◻️◻️◻️Happy Reading◻️◻️◻️
.
Seharian ini Hyeri bahkan lupa untuk mengurusi dirinya sendiri, karena terlalu khawatir akan kesehatan JunGuk. Walau dokter telah memberi tahu untuk tidak khawatir, tapi naluri seorang ibu tidak bisa menipunya.
Seperti yang diketahui, Jimin memang akan selalu ada sebagai pengganti sosok Jungkook diantara keduanya. Ia pun datang menghampiri Hyeri yang sedang bersandar di kursi menanti putranya sambil membawa sekantong kresek makanan kotak. "Hye, aku tahu kau belum makan," ucap Jimin sambil duduk di sebelah Hyeri dan membuka nasi kotak yang ia bawa dari kantor. "Ini makanan untukmu, makanlah!" ujar Jimin dengan senyum menawan yang membuat Hyeri terkagum.
"Terima kasih," jawab Hyeri pelan sembari menerima pemberian Jimin.
"Aku sudah memberitahu Jungkook, tapi tampaknya dia sangat sibuk di kantor hingga menolak pergi ke sini menjenguk JunGuk," ucap Jimin dengan nada lirih sambil melirik Hyeri yang terlihat kecewa mendengar ucapan Jimin. "Tenanglah ... aku akan di sini menemanimu," ucap Jimin sambil menepuk pundak Hyeri. Namun, Hyeri masih terlihat risih atas sentuhan pria lain terhadapnya, hingga ia buru-buru menyingkirkan tangan Jimin dari pundaknya. "Baiklah, silahkan makan yang banyak! Aku akan mengajak JunGuk bermain," ucap Jimin sambil beranjak dan menghampiri JunGuk yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit.
Saat ini Hyeri terlihat sangat kecewa dengan sikap acuh Jungkook, makan pun terasa hambar dan ia masih menahan kesedihannya atas itu. Hyeri ingin menelpon Jungkook, tapi ponselnya mati karena lupa mengisi daya. Di sebelah sana ada Jimin yang selalu mencuri pandang menatap wajah Hyeri yang sedang bersedih.
.
***
Malam sudah menjelang.
JunGuk sebenarnya sudah boleh pulang, tapi Hyeri memutuskan untuk membiarkan putranya bermalam di rumah sakit supaya kesehatannya pulih betul. Saat itu, Jimin pun masih ada di sana menemani Hyeri yang menunggu JunGuk.
"Kau pulanglah! Biar aku sendiri yang mengurus putraku!" ungkap Hyeri dengan nada lugas.
"Tidak masalah, aku tidak keberatan!" kekeh Jimin menolak permintaan Hyeri.
"Tapi aku keberatan!" elak Hyeri yang membuat suasana sangat canggung. Hyeri masih belum nyaman dengan keberadaan Jimin diantara dirinya dan putranya dalam situasi seperti ini.
"Baiklah, aku akan pulang. Mudah-mudahan besok aku bisa membawa Jungkook untuk menjenguk putranya," ungkap Jimin dengan nada yakin. Namun, tampaknya Hyeri sudah sangat marah dan hanya mendengkus mendengar ucapan Jimin.
"Jangan lupa istirahat, Hye ... aku tidak mau kau sakit," pungkas Jimin sambil beranjak pergi meninggalkan ruang tempat JunGuk dirawat.
Greeeeep
Pintu ruangan tertutup. Jimin tampak sedang tersenyum dengan smirk di wajahnya. Ia memeriksa ponsel hpnya dengan notification panggilan tak terjawab yang jumlahnya puluhan dari Jungkook.
Malam itu sangat dingin. Hyeri hanya duduk diam dalam ruangan yang terang menanti putranya yang tertidur pulas. Ia terlihat termenung dengan banyaknya kejadian yang membuatnya kecewa pada sang suami. "Dia lebih mementingkan pekerjaan dari pada kami? Ini benar-benar keterlaluan!" Hyeri terlihat menitikan air matanya.
.
***
Sesampainya di rumah Jungkook, Jimin segera berjalan menuju kamarnya. Namun, langkahnya langsung terhenti saat melihat Jungkook ada di depannya. "Jim, kenapa kau tidak mengangkat telponku?" tanya Jungkook dengan nada kesal. Namun, Jimin pun seketika menjawab, "maaf, tapi ponselku tadi ketinggalan di kantor. Aku baru saja mengambilnya dan pulang," elak Jimin dengan nada yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN MUDA - [TAMAT✓]
Fanfiction[BACA SEBELUM DI PRIVATE] Adult Story preview _______________________________ Dia adalah pria yang terkenal akan kesombongan dan juga angkuh. Pria bermarga 'Jeon' tersebut mampu memiliki apapun yang ia mau, termasuk harga diri. ___________________...