenya, ada apa nih?,” tanya tante Vira lagi.

Tante Vira ini memang easy going, dan welcome banget sama siapapun langsung bisa akrab. Itulah mengapa, Una tidak malu jika main kesini setiap hari, bahkan menginap sampai berhari-hari.

“Keperluan remaja, tante. Si Aca gak mau keluar, pasti lagi chattingan sama pacarnya.” Launa memgedipkan sebelah matanya pada tante Vira yang hanya terkekeh mendengarnya.

“Gitu ya, pantesan itu anak dari tante baru pulang udah senyam-senyum kayak orang gila, rupanya lagi kasmaran. Yaudah, masuk aja langsung ke kamarnya, pasti gak dikunci sama dia.” Ucap tante Vira mempersilahkan Launa dan tantenya ke kamar Aca.

“Iya tante,” jawab Launa.

Launa membawa tantenya ke kamar Aca dan tanpa mengetuk pintu, Launa segera masuk dan membuat Aca kaget, karena dia baru saja ingin membuka pintu.

“Astaghfirullah, Launa. Kenapa gak ngetok dulu sih?,” tanya Aca sambil mengelus dadanya.

“Gue kirain setan tadi, eh tantenya Una, ya?” tanya Aca setelah sadar melihat ada orang lain diantara dia dan Launa.

“Iya, ini tante gue. Pokoknya lo pasti berubah kalo udah di dandani sama tante gue. Upik abu yang berubah menjadi Cinderella.” Ucap Launa menggoda Aca, yang digoda hanya memutar bola matanya.

“Aca tante, ayo masuk-masuk.” Ucap Aca mengajak Tante Dara dan Launa.

Kamar Aca sangat rapi, semua barang-barang terletak pada tempatnya.  Berbanding jauh dengan kamar Una yang lebih buruk dari sebutan Kapal pecah.

Gue ambilin minum dulu ya, tante mau minum apa?,” tanyanya.

Bukan tante Dara yang menjawab tapi Una segera memotong, gak sopan kebiasaan. “Es jeruk nata decoco nya dua ya mbak.” Ucap Una seperti memesan pada waiters.

Mbak, mbak emang gue pelayan restoran?!” Jawab Aca dan menjitak kepala Una. Dara yang melihatnya hanya terkekeh.

Launa yang mendapat hadiah jitakan dari Aca, mengaduh kesakitan. “Aca emang kejam tante, setiap hari, Una kena KDP. Untung aja Una baik, jadi gak Una laporin deh, ke kak Seto.” Ucap Una dengan nada manja.

Malik Dan Aisyah [REVISI!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang