An Assignment

177 24 0
                                    

Yuju mengendarai mobil, berkali kali ia menatap kertas tersebut. Yuju memasuki perumahan diikuti tim nya. Yuju keluar dari mobil.

"Gimana?"Tanya Sinb.

"Jalankan misi sekarang"Ucap Yuju.

Mereka pun mengambil kacamata hitam, Yuju menekan bel namun tidak ada yang keluar.
"Hallo!"Teriak Jungkook.

"Ada Orang didalam kami ingin bertemu!"Jimin menggedor nggedor pintu.

"Ada apa kalian? Siapa kalian?"Ucap Seseorang.

Mata Mereka menatap Pria yang tengah membawa belanjaan.
"Kamu siapa?"Tanya Jungkook.

"Aku Lee Seokmin anak pemilik rumah ini"

"Kalian siapa? Ada apa kerumah saya?"

Mereka bertatapan sebentar, Irene pun berjalan mendekatinya diikuti yang lain.

"Perkenalkan nama saya Bae Irene"

"Saya Son Wendy"

"Saya Park Jimin"

"Saya Jeon Jungkook"

"Saya Hwang Sinb"

"Dan saya Choi Yuju"Mata Seokmin tidak bisa lepas dari wajah Yuju.

"Kami dari tim rahasia mau bertanya apakah ini Rumah dari Lee Hongki?"Tanya Yuju.

Seokmin masih terdiam.
"Hallo"

"Hallo!"Sentak Jimin.

"Eh..iya..iya benar pemilik rumah ini adalah Lee Hongki"Jawab Seokmin.

"Sebenarnya dia adalah pengintai kami, kami akan menginterogasi"Ucap Wendy.

Seokmin mendadak tertawa membuat tim Yuju bingung.
"Kau tak tahu bagaimana bisa Orang mati bisa mengintai kalian"

"Maksudmu bagaimana?"Jungkook tak paham.

"Dimana dia sekarang?"Tanya Sinb.

Wajah Seokmin berubah sendu tawa nya mati.
"Mari kita kedalam sebentar"

Mereka menuju ke dalam rumah. Sinb menatap banyak barang antik dan ia melihat bingkai keemasan.

Seokmin datang sambil membawakan nampan berisi minuman.
"Sebenarnya Appa saya sudah meninggal 8 Bulan yang lalu"

Mereka tersendat bingung tak paham.
"Appa saya meninggal dikarenakan pembunuhan di Apartemen dan pelakunya tertangkap tapi dia sudah gila"

"Ja...jadi-"

"Iya kalian sudah ditipu"

"Bajingan gila! Sialan!"Jungkook mengacak acak rambutnya frustasi.

"Siapakah nama pelaku tersebut?"Tanya Jimin.

"Kim Dongwook"

"Dia sudah gila, jika ditanya diam seakan akan ya seperti anak gila!"

"Bagaimana kau bisa tahu?"Tanya Sinb.

"Dulu aku pernah bertanya padanya dan dia selalu menjerit 'jangan mendekat, aku pembunuh' yaa seperti itulah jeritannya"

Mereka mengangguk anggukan kepala.
"Jika kalian mau kesana? Kalian bukan malah membawa petunjuk tetapi luka lah yang kalian bawakan"Ujar Seokmin.

"Luka?"Jungkook tak paham.

"Yaiyalah diakan gila!"Tandas Sinb.

Mereka sama sama terdiam.
"Apa aku boleh ke toilet?"Tanya Yuju.

"Mari ku antar"Ucap Seokmin.

"Jangan!"Bantah Jungkook semua Orang menatap Jungkook bingung.

"Yakk Jungkook kita baru pertama kali disini! Kita bahkan tidak tahu dimana letak toilet!"Ujar Wendy

"Bukan begitu, Seokmin nanti tidak bisa menjaganya biar aku saja aku kan bisa masuk ke toilet"Ucap Jungkook memamerkan senyum nakalnya.

"Otak kau sudah dipenuhi dosa anak perawan!"Ucap Irene melemparkan bantal sofa padanya dan terkena wajahnya, Jungkook mengaduh kecil.

"Jangan Jungkook! Aku saja aku ahli nya masuk ke-"

"Sialan kau Jimin! Akan kubunuh kau!"Sentak Yuju.

Mereka tertawa. Yuju pun diantar Seokmin ke Kamar Mandi.
"Kamsahamida Seokmin Lee"Yuju tersenyum membuat pipi Seokmin memerah.

"Iya"Seokmin berlari kecil. Sesudah keluar, tanpa sengaja Yuju melihat di jendela belakang, ya benar saja seseorang pakaian serba hitam tengah mengintai Mereka.

Yuju berfikir sejenak, Yuju berjalan mendekati teman temannya. Ia melihat tidak ada kamera dibelakang teman temannya termasuk Seokmin, gadis itu mengedarkan pandangannya dengan tajamnya menatap semua barang.

"Kelihatannya ada kamera disini cepat kalian cari"

Mereka mencari, Wendy menemukan sebuah kamera pengintai disebelah sofa, ia membantingnya dan menginjaknya hingga hancur.

"Kamera ini disini"Ucap Wendy.

"Disini apakah pelaku sudah tahu bahwa kita akan kesini?"Tanya Jimin.

"Sepertinya"Jawab Sinb.

"Itu artinya kita..."

"DIJEBAK!"

"KITA KEDEPAN SEKARANG!"

Yuju kikuk sendiri ia bingung ia menatap Seokmin, sedangkan teman temannya pergi ke depan.

Jungkook bersama dengan temannya kedepan dan sialnya, Pria itu dapat lolos yang ketiga kalinya.

"Bajingan gila! Ia lolos kembali!"Teriak Jungkook frustasi.

Mereka menghela nafas nya. Sedangkan Yuju ia mendengarkan pengakuan Seokmin.

"Appa saya tengah menginap di sebuah Apartemen, saat ia membuka pintu ia pun tertusuk sebuah pisau diperutnya"Adu Seokmin.

Yuju berfikir sejenak.
"Tanggal apa Appa mu terkena tusukan itu?"

"23 Januari 2011"

"Apa nama apartemen tersebut?"

"*****lantai 4 nomor 64"

"Karena apa?"Yuju bertanya.

"Maaf ini rahasia"

"Tapi ini penting, ini juga bisa menyibak kasus Ayahmu"

Seokmin menghela nafasnya.
"Waktu itu Appa pernah bercerita padaku, bahwa ia sedang diperas agar membunuh gadis yang bernama Jung Eunha"

"Tapi, Appa tidak mau"Ucap Seokmin.

Yuju terdiam. Eunha? Pasti ada sangkut pautnya dengan Eunha.
"Pembunuhan Lee Hongki sekitar 8 Bulan yang lalu dan pembunuhan Eunha sekitar 7 Bulan yang lalu"

Seokmin mengangguk.
"Aku tahu satu hal"

"Appa mu tidak ingin membunuh Eunha kan, karna sang pelaku murka ia pun membunuh Appa mu, dan pelaku tersebut membunuh Eunha"

"Memang seperti itu"

"Aku sudah menemukan jalan nya"Yuju tersenyum kecil, ia keluar dari kamar Seokmin pergi menemui teman temannya yang mendesah di sofa.

"Dia kabur kembali brengsek bajingan gila sialan"Jungkook tak henti hentinya mengumpat.

"Aku mendapat sebuah informasi"Ucap Yuju berbinar.

"Informasi?"Jimin tak paham.

"Iya"
Yuju menceritakan semuanya.

"Oh"Mereka ber oh ria.

"Kita bagi bagi tugas sekarang"Ucap Yuju.

"Aku Sinb, Wendy pergi ke lapas mencari pelaku itu"

"Dan Jungkook Jimin Irene Eonni juga Seokmin pergi ke Apartemen yang menjadi pusat dimana Appa Seokmin ditusuk"

Mereka bernafas lega.
"Tapi kita harus cek semua mobil apakah ada kamera pengintai"

Mereka mengangguk.
"Ayok"

WITH SEOUL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang