--------------------Dibawah temaram lampu yang kian meredup aku masih menunggunya.
Dibawah langit yang telah memerah karena mendung, aku masih setia berdiri tanpa lelah.
Dibawah rintik-rintik hujan yang mulai membasahi bumi, aku masih berharap jika dia datang membawa satu payung untuk kami berdua.
Dibawah hujan yang mulai deras, dan bunyi klakson serta teriakan orang-orang yang terdengar jelas, aku masih tetap ditempat yang sama dengan harapan dia datang memelukku dan meminta maaf, karena telah membiarkanku hujan-hujanan.
Tapi, mimpi hanyalah mimpi. Harapan tinggal kenangan. Dan janji sekadar omong kosong belaka.
Dia berdusta, dengan semua ucapan manisnya yang bodohnya, masih terus berputar di kepala.
Pulang. Akhirnya aku pulang dengan rasa sesak di dada. Lagi-lagi, aku tertipu dengan kata-katanya. Aku benci, bukan padanya. Tapi pada diriku sendiri, yang dengan sangat bodohnya menaruh percaya yang amat besar.
Aku benci, pada diri yang menaruh cinta nya pada orang yang sama sekali tidak perduli.
Aku benci, ketika aku terus berjuang dan dengan teganya dia sia-siakan.
Aku benci diriku, karena dirinya.
Tapi tuhan, bolehkah aku meminta? Jangan jauhkan dia dariku, karena mungkin kebahagiaan akan datang jika aku terus berjuang sampai dia mengatakan, jika aku harus berhenti.
Malik dan Aisyah
Part-1
—————————
Note. Terimakasih telah membaca dan mengapresiasi dengan memberi vote.
Awal cerita pake short story dulu ya, selanjutnya baru deh long story about Malik dan Aisyah.
Best regards,
Chloebilaaz🐝
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik Dan Aisyah [REVISI!]
Novela JuvenilAisyah Azzara Kehidupan SMA yang gue harapkan, hancur begitu saja karena cassanova sialan. Orang-orang pasti ingin kehidupan SMA nya Bahagia, aman dan sentosa, sedangkan gue? Kayak di pintu neraka, go to hell. Malik Fernandez Gue Malik, anak yang p...