Papper Is Gone

148 20 0
                                    

Yuju memandang langit langit atap kamarnya, ia melihat jam baru pukul 18.30. Yuju memandang kertas yang ia temukan di kantong Heechul. Dan ia baru sadar, bahwa Apartemen tersebut ada dimana lokasi Appa Seokmin terbunuh.

Ponsel nya berdering, Yuju mengangkat ponsel tersebut.
"Hallo Eonni?"

"Hallo juga Yuju, Yuju kita menginap di Apartemen sekarang"

"Jadi jika kita berdiskusi kita bisa menuju ke Apartemen tersebut, karna ada juga password jadi ya kita bisa aman"

Mata Yuju berbinar.
"Benarkah"

"Iya apa kita berdiskusi sekarang?"

Yuju menghela nafasnya.
"Aku lelah Eonni, besok saja ya"

Irene mendesah kecewa.
"Terserah mu lah"

Tut...

Yuju menghela nafasnya, ia beranjak dari kasur dan mulai menuju balkon. Ia memandang bulan yang nampak indah.

"Susah ya menjadi tim seperti ini"

"Selain harus sabar juga harus siap nyawa"

Yuju menghela nafasnya panjang.

.

.

.

.

Yuju melangkah kakinya menuju mobil, ia merapihkan jas nya almamater coklat tersebut dan mengaca pada mobil. Ia sedikit tersenyum lalu masuk ke mobilnya, ia memilih diantar sopirnya daripada berangkat sendiri.

.

.

.

.

Yuju keluar dari mobilnya ia berjalan menuju kelasnya, ia sebenarnya agak bosan kemana mana apalagi mengurus tentang Tim. Karna bukan itu saja yang ia urus, pekerjaan Sekolah juga.

Bell masuk pun berbunyi. Yuju duduk dibangku nya.

"Hai Yuju"Sapa Wendy.

"Hai juga"

Guru Kim pun masuk.
"Selamat Pagi anak anak"

"Pagi Ssaem"

"Sebelum saya memulai pelajaran saya mau mengumumkan sesuatu"

"Saya akan berikan tugas untuk menggambar alam semesta dan dikumpulkan Minggu depan hari Sabtu"

"Dan tugas ini saya buat kelompok 2 Orang"

Murid murid mendesah kecewa.
"Kelompok satu Lalisa dengan Bambam"

"Kelompok dua bla bla bla"

Dan sialnya.
"Kelompok empat Wendy dengan Rose"Wendy dan Yuju mendesah kecewa, ia ingin bersama agar mudah untuk menjadi Tim.

Lebih sialnya lagi.
"Kelompok duapuluh Yuju dengan Mingyu"Secarakan Mingyu Orangnya playboy, jika ia dengan Yuju apalagi Yuju itu sudah terkenal karna ia adik dari 4 Sunbae tampan itu.
"Ssaem harap kalian bisa mengerjakan lebih baik"

"Buka buku halaman 128"

Waktu pun berputar terasa cepat, berjam jam yang ditunggu pun datang yaitu bell pulang dimana banyak yang ingin menantinya.

Yuju menggendong tas nya dan melangkah pergi.
"Aku pergi duluan Wen"

"Iya hati hati"

"Ne"

Yuju melangkah kan kakinya, tiba tiba seseorang memanggilnya.

"Yuju"Sontak Yuju menoleh mendapati Mingyu berlari mengejarnya.

"Kita kelompoknya bersama kan"Yuju memandang Mingyu idiot sumpah udah diumumkan juga.

"Terus?"

"Kapan belajarnya?"

"Maunya kapan?"Yuju balik tanya.

"Yuju gimana sih, ditanya malah balik tanya"

"Aku maunya nanti"

"Yaudah nanti dimana?"

"Dirumahku aja"

"Jam?"

"3 Siang"

Yuju menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. 02.00 pm.
"Secara pasti aku nggak tahu rumah kamu"

"Nanti aku sharelock"

Yuju mengangguk anggukkan kepala.
"Aku pergi"Mingyu pun pergi.

"Yuju!"Teriak Irene, Yuju menoleh. Irene segera menghampirinya.

Irene menceritakan kejadian dimana ia dan para tim nya tengah pergi ke Rumah Sakit tepatnya Rumah Sakit Jiwa.

Yuju hanya menganggukkan kepalanya.
"Pembunuh Appa Seokmin sudah tuntas sekarang tinggal pembunuh Eunha"Ucap Yuju.

Irene mengernyit.
"Bukanlah pembunuh tersebut Eunwoo?"

Yuju menghela nafasnya.
"Aku tidak yakin, secara pasti Eunwoo sahabat baik Eunha tidak mungkin"

"Serah kau lah aku pergi dulu"

"Ne"

Irene akhirnya pergi, Ia pun melangkah pergi.
"Yuju"Lagi lagi ada yang memanggilnya.

"Ku mohon aku minta maaf kita pasti bisa balikan lagi kan"Iya Yuju tahu siapa itu kalau bukan Kang Daniel.

Yuju mengabaikan ia melangkah masuk kedalam mobil.
"Jalan Samchon"

Supir itupun menjalankan mobilnya. Sampainya, Yuju melangkah kan kakinya menginjak tangga untuk menuju atas. Ia melihat arlojinya tengah jam 2 lebih. Yuju menghela mafasnya pasrah.

Rasanya malas untuk kerja kelompok. Ia malas kemana mana pikirannya masih melayang pada kertas yang ditunjuk oleh Heechul tersebut.

Yuju duduk di kasur, ia pun mengambil bantal matanya melebar saat kertas yang diberikan Heechul hilang.

"Apa? Dimana kertas tersebut!"

"Aniya!"Yuju heboh sendiri, padahal ia taruh kertas tersebut dibawah bantal kenapa kertas tersebut tidak ada.

Yuju mengusap wajahnya frustasi. Ia pun mencari di sebuah laci laci meja. Bagaimanapun, kertas itu adalah petunjuk baginya untuk membawa dia mengungkapkan kebenaran. Kenapa harus hilang sih!

Yuju menyumpah serapahi dirinya. Ia pun berbaring lemah dikasur melihat arlojinya di pergelangan tangannya yang akan pukul setengah tiga.

"Kok bisa hilang sih!"Yuju ingin melempar semua benda didalam kamar ini, ia menyesal karna ia sembunyikan pada tempat yang tidak aman.

Sial, Sial, Sangat sial!. Yuju menghela nafasnya berusaha tenang. Yuju pun bersiap untuk ke Rumah Mingyu.

Ia siapkan semuanya hingga lupa masalah yang lainnya, Yuju berlari turun kebawah, matanya pun menajam saat melihat kertas pikirannya melayang menuju kertas yang ditunjuk Heechul. Ia pun menghampiri kertas tersebut dengan langkah cepat.

Yuju pun meraih kertas tersebut, senyumnya pudar, ia kecewa seakan akan harapannya hilang begitu saja. Kertas ini kosong tidak ada apa apanya, hanya ada bekas tip-x yang ada. Yuju menghela nafasnya.

Ia pun menyimpan kertas tersebut kedalam sakunya pergi ke Rumah Mingyu.

~Terkadang kecerobohan dapat membawa seseorang dalam masalah~

WITH SEOUL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang