Bulir sejuk bernama kenangan itu perlahan datang,
Merambat pelan dalam jutaan kerinduan
Akan rentetan kisah bermahkota perasaan.
Lorong kelas menjadi saksi,
Berlatarkan lapangan upacara yang tak lagi rindang di pagi hari.
Ketika kelu berujar,
Sekeras meja cokelat yang tergores coretan ujian
Atau nama sang mantan yang kembali terkenang.
Saat hujan turun,
Rinai air menjelma jadi kenangan.
Warisan ingatan yang boleh jadi ditertawakan
Atau berujung isak tangis akan kuntum rindu yang menggenang.
Ah, langit Smekta boleh saja tak terlihat lagi esok lusa.
Tapi percayalah,
Bumi yang dipijak akan selalu mengutas senyum
Untuk awan putih di indahnya cakrawala.
Kelak bila waktu luang itu datang,
Carilah kunci untuk membuka kotak kenangan
Berlatarkan senandung cinta yang temaram.
Hingga pertanyaan kecil itu tiba-tiba menyerang,
"Smekta ku, apa kabarmu sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAIT-BAIT UNTUK SEMESTA, KUMPULAN PUISI
PoetryKUMPULAN PUISI, SAJAK, ATAUKAH CORETAN SEDERHANA LAINNYA DENGAN BERAGAM GENRE DAN TEMA.. HANYA MENGEMUKAKAN, BERBAGI PADA DUNIA