◻️◻️◻️Happy Reading ◻️◻️◻️
.
Malam semakin larut.
Seusai berenang bersama, keduanya pun memilih untuk tidur. Masih dalam keadaan seperti biasa, Jeon Jungkook memperlakukan Hyeri dengan sangat baik. Di sisi ini tampak sekali kehangatan yang dirasakan Hyeri dibalik sikap dingin dan egoisnya selama ini. Jeon Jungkook saat ini hanya bisa tunduk karena Hyeri, tentu gadis tersebut sangat special untuknya. Walau cinta itu tidak sepenuhnya dimiliki, tapi Hyeri lah satu-satunya wanita yang mampu mengetuk ruang kosong di hati Jungkook selama 5 tahun terakhir.
"Tuan, apa anda sudah tidur?" tanya Hyeri dengan nada pelan. Pria berhidung mandung itu pun meraih pinggang Hyeri dan memeluk erat tubuhnya. "Aku belum tidur," jawab Jungkook dengan nada berat. Pria tersebut pun membelai surai panjang Hyeri dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. "Tuan, apakah anda mau jalan-jalan diakhir pekan?" tanya Hyeri yang tampak merencanakan sesuatu. Gadis tersebut menatap Jungkook dengan penuh harap.
Mendengar pertanyaan Hyeri, Jungkook pun menatap Hyeri dengan senyum singkat di wajahnya. "Boleh, bagaimana kalau kita pergi ke pulau Jeju? Tempat yang romantis dan sangat damai, aku akan segera mendapat anak darimu," sambut Jungkook bahagia dibarengi mengecup bibir Hyeri. "Hissh, selalu saja itu yang dipikirkan. Tapi boleh, asal kita pergi bersama Arra, ya?!" tawar Hyeri dengan penuh semangat. Mendengar penawaran itu raut wajah Jungkook seketika berubah kesal, terlebih mendengar kata Arra.
"Lupakan! Aku tidak mau bersama anak jalang itu!" umpat Jungkook dengan nada kesal.
"Tuan muda, sayang ... kalau mau punya anak dariku, biarkan kita belajar menjadi orang tua dengan mengasuh Arra dengan benar. Kau kan belum mengenal Arra, jadi akan lebih baik jika saling dekat maka kasih sayang akan tumbuh dengan sendirinya. Ingatlah, di dalam tubuhnya mengalir darahmu, dan itu tidak bisa terelakkan." Hyeri mencoba merayu. Ini mungkin sulit dilakukan orang lain, tapi tidak untuk Hyeri. Dengan usahanya akhirnya Jungkook mengangguk dan menyetujui permohonan Hyeri yang ingin membawa Arra bersama mereka.
"Baiklah ...," ucap Jungkook dengan nada kurang bersemangat.
"Benarkah? Aku bahagia sekali," sambung Hyeri dengan senyum merekah di wahahnya. Hanya Hyeri lah yang bisa membolak-balikkan hati Jungkook, yang sangat keras menjadi selunak ini. "Tapi semua ada syaratnya. Selama di sana kau tidak boleh lagi menolak keinginanku," inbuh Jungkook.
"Nee," jawab Hyeri dengan penuh semangat.
Malam yang berlalu cukup panjang. Hyeri dan Jungkook terlelap untuk menyambut esok hari. Sepanjang malam, Hyeri terus memikirkan cara untuk bisa membuat ayah dan anak ini bisa bersama seperti selayaknya. Mungkin ini sulit, tapi Hyeri yakin di dalam hati paling dalam Jeon Jungkook masih ada kepedulian dan kasih sayang terhadap orang lain.
.
***
Pagi harinya suasana masih sama seperti biasanya, Hyeri bangun lebih awal. Ini adalah pertama kalinya ia tidur seranjang dengan pria yang sepanjang malam memeluknya. Sesaat menatap wajah Jungkook yang masih terlelap memberikan kehangatan kasih sayang seorang Ayah yang lama didambakan Hyeri, ia begitu terharu dan tak henti memandang penuh senyum pada pria yang kini di hadapannya. Hingga akhirnya Hyeri sadar tentang tujuan utamanya untuk menemui sang Ayah. "Aku harus mencarinya ...," gumam Hyeri dengan nada pelan dengan tatapan yang bingung. Mendengar suara itu, Jungkook pun terbangun. "Sudah bangun? Aku hanya mau mencari sela di hatimu dan menjadi satu-satunya milikmu," jawab Hyeri dengan senyum manis di wajahnya. Mendengar hal itu, Jungkook pun seketika mengecup bibir Hyeri dengan sangat lembut.
Setelah bangun, keduanya pun segera bersiap-siap untuk ke kantor. Esok sudah weekend, tentu Jungkook akan sangat sibuk di kantor untuk mempersiapkan liburnya bersama Hyeri. Suasana pagi di meja makan. Sepertinya ada yang canggung di sini, yakni Ayah Jungkook yang tampak memasang wajah marahnya sepanjang melihat Hyeri, hal itu bukan tanpa alasan tentu karena tuan Jeon memang tidak menyukai Hyeri dekat dengan putranya. "Seketika rumah ini seperti neraka!" umpatnya yang terlihat tak berselera makan satu meja dengan Hyeri. "Silahkan tinggalkan makananmu, aku bisa mengirit pengeluaran rumah jika kau memang tidak mau makan!" jawab Jungkook dengan nada sinis. Pertengkaran keduanya pun seketika membuat suasana menjadi canggung.
"Bagaimana mungkin anakku bisa tunduk dan patuh pada seorang assistant yang rendah? Aku yakin, pasti kau sengaja menggoda anakku supaya bisa menikmati harta kekayaan keluargaku, bukan?" sindir ayah Jungkook yang ditujukan pada Hyeri. "Aku tidak begitu!" elak Hyeri yang seketika merasa bingung dengan ucapan Ayah Jungkook.
Braaaak
Meja makan digebrak Jungkook membuat sebuah gelas jatuh ke lantai dan pecah. "Cepat enyah dari pandanganku! Muak rasanya melihat tua bangka sepertimu mengomentari keputusanku!" umpat Jungkook.
"Tuan muda, mengapa anda bicara kasar sekali?!" lerai Hyeri yang tidak tahu apa pun soal hubungan ayah dan anak yang retak ini. Karena tidak bisa menahan emosi Jungkook pun beranjak dari tempat duduknya dan menarik tangan Hyeri untuk pergi meninggalkan ruang makan.
Keadaan ini masih belum dimengerti Hyeri, ia pun terus bertanya sepanjang Jungkook menarik tangannya. "Tuan, kenapa anda bicaranya kasar sekali?" tanya Hyeri. Jeon Jungkook pun menghentikan langkahnya dan menatap Hyeri dengan sangat dalam. "Tolong jangan bertanya lagi soal ini! Aku tidak suka masa laluku diungkit!" jawab Jungkook dengan nada tegas. "Apa pun itu, anda tidak pantas bicara sekasar itu pada orang tua!" imbuh Hyeri. "Ini masih jauh lebih baik. Harusnya pria itu kutembak kepalanya dengan timah panas supaya berhenti menjadi parasit!" imbuh Jungkook dengan nada marah. Ia sangat marah, bisa dilihat dari sorot matanya yang penuh kebencian. Ada apa? Mengapa Jungkook membenci ayahnya? Pertanyaan ini kembali memenuhi otaknya.
Saat sedang menunggu mobil kantor. Jungkook duduk di kursi teras sambil memainkan ponselnya, di saat bersamaan Hyeri melihat Arra dan susternya hendak menaiki mobil untuk berangkat ke sekolah. Melihat pemandangan ini, Hyeri segera berlari menghampiri Arra yang sudah siap berangkat ke sekolah dengan seragam yang rapi. "Nona muda mau sekolah?" tanya Hyeri penuh semangat. Gadis cilik itu pun mengangguk dengan wajah polosnya. "Nona ayo ikut aku!" Hyeri pun menarik tangan Arra mendekati Jungkook yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Tuan muda, mobil kantor sudah datang ...," panggil Hyeri. Pria tampan itu pun langsung menaruh ponselnya di dalam jas sambil melirik Hyeri. Tatapannya berubah marah saat melihat Hyeri menggandeng tangan putrinya. "Ini benar-benar membuatky muak!" umpat Jungkook sembari bangkit dari kursinya. "Celat cuci tanganmu! Kau akan pergi bersamaku ke kantor! perintah Jungkook.
"Kita akan berangkat bertiga bersama nona muda. Sepertinya menyenangkan jika bisa mengantar nona muda ke sekolah setiap pagi, boleh kan?" tanya Hyeri dengan nada antusias.
"Jangan bicara omong kosong!" kesal Jungkook melirik sinis. Mendengar kemarahan itu, Arra hanya menunduk diam menahan tangis. "Tapi aku ingin pergi bersama nona muda," jawab Hyeri.
"Aku tidak suka dibantah!" ujar Jungkook dengan nada marah. Hal itu semakin membuat Arra ketakutan dan menangis dalam diamnya. "Kenapa anda bicara sekasar itu pada anak semanis nona muda?" tanya Hyeri dengan nada kecewa. "Kau hanya buang-buang waktuku untuk hal yang tidak penting!" kesal Jungkook.
"Aku tidak akan ikut dengan anda ke kantor kalau anda menolak pergi bersama nona muda!" kekeh Hyeri. Jungkook pun mengambil tasnya dan memasuki mobil segera. Tampaknya ia masih sangat marah dan tidak ingin mendengar permohonan Hyeri. Namun, ini adalah hal wajar untuk membiasakan keduanya saling dekat. Hyeri tetap berusaha semampunya.
To be continued ....
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN MUDA - [TAMAT✓]
Fanfic[BACA SEBELUM DI PRIVATE] Adult Story preview _______________________________ Dia adalah pria yang terkenal akan kesombongan dan juga angkuh. Pria bermarga 'Jeon' tersebut mampu memiliki apapun yang ia mau, termasuk harga diri. ___________________...