Chapter 20

24.2K 1.9K 187
                                    

◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️
.

.

Call mode on.

"Halo,"

"Tuan muda,"

"Apa kau sudah menemukan Hyeri?!"

"Dia pingsan di pinggir jalan, dan seorang pria membawanya masuk ke mobil. Kini kami sedang mengikuti mobil itu dari belakang,"

"Aku akan pergi kesana sendiri untuk menjemputnya pulang!"

Call mode off.

Cekreeeek

Pintu ruang kerja Jungkook terbuka. Seorang pria dengan tatapan tegas menatap Jungkook dengan celurit di tangannya.

"Kau!"

"Tuan muda yang gagah, kaya, sekaligus sombong! Aku datang untuk menjadi malaikat kematianmu!" Pria paruh baya itu berdiri tegap di pintu dengan tubuh yang penuh dengan bercak darah. "Aku sudah membunuh semua orang yang ada di dekatmu, dan kini aku akan membalaskan rasa sakit hatiku sebagai orang yang kau injak-injak, sekaligus sebagai ayah yang putrinya kau campakan!" ungkapnya.

"Jadi kau pelakunya?!" Jungkook mengepalkan kedua tangannya menatap marah pada ayah Hyeri yang tersenyum tanpa rasa bersalah di hatinya.

"Aku memang penjahat, kuakui itu! Aku meninggalkan istri dan putriku ketika dia berusia tujuh tahun karena aku tidak ingin ia tahu, jika ayahnya seorang pria brengsek. Namun, aku tetaplah seorang ayah, yang punya batas sabar jika putriku kau injak-injak harga dirinya." Pria itu merasakan hatinya bergetar, emosinya tak mampu terbendung, dengan air mata di pipinya tatkala membicarakan perihal putrinya yakni Hyeri.

"Aku tahu, aku menyesali segalanya. Hyeri telah marah padaku dan dia pergi jauh meninggalkanku ...," Jungkook pun ikut murung setelah membicarakan kenyataan tentang Hyeri. "Tapi apa yang kau lakukan tidak bisa dibenarkan! Kau sudah membunuh orang-orang yang tidak bersalah!"

Sementara pria paruh baya itu hanya smirk sembari menatap celurit di tangannya. "Kita impas! Kau tidak punya siapa-siapa di sisimu, dan aku juga tidak punya siapa-siapa di sisiku. Setelah membunuhmu, aku juga akan membunuh diriku sendiri. Dendam ini akan berhenti, dan tidak ada lagi yang sakit hati ...," Ayah Hyeri begitu tenang. Ia pun menyeret celurit itu mendekati Jungkook.

"Kau tidak bisa membunuh ayah dari cucumu!" Langkah kaki ayah Hyeri pun seketika berhenti. Mendengar ucapan Jungkook barusan, semakin menambah rasa sakit di hatinya atas nasib sang putri yang terlantar. "Aku mohon ampun karena kejahatanku padamu dan juga putrimu. Izinkan aku menebus dosaku untuk bertanggung jawab atas anak yang dikandung Hyeri. Hentikan dendam ini, dan restui kami." Jungkook pun berlutut pasrah atas apa yang hendak dilakukan ayah Hyeri setelah mendengar pengakuannya. Tangannya bergetar, dan air matanya jatuh deras. Secara sadar, cerlurit itu dijatuhkan oleh ayah Jungkook dan ia pun ikut berlutut untuk menangisi semua perbuatannya.

"Aku telah menelantarkan putriku dan juga istriku selama belasan tahun. Aku menjadi penjahat, dan tak ingin putriku tahu bagaimana tentang ayahnya. Tuan muda, mohon jadilah penggantiku sebagai ayahnya. Berikan kasih sayang seorang ayah yang melindungi, mencintai, menyayangi, dan bertanggung jawab atas dirinya." Jungkook mengangguk mendengar ucapan ayah Hyeri, dimana ia pun sudah tak berdaya dan ikut menangis. "Bawa putriku kembali, dan jagalah dia. Gantikan apa yang pernah hilang, dan tolong sampaikan padanya jika walau ayahnya adalah penjahat, aku sangat menyayanginya." Tangis terisak pun tak berbendung lagi.

Sementara di lantai bawah.
"Cepat kita kepung di lantai atas!" ucap beberapa polisi yang sudah mengepung kediaman Jeon Jungkook. Semua pasukan polisi bersenjata lengkap telah menuju lantai atas tepat ke kamar Jungkook. Ditemukannya mayat Yona yang tewas secara mengenaskan di dalam kamar.

Sementara di waktu bersamaan seorang pria datang di ruang kerja Jungkook membawa sebilah pisau yang ia gunakan untuk menganiaya ayah Hyeri. "Pembunuh! Mati kau sekarang!" pekik ayah Jungkook yang datang secara tiba-tiba dan menikam ayah Hyeri secara bertubi-tubi. Jungkook mencoba menghentikan pertengkaran itu, dimana keduanya saling menusuk dengan senjata masing-masing.

Jreep

Jungkook terkena tikaman dibagian perut samping kirinya dan membuatnya langsung tepental menepi ke tembok.

Dooor

Dooor

Aksi perkelahian itu dihentiak polisi dengan penembakan secara berkala pada ayah Hyeri yang juga mengenai ayah Jungkook. Aksi itu pun membuat keduanya tewas  di tempat akibat kehabisan darah sekaligus luka tembakan dari polisi.

Di sisa-sisa dayanya, Jungkook hanya bisa menangia melihat aksi pembantaian yang terjadi di hadapan matanya. Kejadian itu membunuh semua orang yang ada di sisinya, menyisakan ia seorang diri.

"Aku sengaja meminta Hyeri pergi dari rumah ini, supaya dia tidak jadi korban pembunuhan sadis ini. Namun, aksiku itu salah dimana sekarang aku kehilangan dia ...," lirih Jungkook yang langsung menutup matanya karena luka tikaman di perutnya.

.

***

Di waktu yang berbeda. Hyeri telah berada disebuah ruangan kamar mewah bernuansa putih dan klasik. Dua orang perawat telah membantu memeriksa infus dan juga peralatan medis laiinya. Perlahan mata Hyeri terbuka, dan ia hanya melihat langit-langit kamar mewah. "Dia sudah sadar!" ungkap seorang perawat yang mendapati Hyeri telah bangun dari pingsannya. "Aku akan panggil tuan muda!" Sementara seorang perawat lainnya pun bergegas pergi meninggalkan kamar.

"Aku dimana?"

"Nyonya ada dikediaman tuan Kim," jawab seorang perawat dengan senyum mereka di wajahnya.

Hyeri pun masih merasakan pusing, tapi ia begitu penasaran dan memaksakan untuk bangun. Tak lama seorang pria tinggi, tampan, dan gagah masuk ke kamar tersebut menemui Hyeri. "Sudah bangun rupanya," sapa pria tersebut. Pria dengan senyum sangat manis berjalan mendekati Hyeri dan duduk di sisi ranjang bersebelahan dengan Hyeri.

"Kim Seokjin ...," Lirihnya.

"Kemarin kau pingsan di jalan, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi itu membuatku sakit hati dengan keadaanmu yang memprihatinkan." Seokjin kemudian memeriksa suhu badan dahi Hyeri dengan punggung tangannya. "Bagaimana denganmu sekarang? Sudah merasa baikan?!" lanjut Seokjin yang menatap dengan penuh ketulusan dan rasa khawatir terhadap wanita yang pernah singgah di hatinya itu.

"Aku sudah baikan. Sepertinya aku sudah baikan, dan aku akan pergi. Sebelumnya terima kasih banyak atas bantuannya, dan maaf sudah merepotkan." Hyeri pun mencoba beranjak, tapi ditahan oleh Seokjin.

Pria itu memegangi kedua tangan Hyeri dan menatapnya sangat dalam. "Aku melihat penderitaan di matamu. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi lagi," imbuh Seokjin dengan tatapan tegasnya.

Kim Seokjin adalah mantan kekasih Hyeri ketika SMA. Seokjin adalah kakak kelasnya dulu, walau hubungannya hanya berlangsung setahun saja, tapi dulunya Seokjin sudah sangat dekat dengan keluarga Hyeri begitu pula sebaliknya. Hingga tidak heran jika kehadiran Hyeri di rumah itu disambut baik oleh seluruh keluarga Seokjin yang kaya raya tersebut. Namun, hati tidak bisa dibohongi. Senyaman apa pun tempatnya kini, Hyeri masih tidak bisa menampik Jungkook dari benaknya. Mungkin ini adalah jalan terbaik, karena Jungkook mungkin sudah bahagia dengan Yona pikirnya.

To be continued ....

Silahkan beri masukan, dan keluarkan uneg-uneg kalian. Siapa tahu bisa ku notice, dan bisa kusambungin di part berikutnya. Enjoy ....

 Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TUAN MUDA - [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang