BAB 2

56 4 0
                                    

Gani

"Gan, jangan lupa...besok sampai bandara sebelum jam 7" ucapan Binta padaku imi cukup untuk membuat otak langsung mengingat apa yang telah dia ucapkan lebih dari 3 kali hari ini.

"Iya Bin. Gue gak lupa. Lo tenang aja deh" ujarku santai dengan tangan yang masih sibuk membersihkan kamera.

"Ini proyek besar ya Gan. Kalau kita bisa dapatkan kepercayaan dari sebuah perusahaan fashion besar seperti Kyla Fashion ini, citra perusahaan fotografi kita ini akan sukses besar dikenal di kalangan mereka"

Sudah 3 tahun sejak aku memutuskan untuk memulai membangun perusahaan fotografi ini karena hobi yang memang telah lama kutekuni. Sebelumnya aku memang memilih untuk melakukan kehidupan normal, menjadi pegawai kantoran dengan gaji dan jabatan yang meyakinkan serta bonus yang tentu selalu berdatangan. Tapi ternyata itu semua tak lantas mengubur apa yang sebenarnya aku inginkan sedari dulu. Menjadi seorang fotografer profesional seperti saat ini. Meski sebenarnya keinginan terbesarku yaitu dapat menjadi seorang fotografer alam yang bebas mengelilingi setiap titik di bumi ini. Mungkin kelak itu akan terwujud, dan bukan sekarang.

Aku bersiap-siap dengan terburu-buru. Alarm sialanku yang sudah kupasang di angka 5 ternyata tak cukup kuat untuk membangunkanku dan berimbas dengan aku yang harus bergegas menuju ke bandara kalau tidak ingin tertinggal pesawat.

"Ganii..gila lo ya!! Jam berapa ini?!" Aku yang masih terengah-engah karena harus berlari inipun dengan pasrah menerima omelan dari Binta.

"Masih ada 10 menit sebelum jam 7 kan Bin. Yuk!" ujarku tak ingin memperpanjang masalah keterlambatanku ini.

Hari ini aku dan Binta serta beberapa timku akan berangkat ke Raja Ampat untuk melakukan pemotretan bersama salah satu perusahaan fashion ternama di Indonesia, Kyla Fashion. Ini adalah proyek terbesar yang kami dapatkan sepanjang pendirian perusahaan ini. Itulah mengapa Binta partnerku ini begitu mewanti-wanti diriku agar benar-benar tidak akan meninggalkan kesalahan sekecil apapun bagi project ini.

"Si Radit beneran gak ikut Bin?" tanyaku pada Binta begitu pesawat yang kami naiki sudah terbang bebas di udara.

"Kerjaan dia gak bisa ditinggal Ga. Lo tahu sendiri sesibuk apa seorang pengacara kalau udah dapet kasus" ujar Binta.

Radit dan Binta adalah dua kenalan terdekatku sepanjang hampir 10 tahun terakhir ini. Dan seperti yang sudah bisa ditebak, mereka berdua pacaran.

Setelah hampir 5 jam kami harus naik turun pesawat dua kali, kami akhirnya sampai di sebuah penginapan yang terlihat begitu mewah. Bukan hanya fasilitas penginapannya saja, namun juga pemandangan hamparan lautan pasir putih yang begitu indah tampak seolah melambai pada siapapun yang menginjakkan kaki di penginapan ini.

Perusahaan yang akan menjadi klien kami ini sudah menyediakan satu villa yang cukup besar untuk menampung aku, Binta, dan 5 orang yang ikut bersama kami. Ini benar-benar akan menjadi kenikmatan untukku. Selain bekerja, aku juga akan mendapatkan view bagus untuk koleksi fotoku.

"Bagaimana Mbak Binta, Mas Gani...suka dengan fasilitas yang kami sediakan ini. Atau butuh sesuatu yang lain?" tanya seorang perwakilan dari Kyla Fashion yang belakangan kutahu bernama Rianti. Umurnya mungkin 4-5 tahun lebih tua dariku.

"Ini sangat cukup Bu. Terima kasih" ujar Binta seraya memperlihatkan senyuman teramahnya.

"Kita akan mulai melakukan pemotretan besok. Jadi hari ini kalian bisa santai dan menikmati segala fasilitas maupun pemandangan yang kalian lihat di sini. Nanti malam mungkin akan ada rapat sejenak untuk mempersiapkan segalanya, tapi selain itu kalian bebas melakukan apapun" ujar perempuan itu lagi.

RasaWhere stories live. Discover now