PENGAGUM SENJA

1.7K 16 2
                                    


Kawasan pinggiran Pantai Panjang mulai tampak ramai.

Mentari perlahan tumbang di cakrawala merah saga.

Semua tampak gembira menyambutnya.

Meski saat senja datang, penyair pun tak bisa menjawab

Apakah bumi yang pergi meninggalkan. Atau justru matahari yang mengucapkan selamat tinggal..


Aku masih terpaku,

Menatap siluet gadis berkerudung lembayung bernama Senja.

Mana yang lebih indah?

Senja yang mulai jingga di cakrawala?

Ataukah pipinya yang merah merona?

Entahlah...

Tapi menatapnya dari kejauhan, Cukup untuk menggambarkan makna kebahagiaan.


Mentari pun mulai menghilang di ujung lautan.

Saatnya mengucapkan selamat tinggal pada senja yang indah

Bersamaan lambaian tangan yang pamit berpisah.

Bukan hanya matahari yang tenggelam,

Melainkan juga sebuah rasa yang ikut menguap hilang.


Terkadang aku iri pada langit,

Selalu menerima senja apa adanya.

Tak peduli bila ia merah merekah bahagia,

Ataupun menyisakan awan hitam gelap berduka.

Sesal itu datang, Benci pada keadaan.

Tak mampu untuk sekedar menyapa kehadirannya yang singkat.


Aku mengutuk diri sendiri.

Haruskah menunggu hilangnya senja,

Untuk menunjukkan eksistensi benderangnya bintang di pekatnya malam?


Namaku Bintang Saputra.


Dan aku masih menjadi pengagum senja yang setia


Entah sampai kapan.....


BAIT-BAIT UNTUK SEMESTA, KUMPULAN PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang