PROLOG

40 5 0
                                    

Unggulan Bangsa Internasional Senior High School atau sering disebut UBI Senior High School, sebuah sekolah menengah atas yang dihuni siswa-siswi yang berasal dari manca negara, seperti China, Korea, Inggris, dan Jepang.

Jangan lupakan Indonesia sebagai pemilik sekolah, siswanya pun tak kalah banyak untuk ikut andil sebagai siswa didalam sekolah tersebut.

Yah, setidaknya, sekolah ini memiliki tiga gedung yang berbeda walau posisinya berdekatan. Terbagi menjadi tiga bagian.

Untuk bagian sayap kanan, disana adalah gedung untuk tempat ruangan kepala sekolah dan para staff pengajar dan ruangan organisasi-organisasi yang ada disekolah ini. Untuk bagian tengah, bangunan ini adalah untuk kelas-kelas untuk anak-anak yang berasal dari Indonesia. Sedangkan untuk bagian sayap kiri, bangunan ini berisi kelas-kelas untuk anak-anak yang berasal dari luar negeri.

Entah kenapa yang membangun sekolah membuat pembagian semacam itu. Mungkin agar gampang jika ingin mencari ruang kepala sekolah, guru-guru, ataupun murid-murid yang berbeda negara.
Sekolah ini memanglah sebuah sekolah internasional dengan kredibilitas A. Salah satu sekolah terbaik diseluruh dunia. Hanya menerima siswa dari kalangan berada ataupun siswa dengan prestasi tinggi.

Salah satu siswa yang dapat diterima di UBI Senior High School dengan prestasi tinggi adalah seorang gadis dengan surai panjangnya yang baru saja turun dari mobil itu.
Yah, dia Sherin Pricilla. Seorang gadis cantik bersurai panjang dengan kepribadian yang sulit ditebak. Berprestasi dan berasal dari keluarga yang berada.
Dengan wajah datarnya dia berjalan menuju gerbang sekolah untuk masuk kedalam.

"Sherin!"
Sebuah suara membuat langkah Sherin terhenti. Gadis itu menoleh kebelakang dan mendapati kedua sahabatnya tengah berlari kearahnya.

"Kau baru datang?" tanya salah satu sahabatnya itu. Dia Shava Elyanza, gadis bersurai panjang dan berwajah imut dengan kepribadian yang ceria dan tegas. Berprestasi dan berasal dari kalangan berada.

Sherin hanya menatap Shava datar, lalu memutar bola mata malas.
"Kau tak lihat aku baru saja akan masuk ke gerbang? Ya jelaslah aku baru saja datang. Gitu aja nanya." jawabnya ketus.

"BWAHAHAHAHA" gadis yang datang bersama Shava tadi tiba-tiba terbahak mendengar jawaban Sherin.
Dia Shuzan Valencia, si gadis manis dengan surai panjang berponinya yang membuat dia tampak menggemaskan. Berkepribadian tegas dan selalu perfeksionis. Berprestasi dan berasal dari kalangan berada.

Shava yang tengah cemberut sadar mengapa Shuzan tertawa dan langsung mencubit pinggang Shuzan.

"Aaaa!!! Sakit bodoh!" geram Shuzan.
"Apa? Bodoh? Apa tadi? Coba ulangi! Kau sendiri ngapain ketawa, huh!?" ucap Shava dengan mata melotot.

"Hahahahha" Shuzan kembali tertawa. "Kau sendiri ngapain pakai mengajukan 'pertanyaan yang nggak penting' kayak gitu? Yah udah jelas banget lah Sherin bakal jawab ketus gitu. Hahahaha..." lanjutnya sambil tetap tertawa.
Shava mendengus. Sedangkan Sherin hanya diam menatap tingkah kedua sahabatnya itu.

"Bisakah kita masuk sekarang? Jika kita tak masuk sekarang juga, kita akan mendapat bangku bagian belakang. Dan kalian tahu apa yang akan kulakukan jika hal itu sampai terjadi bukan?" ucap Sherin dengan mata menajam menatap kedua gadis didepannya itu.

"Iya iya. Ayo masuk! Jangan sampai hal itu terjadi atau-"
"Atau Sherin akan mengomel 7 hari 7 malam, menghabiskan jatah uang saku kita, dan mengunci kita digudang rumahnya yang terbilang angker itu selama 3 jam. Dan itu tak akan terjadi 2 kali dalam hidupku." Shuzan memotong ucapan Shava. Dihembuskannya nafas lelah saat mengingat kejadian 3 tahun yang lalu saat mereka pertama kali masuk SMP.

Sherin menyeringai, "Nah itu tau. Ayo masuk." lalu berbalik dan kembali berjalan menuju gerbang sekolah.
Shuzan dan Shava berjalan cepat menyamai posisi Sherin dan berjalan beriringan.

Comfort ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang